Arkeolog Temukan Abjad Tertua dari Makam Kuno Berusia 4400 Tahun, Terukir Pada Silinder Tanah Liat
Silinder ini diduga dijadikan semacam label untuk barang tanah liat.
Arkeolog menemukan tulisan abjad tertua yang diketahui di sebuah makam kuno di Suriah. Abjad ini terukir pada silinder tanah liat dengan ukuran sepanjang jari.
Para peneliti di Universitas Johns Hopkins di Amerika Serikat memperkirakan tulisan tersebut dibuat sekitar tahun 2400 SM, mendahului aksara alfabet lain yang diketahui sekitar 500 tahun, demikian dikutip dari laman The Independent, Kamis (21/11).
-
Bagaimana para arkeolog mengetahui asal manik-manik di makam kuno? Arkeolog Moisés Valadez Moreno dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko (INAH) mengungkapkan bahwa sebagian besar manik-manik ini berasal dari 186 mil (300 kilometer), arah timur menuju Teluk Meksiko.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di makam kuno di wilayah Segzabad? Arkeolog dari Universitas Tehran menemukan sisa-sisa tengkorak bocah berasal dari 3.000 tahun lalu selama penggalian di sebuah situs pemakaman kuno di wilayah Segzabad, Provinsi Qazvin, di Iran.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Apa yang membuat arkeolog kagum tentang kota kuno ini? Reruntuhannya menawarkan wawasan tentang perencanaan dan rekayasa yang digunakan untuk membangunnya.
-
Mengapa arkeolog mengambil sampel tanah di kuburan kuno? Selama penggalian, arkeolog juga mengambil sampel tanah untuk dikirim dan dianalisis lebih lanjut untuk mendapatkan data tentang lingkungan dan flora, selain analisis antropologi tulang-tulang.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di makam kuno Wuwangdun? Penggalian situs makam Wuwangdun di Provinsi Anhui, China timur, mengungkap temuan yang luar biasa—tumpukan daun dengan uratnya yang masih terlihat jelas.
Ini menempatkan asal usul artefak tersebut sekitar 500 tahun sebelum tulisan alfabet tertua yang diketahui sebelumnya.
"Sebelumnya, para ahli mengira alfabet ditemukan di atau sekitar Mesir sekitar tahun 1900 SM," ujar arkeolog Glenn Schwartz, yang berada di balik penemuan silinder tanah liat tersebut.
"Tetapi artefak kami lebih tua dan berasal dari area berbeda di peta, menunjukkan bahwa abjad tersebut mungkin memiliki cerita asal yang sama sekali berbeda dari yang kami duga."
Temuan ini mengubah pemahaman kita asal usul dan evolusi huruf, dan apa artinya bagi peradaban awal. Para ilmuwan berpendapat, bentuk tulisan ini dapat merevolusi bahasa dengan membuatnya lebih dapat diakses oleh orang-orang selain keluarga kerajaan dan kalangan elit sosial.
Tulisan abjad mengubah cara orang hidup, cara mereka berpikir, cara mereka berkomunikasi,” kata Schwartz.
- Arkeolog Temukan Barak Militer Mesir Kuno Berusia 3.200 Tahun, Berisi Pedang Bertuliskan Nama Firaun
- Arkeolog Temukan Ketapel Berburu Berusia 4.000 Tahun, Digunakan Manusia Prasejarah Sejak Zaman Batu
- Arkeolog Temukan Kuburan Berusia Hampir 4.000 Tahun di Bukit Terpencil, Ada Kotak Batu Berisi Benda Misterius
- Arkeolog Temukan Bengkel Kerajinan Batu Giok Berusia 3.400 Tahun di Reruntuhan Kerajaan Kuno
Label Artefak
Sebelumnya di situs di mana silinder ini ditemukan, arkeolog telah menemukan makam-makam yang berasal dari Zaman Perunggu Awal antara tahun 3500 dan 2000 SM. Di dalam salah satu makam yang masih utuh, ditemukan enam kerangka, perhiasan emas dan perak, gerabah, alat masak, dan mata tombak. Di antara artefak inilah para peneliti menemukan empat silinder tanah liat di mana abjad ditemukan.
"Penemuan baru ini menunjukkan manusia telah bereksperimen dengan teknologi komunikasi baru jauh lebih awal dan di lokasi yang berbeda dari yang kita bayangkan sebelumnya," papar Dr Schwartz.
Berdasarkan lubang kecil pada silinder tanah liat, para ilmuwan menduga benda tersebut kemungkinan tertambat pada benda lain dan bertindak sebagai semacam label. Menurut Schwartz, kemungkinan silinder tersebut untuk menandai sebuah bejana tanah liat atau menunjukkan asal atau pemilik bejana tersebut.
"Tanpa sarana untuk menerjemahkan tulisan tersebut, kami hanya bisa berspekulasi," imbuhnya.
Para peneliti mengkonfirmasi, dengan menggunakan teknik penanggalan karbon, makam, artefak, dan tulisan tersebut semuanya berasal dari sekitar tahun 2400 SM.