Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Wamenkeu Beberkan Alasan Pertumbuhan Ekonomi RI Tak Sekencang Negara Tetangga

Wamenkeu Beberkan Alasan Pertumbuhan Ekonomi RI Tak Sekencang Negara Tetangga Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo. ©2017 Merdeka.com/Yayu Agustini Rahayu

Merdeka.com - Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih melempem. Pada triwulan III 2018 pertumbuhan ekonomi tercatat melambat atau tidak sekuat perkiraan yakni stagnan di kisaran angka 5,1 persen. Kondisi ini berbanding terbalik dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand yang pertumbuhannya cukup signifikan.

Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengungkapkan ada beberapa hal yang membuat pertumbuhan ekonomi RI tidak mampu lari kencang mengimbangi negara tetangga. Salah satunya adalah luasnya wilayah dan besarnya populasi Indonesia dibanding negara lain.

"Ekonomi Indonesia berbeda dengan ekonomi Singapura, Thailand, dan Vietnam karena kalau kita lihat karena Indonesia luas sekali. Ada 34 provinsi, 34 gubernur, 500 lebih kabupaten kota yang digendong terus pak presiden," kata Mardiasmo dalam sebuah acara diskusi di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (22/11).

Orang lain juga bertanya?

Dia menyebutkan, sebagian besar negara dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi memiliki luas wilayah tidak terlalu luas dengan jumlah penduduk yang tidak banyak. "Jadi Singapura kecil, Malaysia, Eropa itu seperti Jerman, Belanda, Belgia sama kayak Jawa Timur. Jadi kalau kita lihat dari sabang sampai merauke itu sama kayal London sampai Ankara," ujarnya.

Karena latar belakang itu juga Mardiasmo menyatakan selama ini pemerintahan Jokowi-JK salah satu fokusnya adalah konektivitas antar wilayah agar roda perekonomian antar daerah dapat saling terhubung satu sama lain.

"Dimulai dari pinggiran. Agar menyambung jadi satu. Konektivitas itu peradaban. Ada tol laut, nah bagaimana kita kirim barang ke papua baliknya tidak kosong. Kereta api tidak da di Sulawesi Selatan apalagi Papua. Maka ada Trans Sumtera, Trans Kalimantan," ujarnya.

Diharapkan konektivitas yang tercipta itu akan menghadirkan inklusifitas perekonomian antar daerah. Hal itu yang kemudian akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan dan stabil.

"Karena kita negara yang sangat kaya yang miskin sangat miskin tidak makan nasi tapi nasi aking. Nah ini bagaimana kita ingin melihat ekonomi ini bagaimana masyarakat seluruh Indonesia. Satu masyarakat jelita yang lain jelata. Jadi ekonomi Indonesia beri kesempatan kue pembangunan, baik jelita maupun jelata," tutupnya.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Luhut Bandingkan Indonesia dan Amerika: Kita Hampir Enggak Ada Gelandangan
Luhut Bandingkan Indonesia dan Amerika: Kita Hampir Enggak Ada Gelandangan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menilai, ekonomi Indonesia saat ini lebih kuat dibanding banyak negara lain.

Baca Selengkapnya
Indonesia Perlu Waspada Saat Ekonomi Negara Maju Bangkit Kembali
Indonesia Perlu Waspada Saat Ekonomi Negara Maju Bangkit Kembali

Arsjad mengatakan, Indonesia saat ini masih dalam konteks terjebak di perangkat negara berpendapatan menengah (middle income trap).

Baca Selengkapnya
Kementerian Ini Jadi Penentu Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Masa Depan
Kementerian Ini Jadi Penentu Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Masa Depan

Kunci sukses terletak pada sukses atau tidaknya membenahi kementerian dan kebijakan industrinya.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Ingatkan Perjalanan Indonesia Jadi Negara Maju Tidak Mudah, Ini Alasannya
Sri Mulyani Ingatkan Perjalanan Indonesia Jadi Negara Maju Tidak Mudah, Ini Alasannya

Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.

Baca Selengkapnya
Ketua MPR ke Jokowi: Kita Tidak Boleh jadi Negara Gagal dan Bangkrut
Ketua MPR ke Jokowi: Kita Tidak Boleh jadi Negara Gagal dan Bangkrut

Indonesia harus mampu untuk meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Penyebab Produk Mebel RI Kalah Saing dengan Vietnam-Malaysia
Jokowi Ungkap Penyebab Produk Mebel RI Kalah Saing dengan Vietnam-Malaysia

Jokowi menyebut, produk mebel RI ada di peringkat 17. Sementara Vietnam ada di posisi 2 dan Malaysia 12.

Baca Selengkapnya
Pensiunan Jenderal TNI Heran Indonesia 78 Tahun Merdeka tapi Tak Bisa Melampaui Malaysia
Pensiunan Jenderal TNI Heran Indonesia 78 Tahun Merdeka tapi Tak Bisa Melampaui Malaysia

Menurut Edy, antangan Indonesia saat ini lebih sulit karena bukan hanya ancaman dari luar, tetapi juga dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya
Menteri Rosan Kaget Perdana Menteri Singapura Sangat Yakin Indonesia Bisa Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Menteri Rosan Kaget Perdana Menteri Singapura Sangat Yakin Indonesia Bisa Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Rosan mengaku kaget lantaran PM Singapura hakul yakin Indonesia bisa mengejar target pertumbuhan ekonomi 8 persen.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Dunia Membaik, Indonesia Waspadai Kenaikan Harga dan Suku Bunga
Ekonomi Dunia Membaik, Indonesia Waspadai Kenaikan Harga dan Suku Bunga

Sri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Indonesia Makin Kompetitif hingga Kalahkan Malaysia Ini Buktinya
Indonesia Makin Kompetitif hingga Kalahkan Malaysia Ini Buktinya

Daya saing Indonesia didongkrak oleh peningkatan performa ekonomi, kemampuan menarik kapital, dan pertumbuhan PDB

Baca Selengkapnya
Analisis LSI Denny JA: Selama 10 Tahun Jokowi, Peringkat PDB Indonesia di Dunia Naik Menjadi Nomor 16
Analisis LSI Denny JA: Selama 10 Tahun Jokowi, Peringkat PDB Indonesia di Dunia Naik Menjadi Nomor 16

Pertumbuhan PDB selama 10 tahun Jokowi memperlihatkan pencapaian positif bagi ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya
Anies Baswedan Kritik Jokowi: Investasi Naik Tapi Pengangguran Turun Sedikit
Anies Baswedan Kritik Jokowi: Investasi Naik Tapi Pengangguran Turun Sedikit

Anies menilai, realisasi investasi tak sejalan dengan penurunan angka pengangguran.

Baca Selengkapnya