Dari Muntahan dan Kotoran Dinosaurus, Ilmuwan Temukan Resep Umur Panjang
Ilmuwan meneliti muntahan dan kotoran dinosaurus yang ditemukan seperempat abad lalu.
Penemuan sisa-sisa makanan di dalam sistem pencernaan dinosaurus yang sudah punah berjuta-juta tahun lalu dan terawetkan dapat mengungkap bukti jejak-jejak makanan apa yang dimakan hewan purba itu semasa hidup.
Dikenal sebagai bromalit, sisa-sisa dari sistem pencernaan dapat dibagi menjadi regurgitasi (muntahan) dan koprolit atau (kotoran).
-
Mengapa dinosaurus punah? Temuan kami secara khusus mendukung gagasan bahwa vulkanisme telah mengganggu atmosfer dan iklim jauh sebelum asteroid,
-
Kapan dinosaurus punah? Sebelum ini, para ilmuwan telah berdebat tentang apa penyebab dari lenyapnya tiga perempat kehidupan di Bumi 66 juta tahun yang lalu ini.
-
Bagaimana dinosaurus ini ditemukan? Penemuan ini merupakan hasil kerja sama antara Universitas Portsmouth dan Universitas Bath, yang telah melakukan penelitian di Pulau Isle of Wight selama lebih dari satu abad.
-
Bagaimana jejak dinosaurus bisa terungkap? Baker menyatakan musim panas ini adalah yang paling panas yang pernah dialami, dan dia bahkan tidak bisa mengingat sungai Paluxy yang biasanya indah sekarang telah menjadi kering kerontang. Di area di mana banyak jejak dinosaurus baru ditemukan, suhu batu kapur di dasar sungai mencapai 53 derajat Celcius pada beberapa saat hingga membuat tanah mengering.
-
Mengapa Dinosaurus punah? Batu besar yang dijuluki “kotak hitam” itu yang menyimpan sisa asteroid yang berbentuk gumpalan debu halus, yang diduga para peneliti pernah menghalangi sinar matahari. Kemudian, membuat suhu menjadi dingin, menghentikan fotosintesis, dan menghancurkan rantai makanan pada kala itu.
Temuan yang diambil dari sampel bromalit yang dikumpulkan lebih dari seperempat abad lalu mengungkap tampaknya memakan lebih banyak tumbuhan membuat dinosaurus dapat mengalahkan vertebrata berkaki empat yang ada sebelum mereka.
Martin Qvarnström dari Universitas Uppsala, ahli paleontologi sekaligus penulis studi ini mengatakan kepada IFLScience, mempelajari sisa-sisa makanan yang tidak tercerna dan menyusunnya adalah pekerjaan detektif yang sesungguhnya.
Adaptasi dinosaurus herbivora dengan tumbuhan
Temuan mengejutkan datang dari isi perut dari dinosaurus herbivora awal yang dikenal sebagai sauropodomorpha yang mengandung banyak pakis pohon, tanaman ini bisa menjadi racun bagi sebagian besar herbivora.
Namun, sauropodomorpha tampaknya juga mengonsumsi arang, yang berfungsi sebagai detoksifikasi dalam pengobatan. Dinosaurus pemakan tumbuhan ini menunjukkan kecerdasan dalam memilih makanannya.
- Ilmuwan Temukan Fosil Dinosaurus Terkecil Berusia 80 Juta Tahun, Ukurannya Hanya Sebesar Kancing Baju & Masih Lengkap dengan Embrionya
- Ilmuwan Temukan Spesies Baru Dinosaurus yang Hidup 72 Juta Tahun Lalu, Panjangnya Sampai 4 Meter
- Daftar Tumbuhan Beracun yang Masih Ada Sejak Zaman Dinosaurus Hingga Saat Ini, Jangan Pernah Iseng Mencobanya
- Tulang Dinosaurus Pertama Mungkin Telah Ditemukan Hampir 1.000 Tahun Lalu di Afrika
Hal yang sama disampaikan Qvarnström kepada IFLScience, pada Kamis (28/11), “Dinosaurus herbivora awal di Cekungan Polandia memakan lebih banyak jenis tanaman daripada herbivora non-dinosaurus sebelumnya yang lebih terspesialisasi.”
“Ketika flora baru berevolusi sebagai respons terhadap perubahan iklim, dinosaurus herbivora tampaknya telah beradaptasi lebih baik untuk memanfaatkan sumber daya baru tersebut,” imbuh Qvarnström.
Sementara itu, ahli paleontologi Grzegorz Niedźwiedzki mengatakan,
“Apa yang harus dilakukan agar tidak punah? Makanlah banyak tanaman, persis seperti yang dilakukan dinosaurus herbivora awal. Alasan di balik keberhasilan evolusi mereka adalah kecintaan sejati pada tunas tanaman yang hijau dan segar,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti