Gara-Gara TikTok, Sosok Ini Terancam Batal Jadi Presiden
Pembatalan hasil pemilihan presiden Rumania menunjukkan kompleksitas pengaruh media sosial dalam politik modern.
Pengumuman Pembatalan Hasil Pemilihan
Mahkamah Agung Rumania, pada Jumat (7/12) waktu setempat, mengumumkan pembatalan hasil putaran pertama pemilihan presiden yang diadakan pada 24 November.
Keputusan ini diambil untuk memastikan keakuratan dan legalitas proses pemilihan. 'Prosedur pemilihan presiden Rumania akan dibuka kembali sepenuhnya,' kata Pengadilan Konstitusi Rumania.
Peran TikTok dalam Pemilihan
Platform video pendek TikTok dilaporkan berperan penting dalam hasil pemilihan.
Calin Georgescu, kandidat presiden dari kalangan kanan jauh dan pro-Rusia, mendapatkan promosi besar-besaran melalui TikTok dengan dukungan akun yang terkoordinasi, algoritma rekomendasi, dan iklan berbayar. Georgescu, yang sebelumnya tidak dikenal, tidak terafiliasi dengan partai politik mana pun dan tidak mengikuti debat TV, namun berhasil memenangkan putaran pertama pemilihan.
Keberhasilan Georgescu di TikTok
Georgescu memiliki lebih dari 520.000 pengikut di TikTok dan video kampanyenya telah ditonton jutaan kali.
Dalam video tersebut, ia tidak hanya mengkritik politikus Rumania, tetapi juga menunjukkan aktivitas seperti judo dan berkuda, mirip dengan sosok yang ia kagumi, Presiden Rusia Vladimir Putin.
Meskipun banyak yang terkejut dengan kemenangan Georgescu, ia berhasil meraih dukungan signifikan dari pemilih muda, terutama di kalangan usia 18 hingga 24 tahun.
Tuduhan Keuntungan dari TikTok
Otoritas pemilihan Rumania menuduh TikTok memberikan keuntungan tidak adil kepada Georgescu. Sebelum pemilihan, otoritas tersebut telah menginstruksikan platform untuk mengidentifikasi kandidat presiden dan mengungkapkan sumber dana mereka.
Namun, dalam kasus Georgescu, TikTok tidak menerapkan aturan ini, sehingga memberinya keunggulan dibandingkan kandidat lainnya.
Tanggapan TikTok terhadap Tuduhan
TikTok membantah semua tuduhan tersebut, menyatakan bahwa mereka telah menghapus puluhan ribu akun palsu dan jutaan suka serta pengikut palsu menjelang pemilihan.
Platform tersebut juga mengklaim tidak menemukan indikasi adanya campur tangan dari dalam atau luar Rumania. Namun, banyak ahli mempertanyakan konsistensi klaim ini, terutama mengingat banyaknya akun dan suka yang dihapus.
Analisis Ahli tentang Pengaruh Media Sosial
Marcus Bösch, seorang ilmuwan komunikasi asal Jerman, mengungkapkan bahwa banyaknya akun dan suka yang dihapus menunjukkan adanya masalah mendasar.
Ia menekankan bahwa algoritma media sosial sekarang lebih mengutamakan keterlibatan, yang sering kali menguntungkan informasi yang salah dan pandangan ekstrem.
Adam Aleksic, seorang ahli linguistik, juga mencatat bahwa platform media sosial harus beradaptasi untuk mengatasi tantangan ini.
Tantangan bagi Media Sosial
Bösch menambahkan bahwa banyak orang menggunakan TikTok, sementara merek media independen yang kuat semakin menghilang.
Hal ini menciptakan tantangan bagi masyarakat dan politisi untuk memahami dan menangani pengaruh yang ada. 'Masyarakat, politisi, dan operator platform harus menyadari bahwa ancaman ini ada dan akan terus ada,' ujarnya.
Kesimpulan
Pembatalan hasil pemilihan presiden Rumania menunjukkan kompleksitas pengaruh media sosial dalam politik modern.
Dengan semakin populernya platform seperti TikTok, tantangan untuk memastikan keadilan dan transparansi dalam pemilihan semakin mendesak.
Situasi ini memerlukan perhatian lebih dari semua pihak terkait untuk menciptakan lingkungan pemilihan yang lebih adil di masa depan.