Bayi 16 Bulan Meninggal Setelah Ditinggal Ibunya Pergi Liburan Bareng Pacar, 10 Hari Sendirian Tanpa Makan dan Minum
Ibu bayi malang ini divonis penjara seumur hidup karena menelantarkan bayinya hingga tewas.
Ibu bayi malang ini divonis penjara seumur hidup karena menelantarkan bayinya hingga tewas.
- Pria Ini Culik Lalu Bunuh Dua Anak Kembar Perempuannya yang Baru Lahir, Alasannya Bikin Miris
- Peristiwa Langka dan Ajaib, Gajah Terancam Punah di Thailand Lahirkan Sepasang Bayi Kembar
- Cetak Rekor Dunia, Pria Ini Puasa Makan Selama Setahun Lebih, BAB Hanya 40 Hari Sekali
- Mumi Gadis Mesir Kuno Ini Meninggal Saat Melahirkan, Kepala Bayi Masih Terjepit di Panggulnya
Bayi 16 Bulan Meninggal Setelah Ditinggal Ibunya Pergi Liburan Bareng Pacar, 10 Hari Sendirian Tanpa Makan dan Minum
Seorang bayi perempuan berusia 16 bulan meninggal dengan kondisi yang memprihatinkan saat ibunya meninggalkannya selama 10 hari untuk berlibur dengan pacarnya, pada 6 Juni 2023.
Jaksa penuntut umum menyatakan Kristel Candelario (32) tega meninggalkan putrinya sendirian, sementara dia asyik berlibur di Detroit dan Puerto Rico. Candelario mengaku bersalah atas pembunuhan berat yang dilakukannya.
Sumber: NBC News
Bayi malang bernama Jailyn itu ditinggalkan sendirian dan tanpa pengawasan di rumahnya pada 6-16 Juni 2023, kata JPU Cuyahoga County, Ohio, Amerika Serikat, Michael C. O'Malley, dalam sebuah rilis pada Kamis. Ketika dia kembali, Candelario menemukan Jailyn tidak merespons dan menelepon polisi.
Polisi menemukan Jailyn dalam boks bayi yang kotor, dan bayi dinyatakan meninggal, kata para pejabat. Jailyn meninggal karena kelaparan dan dehidrasi parah akibat penelantaran anak, kata Dr Elizabeth Mooney, wakil pemeriksa medis Cuyahoga County, di pengadilan pada Senin. Cara tersebut dianggap sebagai pembunuhan.
“Anak itu sangat dehidrasi dan kurus kering, dengan berat 13 kilogram, 7 kilogram lebih ringan dari kunjungan dokter terakhirnya kurang dari dua bulan sebelumnya”, kata Mooney.
Para penyelidik menetapkan Candelario meninggalkan putrinya sendirian saat ia berlibur di Detroit dan di Puerto Rico, kata para pejabat.
"Kasus ini adalah salah satu kasus yang benar-benar tak terbayangkan yang akan selalu melekat pada saya selama bertahun-tahun yang akan datang," kata O'Malley dalam sebuah pernyataan.
"Adalah tugas kami untuk mewakili para korban, dan hari ini kami berbicara atas nama Jailyn yang berusia 16 bulan yang sudah tidak lagi bersama kami karena keputusan egois yang diambil oleh ibunya. Vonis hari ini adalah langkah pertama menuju keadilan bagi Jailyn."
Candelario divonis bersalah dan dijatuhi hukuman seumur hidup dalam persidangan yang dilaksanakan pada Senin (18/3). Candelario dijebloskan ke penjara di Cleveland, Ohio.
Pengacara Candelario mengatakan mereka ingin agar pengadilan mempertimbangkan kondisi mentalnya dalam pengajuan banding atas kasusnya di masa mendatang.
Ketika ditanya bagaimana mungkin seorang ibu meninggalkan bayinya yang berusia 16 bulan di sebuah rumah, tanpa pengawasan, selama 10 hari untuk pergi berlibur, Candelario berkata, "Jawabannya agak sulit dipahami oleh seluruh dunia, khususnya bagi orang-orang yang mempertanyakan dan menuduh saya melakukan tindakan jahat, seperti yang disebutkan di pengadilan."
"Saya memberikan kesaksian saya. Saya bertanggung jawab atas tindakan saya. Saya mengalami tekanan emosional," katanya, seraya menambahkan bahwa ia juga mengalami masalah hubungan dengan ayah sang bayi.
Namun, Candelario bersikeras bahwa "anak perempuan saya selalu menjadi segalanya, seluruh dunia saya," dan meyakinkan bahwa Jailyn "selalu ada di hati saya dan selalu bersama saya kemanapun saya pergi."
Pernyataannya ini mengundang pro kontra dari berbagai pihak melihat bagaimana ia memperlakukan anaknya sendiri.