Batu Meteor Langka Jatuh di Antartika, Punya Kandungan Unsur Tertua di Tata Surya
Peneliti di Antartika menemukan salah satu batu meteorit terbesar yang pernah ditemukan di benua itu.
Peneliti di Antartika menemukan salah satu batu meteorit terbesar yang pernah ditemukan di benua itu. Batu antariksa ini ditemukan pada Desember 2022 dan beratnya 7,6 kilogram.
Antartika merupakan tempat favorit peneliti berburu meteorit. Benua ini tidak terlalu sering dihantam meteor dibandingkan tempat lainnya di Bumi, tapi cuaca kering lembab atau dingin di benua ini membantu mengawetkan batu meteor.
-
Siapa Mbah Joget? Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Mbah Joget sendiri merupakan seorang penari atau ronggeng pada masa kolonial Belanda.
-
Kenapa Nyi Mas Melati dijuluki "Singa Betina"? Kabarnya, julukan ini melekat karena teriakannya amat mengerikan dan bikin penjajah ketar-ketir.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kenapa Tahu Siksa dinamai begitu? Iman mengatakan, nama tahu siksa sebenarnya berasal dari proses membuatnya sebelum disajikan.Tahu kuning awalnya dipanggang di atas wajan atau nampan besi yang diberi minyak goreng sedikit. Katanya, memanggang tahu dengan cara tersebut mirip seperti penyiksaan.
-
Kapan Sawah Segar Sentul buka? Sawah Segar Sentul buka setiap Selasa–Minggu pukul 09.00-18.00 WIB saat weekdays. Saat weekend, buka pukul 08.00-18.00 WIB.
-
Kapan bintang-bintang mati? Setiap Tahun, Ada Segini Bintang yang Mati di Galaksi Bima Sakti Bintang pun bisa hancur setiap tahunnya dan melakukan "regenerasi". Komposisi bintang di langit terus berganti seiring dengan perkembangan waktu.
Tim yang menemukan asteroid menggunakan data satelit sekitar permukaan Antartika dan mesin untuk memprediksi di mana meteorit kemungkinan besar akan ditemukan.
Menemukan meteor sebesar ini merupakan hal yang tidak biasa. Selama 100 tahun, lebih dari 45.000 meteorit ditemukan di Antartika, tapi mayoritas merupakan meteroit mikro atau kecil, yang beratnya hanya ratusan gram.
Anggota tim peneliti yang menemukan meteorit di Antartika dan ilmuwan peneliti di Field Museum Universitas Chicago, Maria Valdes mengatakan, hanya seratusan meteorit yang ditemukan di Antartika memiliki ukuran yang sama.
"Ukuran tidak begitu penting untuk meteorit, dan bahkan meteor mikro kecil bisa sangat berharga secara ilmiah, tapi tentu, menemukan meteorit besar seperti ini langka, dan sangat menggembirakan," jelasnya, dikutip dari The Independent, Senin (30/1).
Meteor tersebut tampaknya terbuat dari kondrit, material paling umum meteorit. Batuan ini berasal dari sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter dan berisi beberapa material tertua dalam sistem tata surya.
Meteor tersebut dikirim ke The Royal Belgian Institute of Natural Sciences, Belgia untuk analisis kimia. Saat dikirim, batu meteor ditempatkan dalam kotak berpendingin khusus untuk menghentikan pencairan yang dapat merusak struktur kimianya yang halus.
Selain Valdes, tim yang menemukan meteor ini yaitu Maria Schönbächler (profesor di Eidgenössische Technische Hochschule Zurich), Ryoga Maeda (mahasiswa doktoral di Universitas Vrije Brussel dan Université Libre de Bruxelle), dan dipimpin profesor di Université Libre de Bruxelle, Vinciane Debaille.
Empat peneliti ini menghabiskan waktu berhar-hari menelusuri daratan es, mengendarai mobil salju, tidur di tenda di atas permukaan es. Kendati dilakukan saat musim panas di Antartika, suhu rata-rata sampai minus 10 derajat Celcius.
(mdk/pan)