Ini alasan pemerintah patok pertumbuhan ekonomi 2019 lebih rendah dibanding 2018
Merdeka.com - Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen di tahun 2019. Angka ini lebih kecil dibandingkan target pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar 5,4 persen.
Staf Khusus Presiden, Ahmad Erani Yustika memperkirakan, pertumbuhan ekonomi sampai akhir tahun ini berada dikisaran 5,2 persen. Dia memandang, pertumbuhan ekonomi di 2019 sangat realistis walaupun ada penurunan dibanding APBN 2018.
Dari data tersebut, Ahmad menjelaskan bahwa pemerintah tidak ingin menaikkan target pertumbuhan ekonomi di 2019. Sebab, kondisi ekonomi global sampai pertengahan tahun 2019 masih akan bergejolak dan Indonesia akan mengalami beberapa tantangan berat terhadap tekanan eksternal tersebut.
-
Kapan pertumbuhan ekonomi RI di atas 5 persen? “Bahkan hal ini sudah berlangsung selama 7 kuartal atau hampir 2 tahun berturut-turut.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Bagaimana ekonomi RI bisa tumbuh 6,22% sampai 2045? 'Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045,' kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
"Ekonomi global sampai pertengahan tahun depan bahkan bisa sampai akhir tahun 2019 masih akan ada tantangan tantangan yang berat terutama dari Amerika Serikat. The fed masih akan terus meningkatkan suku bunga minimal sampai pertengahan tahun depan. Oleh karenanya rintangan dari ekonomi eksternal itu lumayan terjal," jelasnya dalam diskusi Menaker Politik Anggaran RAPBN 2019, di Jakarta, Minggu (19/8).
"Belum lagi ada beberapa negara seperti Turki, ada Argentina yang yang mengalami masalah kondisi ekonominya," tambahnya.
Ahmad mengatakan, dari sisi domestik sebetulnya pemerintah sudah melakukan hal yang cukup baik dengan melihat ukuran situasi ekonomi saat ini. Terbukti dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi dari pada pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia.
"Pertumbuhan ekonomi kita itu jauh lebih tinggi dari pada rata-rata pertumbuhan ekonomi negara negara Asia. Lebih tinggi dibandingkan Singapura, Malaysia, dan Thailand. Itu mencengangkan," imbuhnya.
Oleh karena itu, dia optimis pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pada 2019 sebesar 5,3 persen dapat terealisasikan. "Satu kita optimis bahwa tahun depan lebih bagus dari tahun ini. Itu terlihat jelas. Karena asumsi pertumbuhan ekonomi lebih tinggi, optimisme nampak di situ. Namun ini optimisme yang terukur bukan optimisme yang kemudian jatuh kepada obsesi yang berlebihan," sebutnya.
"Dengan cara ini pemerintah ingin asumsinya itu kredibel. Pasar melihat asumsi ini realistis dengan segala macam dari eksternal dan internal. Itu latar belakang kenapa pertumbuhan ekonomi tahun depan 5,3 sampai 5,4 persen lebih kepada optimisme betul betul," pungkas Ahmad.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan angka pada proyeksi tahun 2024 merupakan bentuk antisipasi pemerintah terhadap kondisi global.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 diramal tumbuh 5,11 persen.
Baca SelengkapnyaKonsumsi rumah tangga sendiri merupakan penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca SelengkapnyaMacetnya pertumbuhan ekonomi karena selalu bergantung pada konsumsi domestik.
Baca SelengkapnyaProyeksi IMF tersebut lebih rendah dari target pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam Asumsi Makro APBN 2024
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi di kuartal II-2024 hanya 5,05 persen, lebih rendah dari capaian kuartal I-2024 di angka 5,11 persen.
Baca Selengkapnya7,2 Juta Penduduk Indonesia Jadi Pengangguran, Wamenkeu: Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia banyak dikontribusikan oleh belanja konsumsi masyarakat hingga masuknya investasi.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif meski perekonomian dunia melambat.
Baca SelengkapnyaMenurut asumsi pemerintah, Indeks Keyakinan Konsumen masih tumbuh positif untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi.
Baca SelengkapnyaKetua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 10 tahun terakhir tidak beranjak dari angka 5 persenan.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca Selengkapnya