Poin-Poin Penting Generasi Z Sulit Diterima Perusahaan
Perusahaan berpandangan jika generasi z belum siap bekerja.
Generasi Z memiliki tantangan besar dalam mendapatkan pekerjaan formal. Ini disebabkan stigma kurang baik yang kerap disematkan kepada generasi kelahiran 1997-2012 ini.
Pada Agustus 2024, Intelligent.com melakukan survei terhadap 966 petinggi perusahaan yang terlibat dalam rekrutmen karyawan.
Kriteria demografi dan pertanyaan penyaringan digunakan untuk memastikan responden yang memenuhi syarat. Kriteria ini meliputi usia di atas 25 tahun, peran organisasi (eksekutif tingkat C, manajer sumber daya manusia, direktur, presiden, pemilik/mitra, dan manajemen senior), perusahaan dengan jumlah karyawan lebih dari 10, dan pendidikan (perguruan tinggi teknik, perguruan tinggi, atau pascasarjana).
Responden juga harus melewati pertanyaan penyaringan untuk memastikan keterlibatan mereka dalam perekrutan untuk posisi tingkat pemula di perusahaan mereka.
Hasil dari survei tersebut menunjukan, 75 persen perusahaan melaporkan bahwa mereka kurang puas terhadap karyawan yang baru lulus dari universitas atau kampus.
Enam dari sepuluh perusahaan bahkan melakukan pemecatan terhadap karyawan mereka yang baru lulus dari kuliah. Hasil lain yang didapatkan dalam survei adalah satu dari enam manajer mengaku ragu merekrut karyawan dari generasi Z.
"Meskipun mereka mungkin memiliki beberapa pengetahuan teoritis dari perguruan tinggi, mereka sering kali tidak memiliki pengalaman praktis di dunia nyata dan keterampilan nonteknis yang dibutuhkan untuk berhasil di lingkungan kerja. Faktor-faktor ini, dikombinasikan dengan ekspektasi pekerja berpengalaman, dapat menciptakan tantangan bagi lulusan baru dan perusahaan tempat mereka bekerja,” kata Kepala Penasihat Pengembangan Karier dan Pendidikan Intelligent, Huy Nguyen
Kurang Profesional
Perusahaan juga berpandangan jika generasi z belum siap bekerja, tidak bisa menangani beban kerja, dan kurang professional. Mayoritas perusahaan sepakat agar lulusan kampus memiliki pembekalan etika kerja.
“Lulusan baru yang memulai pekerjaan pertama mereka harus menunjukkan profesionalisme, bukan dengan mengikuti norma-norma yang sudah ketinggalan zaman, tetapi dengan bersikap hormat dan berkomitmen terhadap pekerjaan mereka," kata dia.
"Mulailah dengan mengamati dan memahami budaya perusahaan dan bagaimana rekan kerja berinteraksi. Ambil inisiatif untuk mengajukan pertanyaan yang bijaksana, dapatkan umpan balik, dan terapkan untuk menunjukkan motivasi Anda untuk pertumbuhan pribadi. Bangun reputasi sebagai orang yang dapat diandalkan dengan menjaga sikap positif, memenuhi tenggat waktu, dan menjadi sukarelawan untuk proyek, bahkan yang di luar tanggung jawab langsung Anda,” kata Nguyen.