Menter Prabowo Tegas Tolak Investasi Apple Rp1,5 Triliun, Minta Bangun Pabrik di Indonesia
Dia mendorong perusahaan yang memproduksi iPhone 16 tersebut untuk meningkatkan nilai investasinya, termasuk membangun pabrik di tanah air.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita berpendapat bahwa proposal investasi sebesar USD 100 juta yang diajukan oleh Apple belum memenuhi keadilan bagi Indonesia.
Dia mendorong perusahaan yang memproduksi iPhone 16 tersebut untuk meningkatkan nilai investasinya, termasuk membangun pabrik di tanah air.
Agus menyatakan bahwa jumlah USD 100 juta, yang setara dengan sekitar Rp1,58 triliun, jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan investasi Apple di negara lain, serta investasi dari produsen teknologi lainnya di Indonesia.
Menurutnya, pembangunan pabrik akan memberikan manfaat yang lebih besar bagi Indonesia.
"Yang akan kita utamakan dalam negosiasi nanti adalah skema pertama, yaitu Apple melakukan investasi untuk membangun pabrik," ungkap Agus di Kantor Kementerian Perindustrian.
Saat ini, Apple menerapkan skema investasi inovasi yang dapat dikonversi menjadi nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tertentu, sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 29 Tahun 2017.
Skema ini mengharuskan Apple untuk mengajukan proposal investasi setiap tiga tahun. Pada periode 2020 hingga 2023, Apple masih memiliki kewajiban investasi yang tersisa sebesar USD 10 juta yang belum dipenuhi.
Di sisi lain, proposal investasi untuk periode 2024 hingga 2026 belum diterima oleh pemerintah dan akan menjadi bagian dari negosiasi yang akan datang.
Agus menegaskan bahwa pembangunan pabrik di Indonesia akan mempermudah proses investasi di masa mendatang, termasuk menghindari negosiasi yang berulang setiap tiga tahun.
"Dengan membangun pabrik, Apple tidak perlu menyusun proposal investasi berkala. Ini akan lebih efisien bagi mereka," jelasnya.
Beri Insentif Pajak
Agus juga menawarkan kemungkinan insentif pajak jika Apple bersedia untuk mendirikan pabrik di Indonesia.
"Kami siap memberikan insentif, tentu dengan mempertimbangkan nilai investasi yang diajukan," ungkap Agus.
Dalam rapat pimpinan, Agus mengemukakan bahwa proposal investasi dari Apple belum memenuhi empat aspek keadilan yang diharapkan. Aspek-aspek tersebut meliputi:
- Perbandingan investasi Apple di negara lain.
- Perbandingan dengan investasi produsen perangkat teknologi lainnya di Indonesia.
- Penciptaan nilai tambah serta kontribusi terhadap pendapatan negara.
- Penciptaan lapangan kerja di Indonesia.
"Berdasarkan hasil asesmen teknokratis, kami memutuskan nilai kewajaran investasi Apple harus ditingkatkan agar memenuhi keempat aspek tersebut."
Dengan pendekatan yang lebih berkeadilan, Indonesia berharap bahwa kehadiran Apple dapat memberikan dampak ekonomi yang lebih signifikan bagi negara.