Pemerintah dan PLN angkat tangan atasi krisis listrik Medan

Merdeka.com - Pemerintah pusat maupun PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mengaku kesulitan menyelesaikan akar persoalan listrik di Sumatera Utara. Alasannya, pembebasan lahan untuk pembangunan pembangkit baru di Nagan, mendampingi PLTA Pangkalan Susu, berlarut-larut sejak tahun lalu.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman menyatakan kini intensitas pemadaman listrik sudah berkurang di Kota Medan dan sekitarnya. Tapi itu dikarenakan kebijakan tambal sulam.

"Kemarin kan beberapa pembangkit di-overhaul, sehingga pemadaman berkurang. Tapi kembali, di Sumut antara pasokan dan demand pas-pasan, kalau ada lagi kekurangan, bisa terjadi kondisi pemadaman," ujarnya di Jakarta, Jumat (21/3).

Ditemui terpisah, Direktur Perencanaan dan Afiliasi Anak Perusahaan PLN Murtaqi Syamsuddin mengaku pasrah bila pihaknya terus dicaci maki masyarakat karena kerap menjalankan pemadaman listrik.

Dia mengatakan, tanpa ada kerja sama dari masyarakat di lokasi calon PLTA baru untuk merelakan tanahnya, maka sulit menggenjot kapasitas penyediaan listrik di Sumatera Utara.

"Mau bagaimana lagi, penduduk tidak mau melepas lahannya. Itu biar pemerintah lah yang menjelaskan (kenapa molor)," kata Murtaqi.

Jarman sendiri sampai sekarang masih berkoordinasi dengan kementerian lain dan pemerintah daerah, supaya persoalan listrik Sumatera Utara tidak berlarut-larut. Dia memastikan, PLTA Pangkalan Susu yang belum lama beroperasi harus segera disokong pembangkit tambahan.

"Pangkalan susu kan jauh, solusi paling pas itu harus disiapkan transmisinya, dan pembangkit di dekat Medan harus dipercepat pembangunannya," ungkapnya.

Salah satu langkah mengatasi krisis listrik adalah mengebut pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Belawan 2.2.

Ada pula PLTU Nagan Raya, yang terbagi menjadi unit 1 dengan kapasitas 60 Megawatt (MW) dan Unit 2 berkapasitas 95 MW. Unit 1 sedianya baru dapat memasok listrik pada April 2014 dan unit 2 pada Juni 2014.

Sebelumnya, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengumpulkan direksi PLN dan perusahaan BUMN yang bergerak dalam sektor konstruksi. Dahlan menggelar rapat selama 2 jam di kantornya. Hasilnya, salah satu solusi mengatasi krisis listrik di Sumatera Utara adalah pembangunan transmisi listrik berdaya 500 kilo volt yang membentang 1.200 KM di sepanjang Sumatera.

Pembangunan transmisi listrik seperti di Jawa (Paiton-Suralaya) tersebut membutuhkan dana sekitar Rp 60 triliun. Ditargetkan, proyek ini akan rampung dalam 2,5 tahun. Dana itu rencananya diperoleh dari pinjaman bank BUMN mengingat PT. PLN tidak memiliki anggaran besar untuk mengerjakan proyek ini. (mdk/noe)