Menteri Prabowo Klaim Sektor Pangan Indonesia Lebih Baik Dibanding Era Soeharto
Dalam lima tahun pertama reformasi, Indonesia mengutamakan pembangunan politik.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, mengungkapkan bahwa Indonesia telah mengalami keterlambatan dalam sektor pangan selama 27 tahun.
Dia menilai bahwa kondisi sektor pangan di Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soeharto jauh lebih baik.
Menurut Zulkifli Hasan, sektor pangan di Indonesia kini tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara, seperti Vietnam dan Thailand.
Hal ini menjadi salah satu alasan utama bagi pemerintah untuk mengejar target swasembada pangan pada tahun 2027.
"Selama hampir 28 tahun Indonesia mengalami reformasi, memang sektor pangan ini tertinggal," ungkap Zulkifli Hasan saat menghadiri kegiatan Indonesia Marine & Fisheries Business Forum di Jakarta pada Selasa (10/12).
"Kami mengakui kami tertinggal dari Vietnam, kami tertinggal dari Thailand," imbuhnya.
Dia menuturkan, dalam lima tahun pertama reformasi, fokus utama Indonesia adalah pada pembangunan politik. Setelah itu, perhatian beralih ke pembangunan infrastruktur hingga era kepemimpinan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Jadi hampir 27 tahun memang sektor pangan agak tertinggal dibanding pada masa pemerintahan Pak Harto zaman orde baru," jelasnya.
Zulkifli Hasan juga menekankan pentingnya pembentukan Kemenko Pangan sebagai langkah strategis untuk memperkuat fokus pemerintah terhadap swasembada pangan dan mengurangi ketergantungan pada impor produk pangan.
Oleh karena itu, untuk mengatasi ketertinggalan ini, pemerintah akan terus mendorong berbagai riset di sektor pangan. Upaya tersebut bertujuan untuk mengejar ketertinggalan dari Vietnam dan Thailand.
"Sudah lama kita tidak melakukan riset bibit unggul," kata Zulkifli Hasan.
Gerakan Swasembada Pangan hingga Terjunkan TNI
Sebelumnya, Menteri Pertanian bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat telah bekerja sama untuk mendukung program swasembada pangan yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak mengungkapkan bahwa Prabowo Subianto telah mulai melibatkan prajurit TNI Angkatan Darat dalam sektor pertanian sejak menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Ke depannya, keterlibatan prajurit TNI AD dalam program swasembada pangan akan terus berlanjut.
"Presiden sejak jadi Menteri (Pertahanan) sudah menyampaikan tentang Batalyon Produksi. Jadi kita punya tim khusus yang terus mengelola tentang program-program pemerintah, bukan hanya pertanian," ujar Maruli di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, pada Kamis (4/12).
Lebih lanjut, Mentan Andi Amran Sulaiman juga menjelaskan peran penting KSAD dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Ia menjelaskan bahwa prajurit TNI AD, termasuk Bintara Pembina Desa, memiliki keahlian dalam pengelolaan air dan irigasi.
"Beliau jadi motor penggerak sampai tingkat Babinsa ke bawah, men-support pertanian, dan ini bukan pertama sejak kita kerjasama. Sehingga beliau tahu persis bagaimana mengakselerasi pengairan untuk mencapai swasembada secepat-cepatnya, sesingkat-singkatnya," imbuhnya.
Dengan kolaborasi ini, diharapkan program swasembada pangan dapat terlaksana secara efektif dan efisien.