Abu Sayyaf teror perusahaan sandera WNI via telpon tiap hari
Patria Maritime Line ogah berkomentar soal selentingan telah membayar tebusan kepada militan
Usaha Abu Sayyaf memperoleh tebusan senilai 50 juta peso (setara Rp 14,3 miliar) diakui perusahaan kapal Patria Maritime Line sangat aktif. Para militan Filipina itu menghubungi pemilik kapal Brahma 12 dan Anand 12 via telepon setiap harinya selama sebulan terakhir.
Komisaris Perusahaan Patria Maritime, Loudy Irwanto Ellias, mengaku pihaknya sejak awal berusaha mengabaikan isu tebusan. Dia kemudian menolak berkomentar terkait selentingan media Filipina maupun pernyataan Megawati Soekarnoputri, bahwa Patria Maritime membayar tebusan senilai Rp 14 miliar pada Jumat pekan lalu demi membebaskan sandera.
-
Kapan HUT Korps Marinir TNI AL diperingati? Setiap tanggal 15 November diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Korps Marinir TNI AL.
-
Apa yang dilakukan oleh pasukan elite TNI di kapal selam? Satuan elite kapal selam Angkatan Laut Republik Indonesia pernah mendapat tugas khusus dari Presiden. Mereka harus menyelundupkan senjata untuk membantu Bangsa Aljazair yang berjuang demi kemerdekaannya.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
"Saya no comment mengenai (isu pembayaran tebusan), tapi perusahaan menjadi salah satu anggota tim yang dibentuk oleh pemerintah. Kita bikin satu tim untuk mengatasi hal ini," kata Loudy saat ditemui di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (2/5).
Loudy mengatakan tiap kontak yang mereka lakukan dengan kelompok Abu Sayyaf adalah guna menjamin keselamatan ABK.
"Tiap kali kita kontak, itu pasti kita bertanya bagaimana keselamatan orang kami, kami mendapat info jika orang kami diperlakukan dengan baik oleh mereka," katanya.
Loudy mengakui setidaknya Abu Sayyaf koorperatif dengan mengizinkan ABK berkomunikasi langsung dengan perusahaan.
Kapten Kapal Brahma 12, Peter Tonson, yang kini telah bebas, menduga motif utama militan memang soal tebusan. Terbukti, mereka diperlakukan baik, kesehatannya diperhatikan, serta tak ada ancaman serius.
"Mereka punya maksud biar kita cepat ditebus. Kalau ada tekanan mungkin nakut-nakutin kita, seperti ultimatum, hanya bercandaan saja," kata Tonson.
Patria Maritime Line tidak ingin penculikan kembali terjadi. Perusahaan kapal yang mengirim muatan batu bara ini tidak lagi melewati perairan Sulu dari Tarakan menuju Cebu.
"Sementara ini kita tidak lewat jalur yang sama dan tidak ada pengiriman. Pemerintah juga kan sudah menutup, jadi kita tidak melewati jalur situ," kata Loudy.
Baca juga:
Kivlan Zein tegaskan 10 WNI dibebaskan Abu Sayyaf tanpa uang tebusan
Filipina janji bebaskan sisa sandera WNI lainnya
Perwira Filipina dan MNLF ikut berjasa bebaskan 10 WNI tanpa tebusan
Cerita di balik bebasnya 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf
Fakta-fakta bebasnya 10 WNI setelah 1 bulan lebih disandera