Petani Keluhkan Harga Biji Kopi Terus Turun Sejak 2018
Merdeka.com - Ketua Koperasi Tani Manunggal Sutarno mengatakan, harga kopi saat ini tengah anjlok sehingga menggerus pendapatan petani. Seperti biji kopi (green bean) dijual dengan harga Rp 22.000 per kilogram, turun signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
"Green bean (biji kopi) sekarang cuma Rp 22.000 per kilogram. Itu turun jauh," kata dia kepada Merdeka.com, di acara Penandatanganan Kerja Sama dengan CJ Indonesia, di CGV FX Sudirman, Jakarta, Kamis (27/6).
Menurutnya, harga biji kopi sempat menyentuh angka Rp 30.000 per kilogram sebelum kemudian turun. Hal ini sudah terjadi sejak tahun 2018. "Biasanya kemarin-kemarin green bean bisa mencapai Rp 27.000, Rp 28.000, bahkan pernah sampai Rp 30.000. (Penurunan harga) sudah dari tahun kemarin," ujarnya.
-
Kenapa harga kopi Temanggung naik? Salah satu kopi yang harganya mengalami kenaikan ada di Desa Gemawang. Kepala Desa Gemawang, Musiran, membenarkan hal itu. Menurutnya, harga jual kopi yang naik drastis salah satunya disebabkan oleh kualitas kopi yang meningkat.
-
Kenapa harga beras naik di Jawa Tengah? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
-
Apa yang menyebabkan harga singkong meningkat? Saat ditemui wartawan, seorang penjual singkong dan ubi jalar di Pasar Kopro, Wartini mengaku jika saat ini terjadi peningkatan penjualan.Menurutnya, hal ini seiring dengan tingkat konsumsi umbi-umbian tersebut yang juga tinggi di tengah harga beras yang belum turun.
-
Dimana harga kedelai naik? Di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat misalnya, melambungnya harga kedelai tersebut turut memengaruhi pola produksi para produsen tahu, salah satunya Nana Suryana di Kelurahan Nagri Kidul.
-
Bagaimana harga beras di pasaran? Harga beras di pasaran masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
-
Kenapa harga kedelai makin mahal? Hendro, salah seorang perajin tahu di Dusun Kanoman, mengatakan bahwa makin ke sini harga kedelai lokal semakin mahal. Oleh karena itu, mereka terpaksa mengandalkan kedelai impor untuk membuat tahu. Tapi harga kedelai impor saat ini cenderung tinggi.
Berhadapan dengan kenyataan demikian, petani tidak bisa berbuat banyak. Sebab di satu sisi mereka tetap membutuhkan dana sehingga tetap menjual meski dengan harga rendah.
"Kita kan tahu kopi itu kan panen cuma setahun. Jadi kita harus mengatur supaya panenan itu cukup untuk setahun. Ketika harga kopi jatuh padahal kita butuh dana. Kita jual. Ya sudahlah. Makanya posisi tawar kita lemah," jelas Sutarno.
Salah satu langkah telah dilakukan pihaknya untuk mengatasi penurunan harga kopi yakni dengan meningkatkan nilai tambah kopi dengan cara memproduksi kopi dalam bentuk bubuk. Namun produksi belum dapat dilakukan secara masif, sebab permintaan yang masih rendah.
"Kita buat dalam bentuk bubuk, kita buat kopi siap minum. Yang untuk jadi bubuk sekitar 200 kilo per hari. Kita harus lihat pasar produksi tinggi permintaan kurang tentu nanti harga jatuh," jelas dia.
Karena itu, pihak terus berupaya memperluas pasar produk bubuk kopi yang dihasilkan anggota koperasi, salah satunya dengan menggandeng CJ Indonesia. Beberapa poin dalam kerja sama yakni pendampingan dalam desain kemasan dan perluasan pemasaran produk kopi asal koperasinya lewat cafe Tous les Jours (TLJ) dan Cafe CGV yang dipunyai CJ Indonesia.
"Saya berharap dapat peningkatan kesejahteraan petani dapat dinaikkan. Saya harap produk ini bisa dipasarkan (lebih luas)," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat berharap pemerintah dapat segera menurunkan harga bahan pokok tersebut.
Baca SelengkapnyaJika sebelumnya harga beras berada di kisaran Rp 8.000 per liter, kini melonjak menjadi Rp 10.000 per liter.
Baca SelengkapnyaKalau biasanya kopi dijual dengan harga Rp27,5 ribu per kilogram, kini harganya naik hingga Rp85 ribu per kilogram
Baca SelengkapnyaHarga cabai merah turun seiring hasil panen yang melimpah di Boyolali.
Baca SelengkapnyaKemarau panjang membuat petani padi di berbagai daerah terancam gagal panen.
Baca SelengkapnyaSaat ini harga beras kualitas premium rata-rata telah mencapai Rp18.000 per kilogram. Angka ini naik hingga 20 persen dari harga normal tahun 2023.
Baca SelengkapnyaIndeks harga yang diterima petani turun 0,16 persen lebih dalam dibandingkan dengan penurunan indeks harga yang dibayar petani.
Baca SelengkapnyaKondisi ini menyebabkan daya beli turun dan omzet berkurang.
Baca SelengkapnyaPlt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti mengungkap penyebab harga beras meroket.
Baca SelengkapnyaPasokan beras medium maupun premium juga mulai langkah di pasar tradisional.
Baca SelengkapnyaAda beberapa penyebab terjadinya lonjakan harga beras ini, termasuk molornya musim tanam dan musim panen.
Baca SelengkapnyaDi panen ini, mereka hanya menerima nominal amat kecil yakni Rp700 per kilogram. Ini jauh dari pendapatan saat harga normal, di kisaran Rp4.000 per kilogram
Baca Selengkapnya