OJK: Ekonomi Indonesia masih bakal terpuruk tahun ini
Merdeka.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut perekonomian Indonesia tahun ini masih akan diliputi ketidakpastian baik dari global maupun domestik. Penghentian stimulus fiskal Amerika Serikat (AS) bakal menjadi isu utama.
Kepala Eksekutif Pengawas Industri Non-Bank/Anggota Dewan Komisioner OJK, Firdaus Djaelani mencontohkan bahkan China dengan basis penduduk besar hampir 1,4 miliar jiwa bakal mengalami pertumbuhan di bawah 9 persen. Artinya sangat berat menghadapi kondisi ekonomi global saat ini.
Sementara, ekonomi Indonesia kurang mempunyai posisi pasti karena selalu terpuruk meskipun perekonomian negara-negara maju tengah membaik.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
-
Apa itu keperjakaan? Keperjakaan bukanlah kondisi medis, melainkan suatu konsep sosial dan budaya. Seorang pria dianggap perjaka jika ia belum pernah melakukan hubungan seksual.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa dicapai? Pengembangan kuantitas produksi berikut umumnya disebabkan oleh semakin majunya teknologi, adanya inovasi bisnis yang efisien serta eskalasi minat konsumen pada tren tertentu.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
"China bakal mencetak pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibandingkan Indonesia pada tahun ini. Indonesia memang susah, sebab saat ekonomi negara maju terpuruk, kita terpuruk. Saat ekonomi negara maju membaik, kita masih terpuruk. Ini masa transisi," ujarnya saat acara 'Tantangan Ekonomi 2014 dan Prospek Investasi Surat Utang Perumahan' di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Senin (20/1).
Hal terpenting, lanjutnya, Indonesia akan menghadapi tiga tantangan besar pada 2014, yakni posisi penurunan siklus komoditas, kredit atau likuiditas, dan politik. Tantangan ini dikhawatirkan akan menghambat stabilitas pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kalau pemilu aman, dan kita mendapat pemimpin yang baik maka euphoria ini akan menggerakkan investasi dan memperbaiki nilai tukar Rupiah," ungkap dia. (mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di lain pihak, pemerintah negara barat dan industri menghadapi stimulus fiskal yang sangat terbatas.
Baca SelengkapnyaArsjad mengatakan, Indonesia saat ini masih dalam konteks terjebak di perangkat negara berpendapatan menengah (middle income trap).
Baca SelengkapnyaRapat Dewan Komisioner Bulanan OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan terjaga stabil.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi capai 5,1 persen tahun ini.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut, hal ini juga sejalan dengan tingkat inflasi global yang diperkirakan masih tinggi di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja sektor jasa keuangan di Indonesia terbilang stabil.
Baca SelengkapnyaTensi perang dagang kembali meningkat akibat kenaikan tarif Amerika Serikat dan beberapa negara Amerika Latin terhadap produk-produk dari China.
Baca SelengkapnyaTensi geopolitik global masih melanjutkan peningkatan seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaOJK berhasil menjaga stabilitas sektor jasa keuangan terjaga dan pasar keuangan menguat di tengah sentimen positif.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi tak mencapai target pemerintah karena dipengaruhi gejolak ekonomi global.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat Indonesia mengalami deflasi sejak bulan Mei-Agustus 2024. Tak hanya itu angka kelas menengah juga anjlok karena meningkatknya penduduk kelas bawah.
Baca Selengkapnya