Produk China dominasi kasus pembajakan di Indonesia

Merdeka.com - Produk asal China mendominasi kasus pembajakan di Indonesia. Imbasnya negara ditaksir mengalami kerugian hingga puluhan miliar Rupiah.

Negara merugi karena dalam kasus pembajakan ini sebuah produk beredar secara ilegal tanpa terkena pungutan wajib pada negara sesuai undang-undang yang berlaku.

Dirjen Hak Kekayaan Intelektual, Ahmad M Ramli, mengatakan China menduduki posisi teratas negara penyumbang barang bajakan yang masuk ke Indonesia.

"China paling mendominasi," kata Ramli di sela penutupan rapat Tim Nasional Penanggulangan Pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual di Kuta, Bali, Rabu (18/9).

Ramli mengungkapkan, hingga September 2013, lembaganya telah berhasil mengungkap 50 kejahatan pembajakan hak cipta, merek dan desain. Dua diantaranya sudah diputus pengadilan.

Komnas Penanggulangan Pelanggaran HKI sendiri menerima 82 laporan, terbanyak merupakan kasus pelanggaran hak cipta.

Pengungkapan terbesar berupa penemuan 479 karung dan 421 kardus CD, VCD dan DVD bajakan di Glodok Plasa, Februari 2013 lalu. "Kasus ini merugikan negara Rp 22 miliar," papar Ramli.

Ramli menjelaskan pertemuan selama dua hari ini sebagai bagian dari upaya menyiapkan draft amandemen UU di bidang HKI yang mencakup revisi UU Hak Cipta, Paten, Merek dan Desain Industri.

"Untuk revisi UU hak cipta saat ini sudah masuk dalam Prolegnas (program legislasi nasional) prioritas dan akan dibahas di DPR tahun ini," katanya. (mdk/bmo)