AFPI: Banyak Karyawan Pinjam Uang ke Pinjol untuk Gaya Hidup
Mereka tumbuh gara-gara perilaku masyarakat yang meminjam untuk kebutuhan konsumtif.
Mereka tumbuh gara-gara perilaku masyarakat yang meminjam untuk kebutuhan konsumtif.
AFPI: Banyak Karyawan Pinjam Uang ke Pinjol untuk Gaya Hidup
Banyak Karyawan Pinjam Uang ke Pinjol untuk Gaya Hidup
Ketua Umum Asosiasi Fintech Pembayaran Bersama Indonesia (AFPI), Entjik S Djafar, menyoroti kehadiran fintech pinjol ilegal yang membebani konsumen dengan bunga tak masuk akal. Mereka tumbuh gara-gara perilaku masyarakat yang meminjam untuk kebutuhan konsumtif.
Entjik menyampaikan, dari sekitar 120 juta debitur pinjol, kurang lebih ada 70 juta masyarakat yang mengajukan kredit untuk pinjaman produktif. Di sisi lain, sejumlah korban pinjol ilegal banyak yang berutang pinjaman konsumtif.
"Banyak karyawan yang mohon maaf, tidak hanya terjadi di Indonesia, di negara lain, Singapura, China, Thailand, anak muda yang pengalaman kerja 5 tahun ke bawah gajian tanggal 25, tanggal 10 sudah habis," papar Entjik di Jakarta, Jumat (6/10).
Entjik mengatakan mereka mengajukan pinjaman hampir 20 persen dari gajinya untuk kebutuhan konsumtif. Semisal untuk membeli bensin, makanan dan gaya hidup.
"Sehingga ini banyak yang menggunakan (pinjaman) untuk bridging. Dia gajian Rp 5 juta, dia ambil Rp 1 juta, untuk bensin, makan, sampai tanggal 25. Nanti tanggal 25 lunas lagi," dia menambahkan.
AFPI, sambungnya, sebenarnya tidak bermasalah dengan karyawan yang meminjam untuk kepentingan di luar bisnis.
Selama skor kredit sang peminjam juga tidak bermasalah.
merdeka.com
"Hebatnya fintech, mau jam 2 pagi, besok enggak ada bensin nih, dia jam 2 pagi minta di AdaKami. Karena sudah berkali-kali hanya waktu 5 menit sudah ke rekening kreditnya. Tergantung skor kredit bagus atau enggak," imbuhnya.
Menurutnya pinjol tidak selalu merugikan masyarakat. Sebaliknya memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan dana cepat.
"Jadi ini kalau dibilang pinjol mengerikan, enggak gitu juga. Kita lihat sisi baiknya, berapa juta karyawan yang dibantu. Kalau borrower sudah puluhan juta, seberapa banyak yang dibantu untuk bridging," ujar Entjik.
Oleh karenanya, ia mengimbau peminjam untuk mengambil dana di pinjol sesuai kebutuhan.
Dia pun kembali tak mempermasalahkan tujuan dari pinjaman tersebut, selama yang bersangkutan tidak mengabaikan kewajibannya.
"Pinjam sesuai kebutuhan, jangan konsumtif. Kalau karyawan disiplin, dia sangat terbantu. Berapa banyak yang lakukan disiplin ini, banyak sekali. Kita punya loyal customer bisa sampai 70 persen,"
pungkas Entjik.