Daftar Toko Buku di Indonesia, Ada yang Masih Bertahan Hingga Gulung Tikar
Merdeka.com - Seluruh outlet Toko Gunung Agung akan berhenti permanen di tahun 2023. Langkah ini diambil seiring kerugian yang terus dituai perusahaan dibandingkan penjualan buku setiap bulannya.
"Dalam pelaksanaan penutupan toko/outlet yang mana terjadi dalam kurun waktu 2020 sampai dengan 2023 kami melakukannya secara bertahap dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku," tulis perseroan, yang dikutip pada Senin (22/5).
Tumbangnya toko buku yang menjual buku-buku fisik di Indonesia menandakan digitalisasi merupakan keniscayaan dalam peradaban manusia. Kondisi ini diperparah dengan minat baca masyarakat Indonesia tidak cukup baik.
-
Kenapa buku-buku ini laris di Indonesia? Berbagai genre dapat dijelajahi, baik melalui toko fisik maupun platform online.Tak hanya itu, dunia literasi Indonesia semakin diperkaya dengan munculnya penulis-penulis baru yang menawarkan karya-karya terbaik mereka.
-
Apa yang terjadi pada Toko Buku Gunung Agung? Toko Buku Gunung Agung kini gulung tikar. Tinggal menghitung hari seluruh tokonya ditutup total.
-
Buku apa yang paling laris di Indonesia? Diterbitkan pada tahun 1936, buku ini membanggakan prestasi luar biasa dengan penjualan lebih dari 15 juta eksemplar dan menjadi salah satu buku terlaris di Indonesia.
-
Siapa yang mendirikan Toko Buku Bandung? Media sosial diklaim jadi salah satu penyebab utama menurunnya minat baca di Indonesia. Melihat kondisi ini, salah satu warga Kota Bandung bernama Deni Rachman, menaruh perhatian terhadap dunia literasi dengan mendirikan toko buku offline yang nyaman.
-
Bagaimana Toko Buku Bandung menarik pengunjung? Caranya adalah dengan membuat kondisi toko buku seramah mungkin bagi pengunjung, termasuk menghadirkan aneka jenis buku dengan harga terjangkau agar semakin banyak menarik para pembaca buku dalam mencari buku favoritnya.
-
Bagaimana toko buku Dadeng membantu warga? Toko buku milik Dadeng menjadi salah satu incarannya.
Namun, merdeka.com mengulas kembali 6 toko buku yang ada di Indonesia.
1. Gramedia
Toko Buku Gramedia merupakan anak usaha dari Kompas Gramedia, yang didirikan oleh Petrus Kanisius Ojong. Toko buku Gramedia pertama kali beroperasi pada 2 Februari 1970 di Jakarta Barat.
Hingga tahun 2002, toko buku ini berkembang dengan memiliki cabang sebanyak 50 toko. Toko buku ini menjadi langganan masyarakat Indonesia karena produk yang tersedia sangat lengkap.
Tidak hanya buku, di beberapa tempat, toko buku Gramedia juga menyediakan alat tulis kantor, printer, tas sekolah, alat olahraga, dan alat musik. Toko buku Gramedia hingga kini masih dapat ditemui di sejumlah lokasi.
2. Gunung Agung
Popularitas toko buku ini, sama larisnya dengan Gramedia. Dikutip dari Sejarah Perbukuan di laman Kemdikbud, cikal bakal toko buku Gunung Agung yaitu saat Tjio Wie Tay membentuk kongsi dagang dengan Lie Tay San dan The Kie Hoat bernama Tay San kongsie pada 1945 yang bermula dari dagang rokok.
Usai kemerdekaan, permintaan buku-buku sangat tinggi dan kemungkinan karena hengkangnya penerbit Belanda dari Indonesia. Hal itu dilihat sebagai peluang oleh Tay San Kongsie yang selanjutnya membuka toko buku impor dan majalah.
Saat itu masih terjadi persaingan dengan penerbit toko buku Belanda seperti Van Dorp dan Kolff. Seiring keuntungan buku lebih besar ketimbang penjualan rokok dan bir yang semula dijalankan Tay San Kongsie, kongsi ini pun menutup usaha rokok dan bir kemudian berganti ke toko buku.
