Astronom Temukan Bekas Ledakan Supernova Berusia 1 Juta Tahun di Galaksi Bima Sakti
Sisa supernova (Supernova Remnant, SNR) merupakan struktur yang terbentuk akibat ledakan supernova.
Tim astronom dari berbagai negara baru-baru ini melakukan penelitian terhadap sisa supernova besar yang terletak di galaksi Bima Sakti. Objek yang mereka amati, bernama G278.94+1.35, pertama kali ditemukan pada tahun 1988. Para ilmuwan memperkirakan sisa dari supernova ini memiliki diameter sekitar 320 tahun cahaya dan berusia sekitar 1 juta tahun.
Penemuan ini memberikan wawasan baru yang dapat memperdalam pemahaman kita tentang evolusi sisa supernova di galaksi kita. Dikutip dari laman Phys, Kamis (9/1), supernova adalah peristiwa kosmik yang terjadi ketika sebuah bintang masif kehabisan bahan bakar nuklirnya dan kemudian runtuh karena gravitasi sendiri. Ledakan yang terjadi sangat dahsyat dan melepaskan energi dalam jumlah yang sangat besar.
-
Apa itu supernova? Supernova merupakan peristiwa yang timbul akibat letupan dari bintang yang hampir mencapai akhir hayatnya.
-
Kenapa supernova terjadi? Supernova biasanya terjadi karena habisnya usia suatu bintang dan tidak bisa melakukan fusi nuklir. Bintang yang sudah tidak bisa melakukan fusi nuklir, maka bintang ini akan mati dan melakukan supernova.
-
Kapan supernova terjadi? Supernova terjadi ketika ada perubahan pada inti, atau pusat dari suatu bintang masif.
-
Dimana supernova terjadi? Rata-rata ledakan supernova terjadi dalam jarak 10 parsec (33 tahun cahaya) dari bumi setiap 240 juta tahun.
-
Bagaimana Supernova Kepler terjadi? Dalam sistem ini, katai putih memperoleh massa dengan menarik gas dari bintang pendampingnya hingga mencapai batas Chandrasekhar, massa kritis yang melampaui suhu inti untuk mencapai suhu penyalaan.
-
Bagaimana proses pembentukan supernova? Urutan proses terjadinya supernova adalah pembengkalan, hilangnya inti, ledakan, dan juga melakukan supernova. PembengkakanPembentukan supernova dimulai dengan pembengkakan. Bintang mengalami pembengkakan karena menggerakkan inti Helium yang terdapat di dalam inti bintang menuju permukaannya. Hilangnya inti bintangKetika seluruh bagian inti bintang ke permukaan, lama kelamaan bagian inti bintang akan hilang dan yang tertinggal hanyalah unsur besi.PeledakanSuhu pada inti bintang akan makin panas hingga mencapai 100 miliar derajat celcius. Kemudian energi dari inti bintang ini akan menyelimuti bintang yang kemudian meledak dan menyebarkan gelombang kejut.PelontaranGelombang kejut tadi akan melontarkan material-material bintang ke ruang angkasa.
Sisa supernova, atau yang dikenal sebagai Supernova Remnant (SNR), adalah struktur yang terbentuk akibat ledakan tersebut. Struktur ini terdiri dari material yang terlempar selama ledakan serta material antarbintang yang terdorong oleh gelombang kejut. Awalnya, para peneliti memperkirakan jarak G278.94+1.35 dari Bumi sekitar 8.800 tahun cahaya. Dengan menggunakan instrumen teleskop baik di darat maupun luar angkasa, ukuran sudut maksimum dari SNR ini diperkirakan sekitar 200 x 194 menit busur, yang setara dengan diameter fisik 512 x 495,5 tahun cahaya. Ukuran yang sangat besar ini menjadikannya salah satu SNR terluas di galaksi Bima Sakti. Namun, penelitian terbaru yang diterbitkan pada 30 Desember 2024 di server pra-cetak arXiv memberikan revisi penting terhadap data tersebut.
