Bantah Tuduhan Genosida Terhadap Uighur, China Undang PBB Kunjungi Daerah Xinjiang
Saat berpidato di Dewan HAM PBB di Jenewa kemarin, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi mengatakan ada 24.000 masjid di wilayah China barat itu dan dia menambahkan bahwa “fakta mendasar menunjukkan tak pernah ada yang namanya genosida, kerja paksa, atau penindasan berbasis agama di Xinjiang”.
China membantah berbagai tuduhan terkait kondisi muslim Uighur dan minoritas lainnya di wilayah Xinjiang, mengklaim mereka menikmati kebebasan beragama dan hak-hak fundamental lainnya.
Saat berpidato di Dewan HAM PBB di Jenewa kemarin, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi mengatakan ada 24.000 masjid di wilayah China barat itu dan dia menambahkan bahwa “fakta mendasar menunjukkan tak pernah ada yang namanya genosida, kerja paksa, atau penindasan berbasis agama di Xinjiang”.
-
Mengapa warga Uighur merasa diperlakukan tidak adil di China? Abdul mengatakan, saat ini terdapat ratusan tempat pengungsian konsentrasi yang mengelilingi pemukiman warga Uighur. Kamp konsentrasi ini diperkenalkan kepada dunia internasional sebagai pusat pendidikan. Namun kenyataannya kamp konsentrasi tersebut ditujukan untuk menghapuskan identitas agama dan bangsa Uighur serta membuat mereka lupa seorang muslim."Penerintah komunis China mengkriminalisasi praktek Islam yang normal," kata Abdul.
-
Apa yang terjadi pada warga Uighur di China yang membuat mereka terpisah dari keluarga? Abdul mengaku mendapat telepon dari kerabat di Shanghai pada September 2017. Menurut Abdul, kerabatnya itu mengabarkan bahwa adiknya diambil dari kamp konsentrasi warga Uighur di China. "Dan kemudian mereka tidak tahu tentang orang tuaku. Itu terakhir kali aku mendengar kabar dari mereka," ujar Abdul ketika menjadi narasumber pada agenda konferensi pers dan dialog publik bertemakan 'Plight of Uyghur and Current Updates' diselenggarakan oleh OIC Youth Indonesia di Marrakesh Inn Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (19/12).
-
Siapa yang menganggap pelanggaran HAM di China terhadap warga Uighur sebagai tindakan pelanggaran HAM? Presiden Organization of Islamic Conference (OIC) Youth Indonesia, Astrid Nadya Rizqita menilai banyak dugaan pelanggaran HAM dalam persoalan warga Uighur."Kalau merujuk pada HAM, kebebasan beragama, itu banyak sekali hal-hal yang melanggar HAM," kata Astrid saat menyampaikan pidato pembukaan di konferensi pers dan dialog publik bertemakan 'Plight of Uyghur and Current Updates' di Marrakesh Inn Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (19/12).
-
Bagaimana cara Indonesia bisa membantu warga Uighur di China? Menurutnya, Indonesia sebagai negara yang menganut prinsip non-intervensi juga bukan berarti hanya bisa diam, tetapi dapat menerapkan mekanisme dialog ataupun diplomasi untuk ikut bersuara dalam permasalahan dunia. "Ini bukan berarti kita diam atau memalingkan kepala. Namun, bukan berarti indonesia juga langsung lantas berangkat ke sana, tapi kita dapat menggunakan mekanisme dialog dan diskusi," ujar Astrid.
-
Apa yang ditemukan di China selatan? Sebuah fosil buaya yang telah punah ditemukan dengan kondisi terpenggal di China selatan.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari Masjid Agung Al Munada Darussalam Baiturrahman di Tebet? Bangunan menyerupai perahu inilah yang kemudian menjadi ikon dari masjid tersebut. Tak sedikit juga jemaah yang mengabadikan gambar di sekitar area perahu.
“Pintu menuju Xinjiang selalu terbuka. Orang-orang dari banyak negara yang telah mengunjungi Xinjiang telah mengetahui fakta tersebut dan kebenaran di lapangan. China juga mengajak Komisioner Tinggi HAM untuk mengunjungi Xinjiang,” jelasnya, merujuk pada Kepala HAM PBB, Michelle Bachelet, yang kantornya telah melakukan negosiasi bagaimana mengakses wilayah tersebut, dikutip dari Aljazeera, Selasa (23/2).
Para aktivis dan pakar HAM PBB telah menyampaikan sedikitnya 1 juta muslim dipenjara di kamp-kamp di wilayah pinggiran Xinjiang. China membantah pelanggaran HAM dan berdalih kamp tersebut merupakan pusat pelatihan keterampilan untuk melawan ekstremisme agama.
Pada Senin, Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, mengecam penyiksaan, kerja paksa, dan sterilisasi atau KB paksa terhadap muslim Uighur yang menurutnya terjadi dalam “skala industri”.
“Situasi di Xinjiang melampaui batas,” ujarnya kepada forum Jenewa di mana China merupakan salah satu dari 47 negara anggota.
“Pelanggaran yang dilaporkan - termasuk penyiksaan, kerja paksa dan sterilisasi paksa terhadap perempuan - sangat ekstrim dan ekstensif. Itu terjadi dalam skala industri, ”katanya.
Raab meminta Bachelet atau pakar independen lainnya untuk diberikan "akses mendesak dan bebas" ke Xinjiang dan mengatakan harus ada resolusi yang ditetapkan Dewan HAM PBB untuk isu ini.
Bulan lalu, komisi bipartisan Kongres Amerika Serikat mengatakan dalam sebuah laporan baru bahwa China mungkin telah melakukan "genosida" dalam perlakuannya terhadap orang Uighur dan Muslim minoritas lainnya di wilayah barat Xinjiang.
Komisi Eksekutif Kongres untuk China (CECC) mengatakan bukti baru muncul pada tahun lalu bahwa "kejahatan terhadap kemanusiaan - dan mungkin genosida - sedang terjadi".
Pada Desember tahun lalu, Human Rights Watch mengatakan program big data di Xinjiang China "secara sewenang-wenang memilih" Muslim untuk ditahan, menandai perilaku seperti memakai kerudung, mempelajari Alquran atau pergi haji sebagai alasan penangkapan.
Presiden AS Joe Biden mendukung keputusan pemerintahan Trump menjelang berakhirnya masa jabatannya, bahwa China telah melakukan genosida di Xinjiang dan mengatakan Washington harus siap menerapkan sanksi untuk China.
(mdk/pan)