Luhut: Inflasi Indonesia Terendah Sepanjang Sejarah, Zaman Orde Baru Saja 10 Persen
Pemerintah menargetkan inflasi Indonesia bisa turun di bawah 3 persen.
Pemerintah juga menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 6 persen pada tahun 2026-2027.
Luhut: Inflasi Indonesia Terendah Sepanjang Sejarah, Zaman Orde Baru Saja Capai 10 Persen
Luhut: Inflasi Indonesia Terendah Sepanjang Sejarah, Zaman Orde Baru Saja Capai 10 Persen
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut target inflasi di Indonesia paling rendah sepanjang sejarah.
Kata Luhut, pemerintah memang menargetkan inflasi Indonesia bisa turun di bawah 3 persen.
Diketahui saat ini rata-rata inflasi masih dikisaran 3,6 - 4 persen, namun menurutnya angka tersebut masih jauh lebih baik jika dibandingkan saat era orde baru dikisaran 8 - 10 persen.
"Inflasi belum pernah serendah ini sepanjang sejarah Republik Indonesia. Zaman orde baru yang begitu bagus mungkin inflasi kita sekitar 8 - 10 persen, sekarang ini kita mau target di bawah 3 persen. Sekarang masih 3,3 persen tapi sepanjang pemerintah ini rata-rata inflasi kita 3,6 persen sampai 4 persen," kata Luhut dalam Seminar Nasional Kemaritiman, Jumat (29/9).
Di sisi lain, pemerintah juga menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 6 persen pada tahun 2026-2027. Target itu dilatarbelakangi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hingga saat ini masih terjaga dengan baik, di mana ekonomi Indonesia stabil di angka 5 persen dalam beberapa tahun terakhir.
"Pertumbuhan ekonomi kita rata-rata 5 persen dalam beberapa tahun ini. Dan kita berpikir dan berencana tahun 2026-2027 bisa tumbuh 6 persen," ujar Luhut.
Kendati demikian, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen, maka penggerak ekonomi Indonesia harus didorong lebih intensif, misalnya dari segi investasi, digitalisasi UMKM, dan korupsi bisa diminimalisir lebih baik lagi.
"Tentu dengan membuat ekonomi kita lebih kompleks lagi, yaitu downstreaming lebih banyak," kata Luhut.
Selain membahas soal inflasi dan pertumbuhan ekonomi, Luhut juga menyinggung soal utang Pemerintah yang hingga kini masih terkendali. Tercatat, utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar 38 persen.
Luhut menyebut, angka itu masih termasuk rendah jika dibandingkan dengan negara-negara anggota G20, misalnya Jepang sekitar 266 persen, US 137 persen, dan Singapura 131 persen.
"Dulu angka ini bisa tinggi, tapi angka ini rendah dibandingkan dengan angka-angka di negara yang di list itu, Anda bisa lihat sedikit di bawah kita Australia, Saudi Arabia," tutup Luhut.