Pendidikan vokasi jalan cepat memutus rantai kemiskinan

Merdeka.com - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) berharap, pelatihan vokasi atau yang lebih dikenal sebagai pelatihan kerja merupakan jalan pintas untuk percepatan peningkatan kompetensi tenaga kerja Indonesia.

Data Badan Pusat Statistik, selama tahun 2016, sektor-sektor yang mengalami peningkatan persentase penduduk yang bekerja adalah Sektor Jasa Kemasyarakatan (0,42 persen poin), Sektor Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi (0,27 persen poin), Sektor Pertanian (0,12 persen poin), dan Sektor Industri (0,07 persen poin). Sedangkan sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah Sektor Konstruksi (0,64 persen poin) dan Sektor Perdagangan (0,25 persen poin).

Pada Februari 2017, terdapat 30,14 persen penduduk bekerja tidak penuh (jam kerja kurang dari 35 jam seminggu) mencakup 7,62 persen setengah penganggur dan 22,52 persen pekerja paruh waktu. Dalam setahun terakhir, setengah penganggur turun sebesar 1,05 persen poin, sementara pekerja paruh waktu naik sebesar 1,08 persen poin.

Pelatihan kerja diharapkan semakin meningkatkan angka serapan tenaga kerja. Pentingnya pelatihan kerja, karena jika dibandingkan dengan pendidikan formal, pelatihan kerja tidak membutuhkan waktu lama untuk menghasilkan tenaga kerja yang kompeten.

Itulah mengapa Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M Hanif Dhakiri berulang kali mengingatkan pentingnya pelatihan kerja di hampir setiap sambutan pada acara-acara kedinasan.

Menaker menyadari betul pelatihan kerja adalah solusi cepat untuk memotong lingkaran setan kemiskinan yang salah satu faktor penyebabnya adalah rendahnya keterampilan yang ujungnya adalah kemiskininan karena pendapatan yang rendah.

"Nah Pemerintah ingin memotong lingkaran setan ini. Caranya dengan pelatihan kerja atau vokasi. Dengan pelatihan kerja orang miskin yang berpendidikan rendah & tidak memiliki keterampilan memiliki kesempatan untuk meningkatkan keterampilan," kata Hanif Dhakiri di Bogor, Jawa Barat.