Setoran PNBP di 2022 Capai Rp588,3 Triliun, Tertinggi Sepanjang Sejarah
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp 588,3 triliun di 2022, meningkat 28,3 persen dibanding capaian tahun lalu. Angka ini jadi yang sepanjang sejarah penerimaan PNBP Indonesia.
"Untuk komoditas, kita lihat di sini kenaikan PNBP secara total adalah 28,3 persen mencapai Rp 588,3 triliun. Ini adalah termasuk PNBP tertinggi dalam sejarah PNBP kita," ujarnya dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa (3/1).
Dia menuturkan, penyumbang yang cukup besar ada dari kenaikan harga crude palm oil (CPO), batubara, dan Indonesia crude price (ICP) yang juga meningkat cukup tinggi sepanjang tahun.
-
Mengapa laba Bank Mandiri naik di tahun 2023? Kunci kesuksesan Bank Mandiri ini tak lepas dari strategi bisnis yang konsisten untuk fokus pada pertumbuhan bisnis berbasis ekosistem serta didukung dengan strategi digitalisasi.
-
Apa hasil terbesar Pertamina pada tahun 2023? PT Pertamina (Persero) berhasil membukukan laba total sebesar USD 4,77 miliar atau sekitar Rp 72,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.255 per USD).
-
Apa itu PPN 12%? Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% akan mulai diterapkan pada tanggal 1 Januari 2025.
-
Siapa Menteri PPN saat ini? Adapun, Menteri PPN saat ini dijabat oleh Suharso Monoarfa, yang dipilih langsung oleh presiden pada tahun 2019.
-
Bagaimana Jasa Raharja meningkatkan pendapatannya di tahun 2022? Di sisi pendapatan, Jasa Raharja berhasil menorehkan kinerja positif dengan catatan pertumbuhan pendapatan sebesar 6,94 persen yakni Rp5,9 triliun pada tahun 2021, menjadi Rp6,4 triliun di tahun 2022.
-
Apa rencana Prabowo untuk meningkatkan pendapatan negara? Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto berencana akan membuat lembaga khusus bernama Badan Penerimaan Negara (BPN) untuk memaksimalkan pendapatan negara.
"Itu adalah penyumbang dari PNBP kita. Baik itu untuk yang migas maupun untuk yang non migas, itu sangat besar, Rp 48,5 triliun yang migas, kemudian non migas mencapai Rp 120,1 triliun," terangnya.
Kemudian, dari kekayaan negara yang dipisahkan (KND), berupa setoran dividen BUMN mencapai Rp 40,6 triliun. PNBP Lainnya dari penjualan hasil tambang dan kebijakan domestic market obligation (DMO) sebesar Rp 196,3 triliun.
"Tapi kalau dibandingkan sebelum covid, yang mencapai kekayaan negara yang dipisahkan mencapai Rp 80 triliun, itu (setoran dividen saat ini) masih separuhnya. Jadi kita berharap untuk BUMN makin sehat sehingga bisa memberikan sumbangan untuk PNBP kita," paparnya.
Di sisi lain, setoran dari Badan Layanan Umum (BLU) utamanya dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mencapai Rp 82,8 triliun. Angka ini turun dari setoran tahun sebelumnya karena adanya kebijakan bea ekspor Rp 0 di pertengahan tahun 2022.
Reporter: Arief Rahman H.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimis outlook penerimaan pajak tahun ini bisa melebihi target yang sudah ditentukan sebesar Rp1.818,2 triliun.
Baca SelengkapnyaPer Maret 2024, realisasi PPh Migas mencapai Rp14,53 triliun atau 19,02 persen dari target.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani merinci, penerimaan pajak terbesar disumbang Pajak penghasilan (PPh) Non Migas mencapai Rp593,76 triliun.
Baca SelengkapnyaJika dilihat dalam perjalanannya, penerimaan pajak sempat mengalami penurunan yang signifikan yakni pada tahun 2020.
Baca SelengkapnyaMenurut Sri Mulyani, capaian pendapatan negara tahun 2023 yang tembus melebihi target merupakan pencapaian yang luar biasa baik.
Baca SelengkapnyaAngka tersebut sudah mencapai 101,3 persen dari targetAPBN 2023.
Baca SelengkapnyaAngka tersebut sudah melebihi target Undang Undang (UU) APBN untuk tahun 2023 yang hanya Rp2.463,2 triliun.
Baca SelengkapnyaPenerimaan pajak sejak Januari-Agustus 2024 telah mencapai Rp1.196,54 triliun atau 60,16 persen dari target APBN.
Baca SelengkapnyaBendahara negara ini juga melaporkan, kinerja APBN sampai dengan akhir Juli masih tetap terjaga positif.
Baca SelengkapnyaHingga September 2023, penerimaan pajak capai Rp1.387,78 Triliun.
Baca SelengkapnyaProses mencapai target penerimaan pajak tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Baca SelengkapnyaAngka ini sudah 88,69 persen dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Baca Selengkapnya