Awalnya Mau Jadi PNS, Wanita ini Malah Sukses Jadi Pengusaha Skincare
Terkadang ada hal baik yang terjadi usai keinginan kita tak terpenuhi.
Terkadang ada hal baik yang terjadi usai keinginan kita tak terpenuhi.
Awalnya Mau Jadi PNS, Wanita ini Malah Sukses Jadi Pengusaha Skincare
Dina Windyasari, seorang ibu rumah tangga yang sukses menjalankan bisnis skincare, yang berasal dari Ciamis. Dina menceritakan pengalamannya merintis usaha melalui channel youtube Naik Kelas.
-
Apa keuntungan jadi distributor skincare? Menjadi distributor skincare memberikan peluang untuk meraih keuntungan yang signifikan serta membangun relasi yang luas dalam industri kecantikan. Dengan menjalin kemitraan dengan berbagai produsen dan retailer, distributor dapat memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan penjualan produk. Selain itu, distributor juga memiliki akses ke berbagai produk terbaru dan tren di pasar kecantikan, yang memungkinkan mereka untuk tetap kompetitif. Dengan strategi pemasaran yang tepat, keuntungan finansial yang dihasilkan bisa sangat menggiurkan.
-
Apa ciri wanita sukses? Wanita yang berhasil umumnya memiliki pola pikir dan kebiasaan teratur, yang mengarahkan mereka menuju puncak prestasi.
-
Apa yang membuat seseorang menjadi wirausahawan? ‘Dan ketika mencari investasi bisnis, Anda harus bisa menunjukkan kenapa Anda yang tepat. Itu adalah perbedaan utama, itu yang membuat seseorang menjadi wirausahawan,’ ungkapnya.
-
Apa profesi perempuan tersebut? Perempuan tersebut terlihat sedang menjamu tamunya dengan sangat baik.Mereka kemudian berbincang panjang dan menjelaskan masing-masing latar belakangnya. Perempuan pemilik warung sekaligus tukang pijat itu pun akhirnya mengaku bahwa ia bekerja di bidang tersebut karena terpaksa.
-
Siapa yang sukses jadi pengusaha di usia muda? Hal ini telah dibuktikan Via, yang dulunya hanya seorang pembantu dengan penghasilan Rp20.000 sehari. Namun, kini Via telah menjadi pengusaha muda yang sukses dan mandiri.
-
Mengapa Ibu Putri ingin memiliki usaha? 'Menurut saya perempuan harus punya usaha karena bisa memperkuat fondasi rumah tangga. Dengan perempuan berusaha anak mau sekolah, anak mau beli skincare, nggak usah nunggu uang suami. Kalau kita mengharapkan hasil suami, cukup sih, tapi nggak secukup-cukupnya itu,' kata Ibu Haji Putri Arofah dikutip dari YouTube Moslem Society pada 4 Agustus 2024 lalu.
Dina memulai bisnis sejak usia 30 tahun, Dini mengatakan memulai bisnis pada umur tiga puluh tahun merupakan waktu yang telat, dan bukan karena keinginannya, awalnya dia ingin menjadi PNS.
"Sebenarnya telat mengenal bisnis, karena saya fokus ingin jadi PNS, Saya memulai bisnis karena kebutuhan," kata Dina dalam wawancara pada channel Youtube Naik Kelas.
Dirinya pernah gagal saat mendaftar CPNS hingga 7 kali. Akhirnya dia menyadari bahwa passionnya bukan menjadi pegawai.
"Saya sempat tujuh kali tidak keterima CPNS Ternyata saya pasionnya bukan sebagai pegawai negeri," kata Dina.
Dina memilih berbisnis karena latar belakangnya seorang apoteker, sehingga yang terpikir oleh Dina adalah membuka apotek. Dini membuka apotek dengan mengontrak sebuah warung seharga Rp2,5 juta.
Dalam usaha yang dijalani Dina mendapatkan kendala karena warung yang dia tempati bukan warung yang layak, sehingga saat turun hujan Obatnya basah semua, dan Dini pun harus menjemur kardus obat yang basah.Dina menjual obat-obatannya ke bidan-bidan, pada perintisan usahanya DIna pernah mengalami hal menyedihkan, pada saat ingin mengantarkan obat menaiki motor, suaminya terjatuh dan obat yang dibawanya rusak sehingga Dina mengalami kerugian. Meskipun begitu, Dina bersama sang suami terus menekuni usaha apotek hingga mampu membeli tempat yang lebih layak. Dari hasil bisnisnya berjalan, Dini Pun mampu mendirikan ruko sendiri.
Setelah berdiri ruko apotek berdiri, Dina mencoba untuk membuka usaha lain yaitu salon. Dina memilih untuk mengembagkan usaha salon karena latar belakang nya sebagai apoteker sehingga dia bisa meracik krim untuk kecantikan.
Ternyata usahanya mendirikan salon tidak sia-sia dan diterima oleh masyarakat. Akhirnya Dina pun mengurus perizinan untuk membuka klinik kecantikan.
Meskipun klinik pertama yang dia dirikan belum menghasilkan keuntungan yang besar, tetapi Dina sudah memiliki keinginan untuk membuka klinik di tempat lain.
Sebab, jika hanya terdapat satu klinik mungkin akan mengalami kejenuhan pelanggan dan tidak akan berjalan lama.
"Saya pikir kalau hanya di satu wilayah mungkin akan jenuh marketnya hanya itu-itu aja," kata Dina.
Dina pun memberanikan diri membuka klinik kedua di Tasikmalaya, dan Banjar. Meskipun awalnya berbisnis apotek, tetapi justru bisnis klinik kecantikannya yang berjalan lancar dan terus ditekuni. Karena Dina berfikir bahwa bisnis tersebut menjanjikan.Seiring berjalanya waktu banyak kompetitor klinik kecantikan yang ada di daerah Ciamis. Sehingga Dina harus mampu mempertahankan klinik miliknya yang telah berjalan.
Untuk mempertahankan Klinik kecantikan yang dia jalankan adalah dengan terus belajar dan menjadi kan kompetitor sebagai guru sehingga mempelajari usaha kompetitor agar menemukan peluang baru.
Saat ini, Dina telah memiliki enam cabang klinik kecantikan yang berada di Pangandaran, Tasikmalaya, Singaparna, Bandung, Banjar, dan Ciawi. juga memiliki dua apotik yaitu, Apotek Alamin dan Apotek Medi yang terletak di Ciamis dan serta klinik utama rawat inap yang bekerja sama dengan BPJS di Jalan Siliwangi.
Selain memiliki klinik kecantikan, dini juga menjual produk skincarenya melalui online shop.
Dari usahanya tersebut Dini telah memiliki omset miliaran rupiah per bulan, dengan jumlah pegawai yang ia miliki sekitar 100 orang.