Menperin Pasang Target Lebih Rendah Pertumbuhan Industri Non-Migas di 2019
Merdeka.com - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, memproyeksikan pertumbuhan industri pengolahan non-migas mencapai 5,4 persen pada tahun depan. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan target pertumbuhan industri pengolahan non migas pada 2018 yang dipatok sebesar 5,6 persen.
Sementara, apabila dibandingkan rata-rata pertumbuhan pengolahan non-migas sejak 2015 hingga 2018, angka tersebut lebih tinggi. Di mana, pertumbuhan pada periode tersebut hanya berada di kisaran 4,87 persen.
"Proyeksi pertumbuhan industri pengelolaan non-migas 2019 (kira-kira) 5,4 persen," kata Menteri Airlangga, dalam jumpa pers di Kantornya, Jakarta, Rabu (19/12).
-
Kapan pertumbuhan ekonomi RI di atas 5 persen? “Bahkan hal ini sudah berlangsung selama 7 kuartal atau hampir 2 tahun berturut-turut.
-
Apa yang meningkat 1.540% sejak 2022? 'Hasil riset mengungkapkan adanya lonjakan 1.540 persen kasus penipuan menggunakan deepfakce di wilayah APAC sejak 2022 hingga 2023. Risetnya itu berjudul VIDA Where’s The Fraud - Protecting Indonesia Business from AI Generated Fraud.'
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa yang dimaksud dengan persentase kenaikan? Persentase kenaikan sendiri sangat diperlukan oleh para pelaku usaha dalam menghitung keuntungan. Dengan menghitung persentase kenaikan, pelaku usaha atau perusahaan dapat memiliki patokan untuk membandingkan kenaikan keuntungan, produksi barang, atau penjualan.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas? Hal ini dihasilkan dari upaya Pertamina yang melakukan pengeboran secara massif dan agresif, baik untuk sumur eksplorasi dan eksploitasi yang mencapai 820 sumur maupun pemeliharaan sumur (Workover) sebanyak 32.530 sumur.
Menteri Airlangga mengatakan, pertumbuhan itu masih didominasi oleh lima sektor unggulan dari Kementerian Perindustrian. Di mana, subsektor industri yang diproyeksikan tumbuh tinggi bakal terjadi di sektor makanan dan minuman, mesin, tekstil pakaian jadi, kulit barang dari kulit alas kaki, hingga barang logam komputer dan barang elektronik.
"Industri makanan dan minuman diperkirakan mencapai 9,86 persen, mesin 7 persen, tekstil mencapai 5,61 persen, kulit barang alas kaki 5,40 persen dan barang logam sekitar 3,81 persen," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Haris Munandar menjelaskan, pertumbuhan industri pengolahan non-migas hanya mencapai 5,4 persen karena dinamika pertumbuhan ekonomi secara global masih berpengaruh terhadap kinerja sektor industri nonmigas.
"Kan kita melihat ekonomi dunia. Semua negara sekarang melakukan proteksi terkait, hampir semua negara. Amerika Serikat yang memulainya dengan Trump policynya. Akhirnya semua negara melakukan proteksi. Ini akan mempersulit ruang gerak," jelasnya.
Sementara hingga akhir 2018, industri ini diprediksi hanya bisa mencapai 5 persen. Angka ini lebih rendah dari pada target pertumbuhan industri pengolahan nonmigas yang ditargetkan pihaknya sebesar 5,6 persen.
"Tadi kita rata-ratakan sudah 4,9 persen dibulatin. Nah artinya, kita mengasumsikan di kuartal empat. Jadi yang menurun itu di kuartal dua. Begitu kuartal tiga naik, kita harapkan di kuartal empat naik lagi," kata Haris.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Secara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaImpor migas mencapai USD 2,65 miliar atau turun 25,56 persen secara bulanan,
Baca SelengkapnyaHingga akhir April 2024, pemerintah telah mengumpulkan penerimaan pajak sebesar Rp624,19 triliun.
Baca SelengkapnyaMenurut asumsi pemerintah, Indeks Keyakinan Konsumen masih tumbuh positif untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi.
Baca SelengkapnyaPemerintah mendorong pengembangan migas non konvensional (MNK).
Baca SelengkapnyaAngka ini sudah 88,69 persen dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Baca SelengkapnyaAngka ini mengalami penurunan dari Maret 2024 atau bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaSKK Migas memprediksi, penerimaan negara dari sektor hulu migas tahun ini akan berada di bawah target yang ditetapkan dalam APBN 2023.
Baca SelengkapnyaPenurunan realisasi lifting migas sebagai dampak adanya sejumlah kecelakaan kerja di awal tahun 2023.
Baca SelengkapnyaKinerja ekspor Juni 2023 anjlok, hanya Rp302,33 triliun.
Baca SelengkapnyaMacetnya pertumbuhan ekonomi karena selalu bergantung pada konsumsi domestik.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2023 sebesar 4,94 persen (yoy), lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2022 sebesar 5,17 persen.
Baca Selengkapnya