Waspada, Bank Dunia Prediksi Ekonomi Dunia Suram di 2023
Merdeka.com - Bank Dunia kembali mengeluarkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Perekonomian dunia diproyeksikan masih suram pada tahun ini. Tercermin dari ramalannya tentang prospek ekonomi global di 2023 hanya mampu tumbuh 2,1 persen. Angka ini jauh lebih rendah ketimbang capaian ekonomi global tahun 2022 yang berada di level 3,1 persen.
"Setelah tumbuh 3,1 persen tahun lalu, ekonomi global akan melambat secara substansial pada tahun 2023, menjadi 2,1 persen," dikutip dari laporan yang dipublikasikan Bank Dunia, Jakarta, Rabu (7/6).
Tak hanya itu, tingkat inflasi global tahun ini masih akan tinggi. Kondisi ini tidak terlepas dari dampak lanjutan dari kebijakan pengetatan moneter untuk mengendalikan inflasi. Tingkat inflasi baru akan mereda di tahun 2024 di posisi 2,4 persen.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
-
Bagaimana ekonomi RI bisa tumbuh 6,22% sampai 2045? 'Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045,' kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Bagaimana capaian realisasi investasi tahun 2023? Capaian tersebut, kata Bahlil, juga mencapai 129 persen dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebesar Rp 1.099 triliun.
-
Mengapa realisasi perlinsos Kemensos tahun 2023 rendah? 'Ini yang menjelaskan pada saat kami menjelaskan kenaikan 2 bulan pada bansos Kemensos mencapai cukup tinggi adalah akibat baseline 2023 dari bansos Kemensos pada bulan Januari—Februari yang memang waktu itu rendah akibat masih adanya penataan kembali kerja sama antara Kemensos dan perbankan,' ujarnya seperti dilansir dari Antara.
"Tekanan inflasi terus berlanjut meskipun inflasi utama global telah melambat sebagai akibat dari efek dasar," dikutip dari laporan yang sama.
Redanya tekanan rantai pasokan, dan kondisi keuangan global telah mengetat. Ini terjadi karena kebijakan kenaikan suku bunga. Pada tingkat yang lebih rendah juga terjadi serangan ketidakstabilan keuangan baru-baru ini.
Banyak bank mengalami kerugian substansial yang belum direalisasi akibat kenaikan tajam suku bunga kebijakan. Kekhawatiran tentang kelangsungan neraca beberapa bank menyebabkan pelarian deposan dan gejolak pasar di Amerika Serikat dan Eropa di awal tahun. Hal ini dipicu oleh respons kebijakan yang cepat dan ekstensif. Pasar keuangan tetap sangat sensitif terhadap ekspektasi yang berkembang tentang jalur masa depan suku bunga bank sentral utama.
Kondisi keuangan global yang ketat dan lemahnya permintaan eksternal diperkirakan akan membebani pertumbuhan di pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang (EMDEs).
Ekonomi Dunia Bisa Lebih Lemah
Pertumbuhan global bisa lebih lemah dari yang diantisipasi jika terjadi tekanan sektor perbankan yang meluas. Tak hanya itu, ekonomi global terus melemah jika tekanan inflasi yang terus berlanjut mendorong kebijakan moneter yang lebih ketat dari perkiraan.
Prospek pertumbuhan yang lemah dan risiko yang meningkat dalam waktu dekat menambah perlambatan jangka panjang dalam potensi pertumbuhan. Kondisi tersebut telah diperburuk oleh guncangan pandemi yang tumpang tindih, invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina, dan pengetatan tajam kondisi keuangan global.
Konteks yang sulit ini menyoroti banyak tantangan kebijakan. Kegagalan bank baru-baru ini membutuhkan fokus baru pada reformasi peraturan keuangan global.
Kerja sama global juga diperlukan untuk mempercepat transisi energi bersih, memitigasi perubahan iklim, dan memberikan keringanan utang bagi semakin banyak negara yang mengalami tekanan utang.
Di tingkat nasional, sangat penting untuk menerapkan kebijakan yang kredibel untuk menahan inflasi dan memastikan stabilitas makroekonomi dan keuangan. Termasuk melakukan reformasi untuk meletakkan dasar bagi jalur pembangunan yang kuat, berkelanjutan, dan inklusif.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaBank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaPerekonomian di China yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia, masih menunjukkan kinerja yang lemah
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut, hal ini juga sejalan dengan tingkat inflasi global yang diperkirakan masih tinggi di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaEkonomi dunia diperkirakan melambat akibat konflik global saat ini.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Baca SelengkapnyaBI memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 tetap sebesar 2,7 persen (yoy), yang disertai dengan pergeseran sumber pertumbuhan.
Baca SelengkapnyaDi lain pihak, pemerintah negara barat dan industri menghadapi stimulus fiskal yang sangat terbatas.
Baca SelengkapnyaDua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaEkonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia diprediksi tumbuh rata-rata 4,9 persen selama 2024-2026.
Baca SelengkapnyaKondisi ekonomi global 2023 diprediksikan oleh banyak lembaga internasional merupakan tahun yang cukup gelap.
Baca Selengkapnya