Menjaga Eksistensi Kain Tenun Kota Kediri Hingga Sukses Tembus Pasar Luar Negeri
Merdeka.com - Pandemi Covid-19 berdampak pada semua sendi kehidupan masyarakat Indonesia. Termasuk sektor ekonomi yang sempat ambruk. Kondisi ini juga dirasakan perajin tenun ikat di Kota Kediri.
Mereka harus memutar otak agar eksistensi kain tenun Kediri yang sudah bertahan selama bertahun-tahun, tetap hidup.
Salah satunya dilakukan Eko Hariyanto. Sejak 2015, dia eksis sebagai perajin kain tenun ikat. Eko harus berinovasi untuk bisa bertahan di masa pandemi. Dia mengikuti perkembangan pasar modern.
-
Bagaimana UMKM Purwakarta ini sukses menembus pasar internasional? Tekun berusaha Ternyata rahasia pertama dari usaha panganan yang dibuat warga bernama Cucu Nengsih ini adalah tekun dalam berusaha.Ia konsisten untuk menjual produk pastel mini, dengan memperhatikan kemasan penyajian dan kualitas produk.
-
Kenapa batik tulis Kebon Indah makin berkembang? Sentra batik tulis Kebon Indah misalnya, yang mengalami peningkatan produksi terutama setelah dibantu oleh program permodala Kredit Usaha Rakyat atau KUR.
-
Bagaimana pabrik sarung tenun Gresik berkembang? Pada tahun 1953, usaha tenun kecil bernama Pertenunan BHS memulai usaha membuat sarung tenun. Saat itu, usaha tenun yang berlokasi di Kabupaten Gresik, Jawa Timur ini memproduksi saring tenun Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Seiring waktu, usaha tenun kecil ini terus berkembang. Kapasitas produksi dan jenis produk ditambah. Kini, selain memproduksi sarung tenun manual, pabrik ini juga membuat sarung tenun menggunakan Alat Tenun Mesin (ATM).
-
Bagaimana UMKM Cianjur tembus pasar ASEAN? Sebelumnya hanya dua produk lokal yang tembus pasar ekspor, yakni radio kayu antik dan sambal honje.
-
Dimana industri rotan Tegal Wangi berkembang? Deretan produk rotan berbentuk kursi kuda, miniatur sepeda, tudung saji sampai ayunan anak menghiasi toko-toko di sepanjang jalan Desa Tegal Wangi, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon.
-
Kenapa produk UMKM Purwakarta ini bisa terjual ke 4 benua? Menurut Cucu, kualitas bahan dan hasil produk menjadi kunci bisnisnya bisa tembus pasar luar negeri.
Produk kain tenin yang dihasilkan oleh Aam Putra Tenun ini sudah mulai memiliki pasar baru di Balikpapan. Bahkan sudah merambah ke mancanegara seperti Arab dan Turki. Semua berkat kemajuan teknologi. Dia bisa menjual produknya dengan pasar lebih luas.
"Sebelumnya para pembeli datang langsung untuk memesan kain tenun ikat yang diinginkan. Dikarenakan sekarang masih dalam masa pandemi, kita akhirnya membuka toko online di marketplace agar penjualan dapat berjalan. Sekarang semua serba online jadi kita juga harus mau mengikuti perkembangan zaman", ungkap Eko Hariyanto, Minggu (12/9).
Menurutnya, saat ini hasil penjualan mengalami peningkatan dibanding awal pandemi. Meskipun belum bisa menyamai pendapatan pada saat sebelum pandemi.
"Hasil dari penjualan online lumayan. Walaupun pendapatannya belum bisa menyamai pada saat belum ada pandemi. Mungkin dikarenakan kita juga masih baru menjalankan penjualan online ini. Jadi belum bisa maksimal", imbuh Eko.
Stategi lain untuk bisa bertahan di masa pandemi yaitu dengan tetap berkomunikasi dengan relasi bisnisnya. Tak lupa terus berinovasi untuk motif tenun. Baginya, kualitas produk tenun harus terjaga dengan baik.
"Yang terpenting kita tetap harus menjaga kualitas produksi, dan selalu berinovasi agar tidak ketinggalan. Jangan lupa kita juga harus memanfaatkan program-program dari Pemerintah yang telah diberikan untuk para pelaku UMKM", ucapnya.
Dia mengajak para pelaku UMKM di Kota Kediri tetap semangat dan jangan mudah menyerah. Terus melakukan inovasi dan alergi dengan perkembangan teknologi. "Jangan lupa manfaatkan fasilitas-fasilitas yang diberikan pemerintah untuk para pelaku UMKM," pungkas Eko.
Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar senang mendengar semangat pelaku UMKM. Dia berjanji mendukung UMKM kembali bangkit seperti semula.
Pria yang akrab disapa Mas Abu ini berharap, ke depannya pelaku UMKM bisa memanfaatkan program-program yang telah disiapkan pemerintah. Seperti program Kredit Usaha Melayani Warga Kota Kediri (Kurnia), dan Program Kelas Pemulihan Ekonomi UKM Terdampak Covid-19 (Pake Sumpit).
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tiga produknya berhasil tembus pasar di negara-negara ASEAN seperti kopi luwak, sambal honje sampai radio kayu antik.
Baca SelengkapnyaSalah satu produsen batik dan fashion lokal yang cukup dikenal di Pekalongan adalah Zialova Batik.
Baca SelengkapnyaWin's Rajut berhasil membuktikan kreativitasnya dengan mengolah gulma menjadi produk estetik.
Baca SelengkapnyaPria asal Banyuwangi ini dulu jualan pelepah pisang door to door, kini jadi saudagar produk kerajinan yang laris di pasar luar negeri. Ini kunci kesuksesannya.
Baca SelengkapnyaDengan adanyan bantuan permodalan dari BRI, industri kain tradisional khas Klaten bisa terus lestari.
Baca SelengkapnyaPembuatan lurik tradisional ini bisa disaksikan langsung di halaman rumah warga di Kedungampel
Baca SelengkapnyaSiami membuat kain tenun secara turun temurun. Ia belajar dari ibunya yang juga seorang penenun tradisional
Baca SelengkapnyaSelain memproduksi, Dendi juga memiliki misi lain yakni ingin membantu perekonomian warga di sekitar tempat tinggalnya.
Baca SelengkapnyaBerkat dukungan dari BRI pula, Klaster Usaha Kain Tuan Kentang dapat melakukan pelatihan dan pemberdayaan anak muda.
Baca SelengkapnyaSaat ini Desa Devisa Tenun Gresik memiliki kapasitas produksi mencapai 146.400 lembar sarung per bulan.
Baca SelengkapnyaProduk tersebut bahkan telah menembus pasar internasional di lebih dari 100 negara.
Baca SelengkapnyaAda perabot rumah tangga sampai produk fashion berbahan anyaman yang mendunia.
Baca Selengkapnya