Ini Profil Wanita yang Dijadikan Logo Jamu Merek Nyonya Meneer
Merdeka.com - Jamu masih menjadi obat tradisional yang masih banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Nyonya Meneer menjadi salah merek jamu yang melegenda di Indonesia. Kemasan produk jamu ini identik dengan foto wanita yang mengenakan sanggul.
Lantas siapa wanita bersanggul yang dijadikan logo Nyonya Meneer?
Mengutip Liputan6.com, Rabu (21/6), wanita yang dijadikan logo Nyonya Meneer tersebut memiliki nama asli bernama Lauw Ping Nio. Dia merupakan keturunan dari pasangan Tionghoa-Jawa kelahiran Sidoarjo, Jawa Timur, 1895 silam.
-
Apa itu jamu tradisional? Jamu, sebagai minuman herbal tradisional, telah digunakan selama berabad-abad oleh masyarakat Indonesia untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.
-
Apa yang dijual di Toko Jamu Nyonya So? Beberapa jamu yang dijual adalah jamu untuk kesehatan keluarga hingga jamu untuk perempuan yang sudah melahirkan.
-
Dimana jamu tradisional banyak digunakan? Dalam kehidupan sehari-hari, rempah-rempah ini sering kali dijadikan bahan utama dalam pembuatan jamu tradisional yang tidak hanya menyehatkan tetapi juga menyegarkan.
-
Kenapa jamu tradisional populer? Jamu tradisional ini tidak hanya populer karena khasiatnya yang mujarab tetapi juga karena cara pembuatannya yang alami dan minim efek samping.
-
Bagaimana Sido Muncul melestarikan tradisi minum jamu? Sejak berdiri pada tahun 1951, Sido Muncul konsisten menghadirkan produk jamu tradisional yang berkualitas dan memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Mulai dari varian serbuk jamu tradisional, produk yang dikemas secara modern dalam bentuk soft capsule, bentuk saset (cair), hingga varian jamu siap minum (ready-to-drink), yaitu Jamu Lifestyle.
-
Bagaimana jamu dibuat di masa lalu? 'Sebenarnya pengobatan yang digunakan oleh masyarakat masa lalu tidak kalah dengan saat ini. Hanya saja tergerus perkembangan zaman,' kata Puger dikutip dari Kemdikbud.go.id.
Sejak kecil, masyarakat disekitarnya kerap menyebutnya dengan panggilan Nonie Menir yang ditulis dengan ejaan Belanda 'Meneer'. Dia sendiri bukan merupakan keturunan Belanda.
Saat dalam kandungan, sang ibu gemar sekali memakan butiran-butiran halus sisa tumbukan padi yang dalam bahasa Jawa disebut Menir. Maka saat Lau Ping Nio lahir, sang ibu lebih memilih memanggilnya dengan sebutan Meneer.
Pada suatu hari, ketika sang suami mengalami sakit perut parah. Meneer berhasil menyembuhkan penyakit suaminya dengan racikan jamu yang dibuat nya. Padahal, tak ada satu pun dokter yang berhasil menyembuhkan penyakit suami tercintanya itu. Meneer berhasil meracik sejumlah tanaman dengan peralatan seadanya.
Kemampuannya ini diwariskan oleh sang ibu yang pernah mengajarkan dia untuk menyembuhkan penyakit secara tradisional dengan menggunakan obat-obatan herbal. Belakangan diketahui, suaminya terkena sariawan usus dan jamu pertamanya berkhasiat mengobati penyakit tersebut.
Mengapa Nyonya Meneer menggunakan potret wajah sendiri sebagai logo produk jamunya?
Jauh hari sebelum perusahaannya berdiri, Nyonya Meneer sudah memasang potret wajahnya di kemasan produknya. Dia juga telah meminta maaf pada semua pelanggannya karena memasang potret wajahnya.
Menurut Nyonya Meneer pemasangan logo wajahnya bukan karena ingin tenar, melainkan untuk menjamin keaslian racikan jamunya tersebut. Selain itu, penggunaan potret di merek produk zaman dulu merupakan tindakan yang lazim dilakukan para pelaku usaha.
Pun, kemasan produk hasil racikan keturunan Tionghoa memang sering memakai potret pendirinya sebagai jaminan bahwa produknya memang berkualitas. Tak ada satupun yang menyangka, potret itu kini menjadi lambang produk jamu yang mendunia.
Sayangnya, PT Nyonya Meneer dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan Negeri (PN) Semarang pada 2017 lalu. Perusahaan itu harus pailit karena memiliki utang kepada 35 kreditur yang jumlah totalnya mencapai Rp 89 Miliar.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nola dengan bangga mewariskan tradisi minuman tradisional itu kepada kedua putrinya, Naura Ayu dan Neona Ayu.
Baca SelengkapnyaResep jamu Kiringan sudah bertahan selama 74 tahun. Kini jadi aset budaya Khas Bantul
Baca SelengkapnyaSido Muncul meraih penghargaan dalam ajang CNN Indonesia Awards 2024 yang mengusung tema "Dari Jawa Tengah untuk Indonesia Gemilang".
Baca SelengkapnyaPuan sudah lama mengkonsumsi jamu setelah diperkenalkan ibundanya, Megawati Soekarnoputri.
Baca SelengkapnyaBudaya Sehat Jamu resmi menjadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO ke-13 yang dimiliki Indonesia.
Baca SelengkapnyaJamu memberikan alternatif yang menarik dan holistik untuk merawat kesehatan perempuan.
Baca SelengkapnyaHari Jamu Nasional diperingati setiap tanggal 27 Mei. Perayaan ini tidak hanya bertujuan untuk mengingatkan masyarakat akan manfaat jamu.
Baca SelengkapnyaTahun 1973, hobi minum jamu Mooryati Soedibyo yang dilakukan sejak masih belia, akhirnya dikembangkannya sebagai usaha.
Baca SelengkapnyaPelanggan bisa merasakan jamu seduh dengan cita rasa otentik di bangunan peninggalan tahun 1950-an
Baca SelengkapnyaSelain 20 varian jamu siap minum, Dapur Jamu Ibu ini juga menyediakan sirup dan jamu serbuk instan.
Baca SelengkapnyaJamu ini menawarkan resep asli Tiongkok warisan zaman dulu.
Baca SelengkapnyaSaintifikasi jamu menjadi lebih mudah dilakukan karena ada fasilitasi peneliti oleh Sido Muncul.
Baca Selengkapnya