3. Periplus
Toko buku Periplus merupakan toko buku yang menjual buku-buku berbahasa Inggris. Periplus didirikan tahun 1985, sebagai upaya toko buku yang menyediakan buku dan majalah impor berkualitas tinggi, bagi pembaca Indonesia.
Jika toko buku Gramedia dan Gunung Agung memiliki gedung khusus, Periplus membuka gerainya di bandar udara strategis dan beberapa mall. Hingga saat ini, masyarakat masih dapat menemukan beberapa gerai Periplus di mall atau Bandar Udara Soekarno-Hatta.
4. Books & Beyond
Bisnis toko buku ini dijalankan oleh PT Gratia Prima Indonesia, salah satu anak perusahaan PT Multipolar Tbk. Induk perusahaan Books & Beyond adalah Lippo Group.
Books & Beyond pertama kali beroperasi tahun 2008. Awalnya, toko buku ini bernama Times Bookstore. Toko buku ini merupakan bagian dari ritel buku Times Publishing Limited Singapore.
Operasional seluruh toko fisik Books & Beyond, pada Mei 2023 berhenti permanen.
5. Karisma
Toko buku ini didirikan oleh Lyndon Saputra pada tahun 1994. Awalnya, perusahaan ini merupakan percetakan buku dan alat tulis. Seiring permintaan buku baca yang tinggi, PT Karisma Aksara Mediatama berevolusi menjadi toko buku yang menyediakan buku-buku bacaan berkualitas.
6. Kinokuniya
Kinokuniya pertama kali dirintis oleh Moichi Tanabe, pada 22 Januari 1927 di Shinjuku, Tokyo. Toko buku ini kemudian mengembangkan bisnis ke luar negeri. Toko buku pertama Kinokuniya di luar negeri adalah San Francisco, tahun 1969.
Ekspansi Kinokuniya di kancah internasional terus meluas hingga ke 18 negara di dunia, di antaranya : Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand, Myanmar, Australia, Taiwan, dan Uni Emirat Arab.
Di Indonesia, Kinokuniya dapat ditemui di mall-mall besar di Jakarta seperti di Grand Indonesia, atau Plaza Senayan. Hanya saja, outlet Kinokuniya di Plaza Senayan sudah berhenti operasional.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hanya tinggal menghitung hari Toko Buku Gunung Agung ditutup total.
Baca SelengkapnyaToko buku lawas di gang Jalan Dewi Sartika ini masih terus eksis hingga kini.
Baca SelengkapnyaKondisi Pasar Kenari yang sepi pengunjung membuat pedagang buku memutar otak untuk mendapatkan pembeli.
Baca SelengkapnyaToko Buku Gunung Agung memberikan promo buy 1 get 3 untuk memikat para pengunjung jelang tutup permanen.
Baca SelengkapnyaAturan ini diklaim akan mematikan usaha jasa kurir dan logistik domestik yang berujung PHK buruh.
Baca SelengkapnyaKawasan yang dulu ramai dan menjadi tempat favorit warga DKI Jakarta untuk belanja kini terlihat sepi.
Baca SelengkapnyaSepinya pengunjung Pasar Tanah Abang membuat omzet para pedagang terus ambruk.
Baca SelengkapnyaIa ingin berjuang menggiatkan kembali literasi melalui toko buku yang ia dirikan.
Baca SelengkapnyaSetelah TikTok Shop resmi ditutup pekan lalu, sejumlah pengunjung mulai berlalu-lalang di kawasan Pasar Tanah Abang yang sebelumnya dikabarkan sepi.
Baca SelengkapnyaTikTok telah menggandeng Tokopedia untuk mengembangkan bisnis e-commerce.
Baca SelengkapnyaTikTok Shop secara resmi berhenti beroperasi di Indonesia mulai besok.
Baca SelengkapnyaTikTok Shop resmi berhenti beroperasi sore ini, Rabu (4/10).
Baca Selengkapnya