Gurita Bisnis Prajogo Pangestu, Konglomerat Indonesia yang Kehilangan Kekayaan Rp2 Miliar per Detik
Gurita Bisnis Konglomerat Indonesia yang Kehilangan Kekayaan Rp2 Miliar per Detik
Prajogo Pangestu mendapatkan pundi cuan dari bisnis energi. Melansir Forbes, Prajogo Pangestu, masuk sebagai orang terkaya peringkat enam, se-Asia.
Gurita Bisnis Prajogo Pangestu, Konglomerat Indonesia yang Kehilangan Kekayaan Rp2 Miliar per Detik
Gurita Bisnis Prajogo Pangestu, Konglomerat Indonesia yang Kehilangan Kekayaan Rp2 Miliar per Detik
Konglomerat Indonesia, Prajogo Pangestu sempat masuk daftar oraang terkaya di Asia. Kekayaanya mencapai Rp673 trilun.
Prajogo Pangestu mendapatkan pundi cuan dari bisnis energi. Melansir Forbes, Prajogo Pangestu, masuk sebagai orang terkaya peringkat enam, se-Asia.
Kendati demikian, harta Prajogo tercatat mengalami penurunan. Pada Selasa (9/1) kekayaan Prajogo ambles USD11,4 miliar atau setara Rp177 triliun, dalam sehari.
Itu berarti, dalam satu detik kekayaan Prajogo berkurang Rp2 miliar. Dalam satu hari sama dengan 86.400 detik, maka total penurunan nilai kekayaan Prajogo dalam sehari yaitu Rp177 triliun dibagi dengan 86.400, maka hasilnya adalah Rp2 miliar.
Kekayaan taipan yang memiliki nama asli Phang Djoen Phen itu berasal dari gurita bisnis di sektor energi, yaitu:
1. PT Barito Pacific Tbk (BRPT)
Perusahaan yang bergerak di bidang petrokimia ini didirikan oleh Prajogo pada tahun 1979. Perusahaan memproduksi beragam palet Olefin (etilena, propilena, py-gas dan campuran C4), Poliolefin (polietilen dan polipropilena), Styrene monomer dan Butadiene, termasuk produk sampingannya, melalui CAP, perusahaan petrokimia terbesar dan satu-satunya yang terintegrasi di Indonesia.
Pabrik CAP berlokasi strategis di Ciwandan, Cilegon, Provinsi Banten, memberikan akses mudah bagi pelanggan utamanya dan akses ke pelabuhan perairan dalam.
2. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1984 atas inisiasi sejumlah pengusaha seperti Peter F Gontha, Prajogo, Bambang Trihatmojo. Tujuannya, agar Indonesia dapat memenuhi kebutuhan petrokimia secara mandiri tanpa bergantung dengan impor.
3. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)
Barito Renewables Energy merupakan bagian dari Barito Pacific. Barito Renewables fokus terhadap strategi jangka panjang untuk menciptakan lingkungan lebih bersih dan menekan emisi.
Barito Renewables memulai operasional melalui salah satu entitas anak yaitu Star Energy Geothermal Group, produsen listrik tenaga panas bumi terkemuka.
Saat ini Grup Perseroan mengoperasikan tiga aset panas bumi yang berlokasi di Jawa Barat, dengan total kapasitas terpasang sebesar 886MW, mewakili sekitar 38 persen pangsa pasar di Indonesia.
4. PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN)
Perusahaan ini didirikan pada Agustus 2008 dan bergerak di bidang pertambangan batubara melalui anak usahanya, yakni PT Tamtama Perkasa.
Pada 2011, Tamtama mendapatkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) batubara untuk jangka waktu 20 tahun. Luas wilayah konsesi mencapai 9.540 hektar (Ha) dan berlokasi di Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah.
Adapun kapasitas produksi Tamtama saat ini mencapai 1 juta ton per tahun, dengan produk yang dihasilkan adalah batubara termal. Tamtama Perkasa kemudian beroperasi penuh pada tahun 2013 dan menjadi sumber pendapatan utama CUAN.