Keuangan BPJS Kesehatan di 2024 Berpotensi Defisit Lagi, Ini Penyebabnya
Merdeka.com - Direktur Perencanaan, Pengembangan, dan Manajemen Risiko Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Mahlil Ruby memprediksi keuangan BPJS Kesehatan berpotensi kembali defisit. Potensi ini muncul berdasarkan grafik antara beban layanan kesehatan dengan iuran setiap peserta.
Dia menjelaskan, pendapatan BPJS Kesehatan dari iuran yang dibayarkan setiap peserta, tidak lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan tarif yang dibayarkan BPJS Kesehatan ke rumah sakit atau layanan kesehatan. Jika kondisi ini tidak segera ditindaklanjuti, Mahlil memprediksi tahun 2024 BPJS akan kembali defisit seperti tahun 2020 ke bawah.
"Dilihat di tahun 2022 itu terjadi menurun kenaikan tarif, prediksinya di 2024 itu akan menyilang kembali antara cost per member dengan premi member jadi kalau ini terjadi persilangan kita menuju ke defisit," ujarnya.
-
Bagaimana iuran BPJS akan dibahas? 'Dan bagaimana iuran nanti akan dibahas lebih lanjut, karena dalam Perpres 59 juga diamanatkan juga bahwa hasil dari evaluasi tentunya akan melandaskan atau mengacu untuk penetapan dari segi manfaat dari segi tarif atau segi iuran,' sambungnya.
-
Apa yang BPJS Kesehatan tawarkan? BPJS Kesehatan telah menghadirkan empat jenis layanan skrining yang dapat dimanfaatkan oleh peserta JKN.
-
Apa yang dilakukan BPJS Kesehatan terhadap klaim di tahun 2023? Sampai dengan tahun 2023, BPJS Kesehatan membayar klaim ke fasilitas kesehatan sebesar 158,8 triliun untuk pelayanan kesehatan seluruh peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Artinya, seluruh pembayaran klaim telah membiayai peserta JKN yang sakit, melalui dana yang telah dibayarkan langsung ke fasilitas kesehatan secara tepat waktu bahkan lebih cepat dari ketentuan.
-
Bagaimana BPJS Kesehatan meningkatkan pelayanan? “Upaya transformasi mutu layanan juga terus kami digaungkan. Komitmen kami adalah menghadirkan wajah baru pelayanan yang lebih mudah, cepat dan setara. Misalnya, lewat DIANI ini, kami juga menghadirkan layanan jemput bola melalui Mobile Customer Service (MCS). Peserta JKN maupun masyarakat umum bisa mengakses pelayanan administrasi JKN, seperti pendaftaran peserta, mengubah lokasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), mengubah ada kepesertaan, meminta informasi, hingga menyampaikan pengaduan,“ kata Siruaya.
-
Bagaimana cara BPJS Kesehatan meningkatkan kualitas layanan kesehatan? 'Saat ini juga telah dilakukan implementasi Aplikasi i-Care JKN di fasilitas kesehatan. Ghufron juga menyampaikan pentingnya kerja sama antara BPJS Kesehatan dengan pemerintah daerah dalam mengoptimalkan transformasi digital. Tujuannya untuk memastikan peserta jaminan kesehatan mendapatkan layanan terbaik. 'Lalu bagi peserta yang ingin mendapatkan layanan BPJS Kesehatan tidak selalu harus ke kantor cabang.
-
Bagaimana BPJS Kesehatan meningkatkan kualitas layanan? Seiring dengan bertambahnya jumlah peserta JKN, BPJS Kesehatan memandang perlu dilakukan transformasi terhadap mutu layanan. 'Salah satu wujud nyata dari upaya transformasi mutu layanan adalah dengan penyediaan Loket Pelayanan Informasi BPJS Kesehatan di seluruh rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Dia sepakat dengan pernyataan Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti yang mengatakan dana surplus BPJS Kesehatan Rp56 triliun harus tetap dijaga. Namun di satu sisi, tanpa adanya inovasi dan upaya menambah sumber pendapatan lainnya, keuangan BPJS Kesehatan akan kembali suram.
Faktor lain yang menjadi pertimbangan atas prediksi tersebut juga dilihat porsi segmen peserta BPJS Kesehatan. Dalam pemaparannya, Mahlil mengatakan peserta BPJS Kesehatan dengan segmen penerima bantuan iuran (PBI) mendominasi karakteristik peserta BPJS Kesehatan.
"Dari karakteristik peserta kita banyak PBI maka keberlanjutan saya berpikir ini adalah satu ancaman di masa depan," ungkapnya.
Dia menambahkan, keuangan BPJS Kesehatan yang mengalami surplus karena diselamatkan momentum pandemi Covid-19. Di masa itu, utilisasi menurun bersamaan dengan naiknya iuran.
Sejatinya universal health coverage (UHC) tidak bisa hanya diterjemahkan sebatas kuantitas peserta BPJS Kesehatan. Dia menyampaikan bahwa itu adalah cakupan dari peserta tapi UHC memiliki tiga aspek. Pertama, adalah peserta. Kedua, pelayanan yang bermutu, dan yang ketiga adalah kecukupan daripada biaya yang memadai.
Hal lainnya yang patut diperhatikan adalah pada saat peserta menikmati atau mendapatkan layanan kesehatan, mereka tidak sampai kesulitan finansial yang memiskinkan peserta karena biaya sakitnya.
"Jadi bukan UHC dalam pengertian hanya peserta datang atau 98 persen, itu hanya population coverage bukan uhc yang sesungguhnya. Tapi kita sudah kadung menterjemahkan UHC itu sebagai 98 persen cakupan peserta," pungkasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ali Ghufron Mukti mengusulkan kenaikan iuran BPJS Kesehatan karena tantangan yang dihadapi di depan cukup berat.
Baca SelengkapnyaUsai pemilihan presiden 2024, BPJS Kesehatan berencana menaikkan tarif iusan BPJS Kesehatan.
Baca SelengkapnyaBPJS Kesehatan tidak memiliki utang di rumah sakit manapun. Sebaliknya, BPJS Kesehatan telah mampu membayar uang muka di berbagai rumah sakit.
Baca SelengkapnyaDefisit tersebut disebabkan total pengeluaran yang lebih besar dibandingkan dengan total penerimaan.
Baca SelengkapnyaDirut BPJS itu menegaskan iuran BPJS Kesehatan dengan skema KRIS ini akan dibayarkan dengan nominal yang berbeda antara masyarakat mampu dan tidak mampu.
Baca SelengkapnyaPenerapan Kelas Rawat Inap Standar BPJS Kesehatan Dikhawatirkan Buat Jumlah Peserta Menunggak Iuran Meningkat
Baca SelengkapnyaSebagai ketua TC Health, Ghufron juga menyoroti bagaimana sebuah negara harus senantiasa adaptif dan terus berinovasi.
Baca SelengkapnyaBiaya kesehatan di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.
Baca Selengkapnya"Ini banyak ditanyakan kenapa BPJS yang not so profit kok duitnya banyak katanya.
Baca SelengkapnyaBPJS Kesehatan akan menjalankan semua ketentuan yang berlaku dengan sebaik-baiknya.
Baca SelengkapnyaBPJS Kesehatan mencatat, jumlah peserta JKN pada 2022 mencapai 248,7 juta jiwa, naik dibandingkan 2021 yang mencapai 235,7 juta jiwa.
Baca SelengkapnyaAnies berjanji dan memastikan JKN tidak akan terganggu
Baca Selengkapnya