Sultan Badaruddin II, Putera Mahkota yang Perjuangkan Palembang dari Belanda
Merdeka.com - Menghormati jasa para pahlawan dapat terwujud dalam bentuk apapun. Seperti saat pemerintah Republik Indonesia mengenang jasa pahlawan dalam lembar rupiah.
Pada mata uang pecahan Rp10.000 terdapat gambar pahlawan Sultan Mahmud Badaruddin II. Dia merupakan pria kelahiran Palembang, 26 September 1767. Ayah Sultan Mahmud bernama Sultan Muhammad Bahaudin serta dan ibunya adalah Ratu Agung Datuk Murni.
Layaknya seorang anak terlahir dari keluarga bangsawan, Sultan Mahmud pun dinobatkan menjadi seorang Sultan untuk memerintahkan Kesultanan Palembang Darussalam di usia 37 tahun. Dalam biografi Sultan Mahmud Badaruddin II, diketahui bahwa dia sempat dinobatkan menjadi pangeran ratu atau putera mahkota oleh sang ayah.
-
Siapa pahlawan di uang kertas Rp 100.000? Uang kertas Rp 100.000 yang didominasi warna merah ini menampilkan dua tokoh proklamator Indonesia, yaitu Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta.
-
Apa tujuan gambar pahlawan di uang Indonesia? Alasannya, di sana tersimpan spirit untuk memperkuat tenun kebangsaan dan persatuan. Lewat sosok pahlawan, ada keteladan yang menjadi daya rekat anak bangsa.
-
Siapa Bapak Persandian Republik Indonesia? Mayjen TNI (Purn) dr. Roebiono Kertopati lahir pada 11 Maret 1914 di Ciamis, Jawa Barat dan wafaf di usia 70 tahun pada 23 Juni 1984.
-
Di mana prasasti pendiri Palembang berada? 16 Juni 682 Masehi Berdasarkan catatan yang terdapat pada prasasti Kedukan Bukit, kota ini didirikan pada 16 Juni 682 Masehi.
-
Siapa Bapak Permuseuman Indonesia? Bicara tentang museum di Indonesia maka akan bicara mengenai sosok Mohammad Amir Sutarga. Dia didaulat sebagai Bapak Permuseuman Indonesia.
-
Apa nama mata uang Indonesia? Rupiah merupakan nama mata uang Indonesia yang digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di seluruh wilayah Indonesia.
Di masa kecil, Sultan Mahmud mengenyam pendidikan kenegaraan dari sang ayah dan kakeknya. Sedangkan pendidikan keagamaan, didapatkan dari para ulama yang berada tinggal di lingkungan keraton yang membuatnya begitu taat beragama beserta mengamalkan ajarannya.
Meski lingkungan hidupnya dikelilingi beberapa ulama penting, namun dia dikenal sebagai sosok yang senang bergaul dengan siapa saja. Bahkan dia tak segan bergaul dengan masyarakat biasa, yang secara tidak langsung berpengaruh pada pembentukan kepribadiannya.
Dengan kepribadiannya dan semua ilmu dari orang terdekatnya, membuat Sultan Mahmud tumbuh menjadi pemuda dengan pemikiran yang luas.
Sejak usia muda, Sultan Mahmud termasuk salah satu anak dari Sultan Muhammad Bahaudin yang cukup populer di kalangan masyarakat. Dia juga dikenal sebagai seorang bangsawan yang memiliki wibawa besar, anak raja yang cerdas, gagah berani dan bijaksana, serta miliki rasa kemanusiaan yang luhur.
Sifatnya yang begitu dikagumi, membuatnya tampak mencolok dibandingkan dengan para saudaranya. Di balik segala kepribadian baiknya, Sultan Mahmud Badaruddin II selaku calon pemimpin juga memiliki reputasi dan kemampuan yang mengagumkan.
Reputasi tersebut didapatkan ketika menunjukkan kepiawaiannya dalam membantu sang ayah membangun benteng. Dia juga sekaligus menyusun strategi perang dan mampu memikirkan tempat strategis bagi formasi para pasukannya. Semua kelebihan yang dimiliki beliau, tidak heran jika rakyatnya begitu mencintainya.
