Membongkar Solusi Minyak Goreng Mahal dalam Jangka Panjang dan Pendek
Merdeka.com - Peningkatan produktivitas kelapa sawit dapat membantu meredam fluktuasi kenaikan harga minyak goreng. Peningkatan produktivitas membutuhkan kebijakan jangka panjang yang perlu dilakukan secara berkelanjutan. Sementara itu, pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk minyak goreng merupakan kebijakan jangka pendek.
"Namun kita tetap perlu mengapresiasi respons pemerintah. Di saat yang bersamaan, peningkatan produktivitas perlu terus dilakukan supaya harga minyak goreng dapat dijangkau oleh masyarakat luas," jelas Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Amanta, Jakarta, Rabu (6/4).
Produksi crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit mengalami penurunan sejak 2019. Pada 2021, produksi CPO turun lebih lanjut sebesar 0,9 persen menjadi 46,89 juta ton. Produksi minyak sawit Indonesia untuk semester pertama tahun 2022 kemungkinan belum mengalami peningkatan karena kesulitan pupuk dan perubahan cuaca.
-
Kenapa Kemendag genjot potensi pasar minyak goreng? 'Kunjungan lapangan tersebut menghasilkan tawaran kerja sama di bidang industri pengemasan minyak goreng Indonesia. Industri pengemasan minyak goreng Indonesia memiliki peluang yang besar untuk dipasarkan di pasar regional Timur Tengah dan Afrika,' ungkap Syahran.
-
Dimana Kemendag genjot pasar minyak goreng? Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan (Atdag) Kairo terus berupaya menggenjot potensi pasar pengemasan minyak goreng Indonesia di Timur Tengah dan Afrika.
-
Bagaimana Kemendag dorong pasar minyak goreng? Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan (Atdag) Kairo terus berupaya menggenjot potensi pasar pengemasan minyak goreng Indonesia di Timur Tengah dan Afrika.
-
Apa strategi Kementan untuk meningkatkan produktivitas? Mentan mengatakan penanaman 1000 hektare adalah strategi pemerintah dalam menjaga dan meningkatkan produktivitas.
-
Bagaimana Kementan mendorong produksi pangan? Sebagai langkah nyata, Mentan langsung terjun ke lapangan dengan mendatangi daerah sentra di 10 hari pertama kerja. Hal ini memberi sinyal positif bagi produksi masa tanam (MT) 1 karena petani semakin bersemangat melakukan produksi.
-
Bagaimana Jokowi menjaga pasokan pangan jangka pendek? Kalau fokusnya menjaga inflasi di sisi konsumen, maka impor adalah solusinya.
Gangguan rantai pasok di masa pandemi, kenaikan ongkos transportasi, peningkatan jumlah permintaan dan bertambahnya biaya input pertanian berkontribusi pada naiknya harga. Belum lagi harga pupuk berbasis nitrogen dan fosfat yang sering digunakan petani kelapa sawit naik 50-80 persen pada pertengahan 2021. Pupuk menyumbang 30-35 persen dari total biaya produksi, sehingga kenaikan harga juga akan meningkatkan biaya produksi.
Petani kecil yang tidak mampu membayar biaya kemudian akan menggunakan pupuk lebih sedikit dan hal ini akan berakibat pada menurunnya produksi. Tingginya biaya pupuk dapat secara signifikan mempengaruhi produksi minyak sawit oleh petani kecil yang berkontribusi hingga 34 persen dari produksi minyak sawit Indonesia.
Permintaan Kelapa Sawit Semakin Meningkat
Permintaan kelapa sawit akan semakin bertambah, baik karena peningkatan kebutuhan minyak goreng, permintaan biofuel, maupun dampak invasi Rusia ke Ukraina. Sayangnya, produktivitas kelapa sawit Indonesia juga belum maksimal.
Perlu ada upaya peningkatan produktivitas kelapa sawit, melalui riset dan pengembangan, penggunaan input yang berkualitas dan berkelanjutan, dan praktik pertanian dan pengelolaan sumber daya yang baik.
Kebijakan BLT untuk membantu masyarakat berpendapatan rendah untuk membeli minyak goreng lebih tepat sasaran dibanding jika memberi subsidi kepada barangnya, karena langsung ditujukan kepada yang paling membutuhkan.
"Namun, pemberian BLT harus memastikan adanya data penerima yang akurat sehingga diperlukan upaya untuk verifikasi dan validasi data penerima secara berkala," katanya.
Data penerima BLT harus dipastikan akurat dan sesuai dengan kriteria penerima. Selain itu, pengadaan barang untuk bantuan sosial perlu terus dikawal dan dipantau transparansinya. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah perlu terus berkoordinasi untuk memastikan validitas data penerima bantuan dan perlunya pemeriksaan secara langsung di lapangan untuk memastikan kebenarannya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejak Kebijakan HGBT dijalankan pada 2020, terjadi kenaikan volume ekspor oleokimia sebanyak 3,87 juta ton pada 2020, lalu 4,19 juta ton pada 2021.
Baca SelengkapnyaPasalnya, beberapa komoditas pokok penting masih dijual di atas HET yang ditetapkan pemerintah, seperti terjadi pada minyak goreng.
Baca SelengkapnyaKebijakan ini dilakukan sebagai upaya untuk menjamin pasokan minyak goreng.
Baca SelengkapnyaSejak pertengahan 2022 hingga saat ini, PTPN Group meningkatkan jumlah distributornya dari 14 menjadi 128.
Baca SelengkapnyaHarga gas bumi akan berpengaruh pada beban produksi industri. Maka, harga murah bisa menjadi salah satu solusinya.
Baca SelengkapnyaSKK Migas berjanji akan menyeimbangkan semua proses harga gas melalui evaluasi penerapan HGBT.
Baca SelengkapnyaKinerja industri kelapa sawit di Indonesia tak sebaik dari tahun kemarin.
Baca SelengkapnyaKementerian ESDM, mengatakan ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan seperti cadangan gas bumi dan juga penerimaan negara.
Baca SelengkapnyaDalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2024, target lifting migas ditetapkan sebesar 635.000 barel per hari (BPOD).
Baca SelengkapnyaPenggunaan minyak makan merah tentu tetap sesuai dengan standar dari Badan Gizi Nasional sebagai penyelenggara.
Baca SelengkapnyaInvestor makin kurang menaruh minat pada sektor minyak.
Baca SelengkapnyaBersaksi di Sidang Eks Dirut Pertamina, JK Jelaskan Kebijakan Pemerintah Atasi Krisis Energi
Baca Selengkapnya