Dalam penelitian ini, tim astronom menggunakan metode yang lebih canggih, termasuk analisis multi-panjang gelombang yang mencakup pengamatan dalam spektrum radio, sinar-X, dan optik. Hasil dari analisis terbaru menunjukkan jarak sebenarnya dari G278.94+1.35 lebih dekat daripada yang diperkirakan sebelumnya, yaitu sekitar 3.300 tahun cahaya dari Bumi. Perubahan jarak ini berdampak pada perhitungan ukuran fisiknya, yang kini diperkirakan memiliki diameter sekitar 189 x 182 tahun cahaya.
Kesalahan Pengukuran Jarak
Penemuan ini menegaskan pentingnya penggunaan teknik pengamatan yang lebih maju dan pemodelan yang lebih akurat untuk menentukan parameter dasar dari sisa supernova. Kesalahan dalam pengukuran jarak dapat menyebabkan kesalahan signifikan dalam memahami proses fisik yang terjadi di dalam SNR, termasuk energi yang dilepaskan dan interaksi gelombang kejut dengan medium antarbintang.
Salah satu hal menarik mengenai G278.94+1.35 adalah struktur morfologinya yang kompleks. Berdasarkan pengamatan terbaru, SNR ini memiliki bentuk yang tidak simetris dengan variasi kerapatan di bagian tepi yang lebih padat dibandingkan dengan bagian lainnya. Hal ini menunjukkan ledakan supernova terjadi di lingkungan dengan kerapatan medium antarbintang yang tidak merata, sehingga menghasilkan bentuk yang terdistorsi.
Variasi dalam struktur ini membantu para ilmuwan untuk memahami lebih lanjut mengenai dinamika ledakan supernova dan dampaknya terhadap ruang antarbintang. Selain itu, studi mendalam terhadap spektrum energi yang dihasilkan oleh G278.94+1.35 mengungkapkan adanya emisi sinar-X yang signifikan, yang berasal dari elektron berenergi tinggi yang dipercepat oleh gelombang kejut supernova.
- Ahli Astronomi Temukan Lubang Hitam Terkecil di Alam Semesta, Berada 110 Juta Tahun Cahaya dari Bumi
- Kiamat Sebentar Lagi? Astronom Sebut Matahari akan Berubah Jadi Raksasa Merah & Menelan Bumi
- Ahli Astronomi Ungkap 'Sosok' Raksasa Merah Berusia 7 Miliar Tahun, Berada Dekat dengan Matahari
- Astronom Temukan Galaksi Mirip Bima Sakti
Emisi Radio
Emisi sinar-X ini sering digunakan untuk mengukur medan magnet di sekitar SNR dan memperkirakan total energi yang terlibat dalam ledakan. Analisis sinar-X juga dapat memberikan petunjuk mengenai sisa bintang neutron atau lubang hitam yang mungkin terbentuk dari inti bintang yang runtuh. Selain itu, penelitian terhadap G278.94+1.35 juga mencakup pengamatan terhadap emisi radio yang dipancarkan oleh elektron relativistik.
Emisi radio ini memberikan informasi mengenai medan magnet dan distribusi partikel bermuatan di dalam SNR. Melalui studi karakteristik emisi radio dan sinar-X secara bersamaan, para ilmuwan dapat membuat model tiga dimensi yang lebih lengkap tentang struktur dan evolusi SNR ini.
Temuan-temuan dari penelitian ini memperkaya pemahaman tentang tahap akhir evolusi bintang masif dan dampaknya terhadap lingkungan galaksi.Supernova dan sisa-sisanya memiliki peran penting dalam penyebaran elemen berat ke seluruh galaksi, yang pada akhirnya mendukung pembentukan bintang dan planet baru. Penelitian seperti ini membantu menjelaskan proses-proses kompleks yang membentuk struktur besar di alam semesta, termasuk peran supernova dalam siklus kehidupan bintang dan kontribusinya terhadap dinamika medium antarbintang. Dalam jangka panjang, hasil penelitian G278.94+1.35 dapat menjadi dasar bagi studi lanjutan mengenai supernova di galaksi Bima Sakti dan galaksi lainnya.