Sebagai seorang Sultan, beliau diketahui menjadi pemimpin pertempuran dalam melawan penjajah dari Inggris dan Belanda. Perlawanan utamanya dijuluki sebagai Peristiwa Loji Sungai Aur, di mana beliau berhasil mengakhiri perang tersebut dari kekuasaan Belanda di Palembang.
Salah satu faktor yang membuat Palembang menjadi wilayah incaran Belanda di abad ke 18, yaitu sejak ditemukan timah di daerah Bangka.
Pada saat itu, bangsa Eropa mulai mendirikan Loji atau kantor dagang di Sungai Aur sebagai langkah utama melakukan penjajahan. Akibatnya peperangan pun tumpah pada tanggal 14 September 1811, namun kemudian kekuasaan diberikan pada Gubernur Jenderal Thomas Raffles yang berasal dari Inggris.
Tentu saja peristiwa tersebut mendapat pertentangan keras dari beliau sebagai raja, sehingga peperangan kembali terjadi setelahnya.
Pertempuran pun terjadi secara sengit dan cukup panjang untuk bisa membebaskan tanah kota Palembang dari tangan penjajahan. Meski telah berjuang, akhirnya Palembang jatuh juga ke tangan Belanda pada tanggal 25 Juni 1821.
Setelah kerajaannya tumbang, beliau beserta keluarga kemudian diasingkan ke Ternate dan hidup hingga ajal menjemputnya pada tanggal 26 September 1852. Untuk mengenang semua perjuangannya, tertulis pada biografi Sultan Mahmud Badaruddin II di mana namanya dijadikan sebagai nama Bandara Internasional Palembang.
Selain itu, sosoknya juga diabadikan dalam sebuah gambar yang dapat ditemukan pada selembar uang pecahan rupiah bernilai Rp10.000 dan menetapkannya sebagai pahlawan nasional.
Selain gagah perkasa, sejak kecil beliau sudah dikenal sebagai sosok yang mau bergaul dengan siapa pun. Berangkat dari sanalah reputasinya semakin memuncak serta setara dengan wawasan dan keahliannya, yang menjadikannya sebagai raja selanjutnya. (mdk/azz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Putra asal Pontianak ini memiliki keturunan Arab-Indonesia yang semasa hidupnya dihabiskan berkarier di dunia militer dan politik.
Baca SelengkapnyaBagi Indonesia sebagai negara yang kala itu masih belia dan kerap menghadapi berbagai kegentingan, kemunculan sosok pahlawan dalam uang menjadi penting.
Baca SelengkapnyaTak hanya sebagai pemakaman umum, di makam Bergota Semarang terdapat beberapa makam tokoh pribumi penting pada masanya.
Baca SelengkapnyaMotif kaligrafi tersebut kabarnya dibuat oleh keturunan kerajaan yang sempat mengungsi untuk menghindari kejaran Belanda.
Baca SelengkapnyaSultan pertama Samudera Pasai ini konon menjadi raja pertama yang bisa membaca Al-Qur'an pada abad ke-13.
Baca SelengkapnyaBenteng Kuto Besak, bangunan bersejarah yang digagas oleh Sultan Mahmud Badaruddin I.
Baca SelengkapnyaSultan Syarif Kasim II menduduki kekuasaan Kesultanan Siak saat usianya 16 tahun. Selain jadi raja termuda, dirinya juga menjadi raja terakhir.
Baca SelengkapnyaKepalan tangan tersebut menjadi simbol perjuangan Bagindo Aziz Chan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Kota Padang.
Baca SelengkapnyaBerikut sosok Pahlawan Nasional pengibar Bendera Merah Putih pertama di Papua ketika masih diduduki oleh Belanda.
Baca SelengkapnyaTekadnya yang kuat membuat dirinya berani maju secara terbuka untuk menghadapi sekutu. Muslihat tak peduli meski hujan peluru terjadi di sana.
Baca SelengkapnyaKota Palembang memiliki ragam bangunan kuno yang sampai sekarang masih bisa dijumpai.
Baca SelengkapnyaUang kertas TE 2022 tak hanya cantik, tapi penuh makna. Kenali para pahlawan nasional yang wajahnya menghiasi rupiah, dari pecahan Rp 1.000 hingga Rp 100.000!
Baca Selengkapnya