Dari Tahanan Rumah ke Jeruji Besi, Kisah Ayham Al-Salaymeh Bocah 14 Tahun Jadi Tahanan Palestina Termuda yang Dipenjara Israel
Menurut undang-undang baru Israel bocah Palestina 14 tahun sudah bisa dipenjara.
Ayham Al-Salaymeh, baru berusia 12 tahun ketika tentara Israel pertama kali menahannya bersama saudara-saudara dan sepupunya pada Januari 2023 di Silwan, Yerusalem Timur, Palestina. Demikian menurut penuturan ayahnya, Nawaf al-Salaymeh.
Pengadilan Israel menjatuhkan hukuman 1 tahun kurungan penjara kepada si kecil Ayham hanya karena telah melempar batu ke arah pemukim Israel yang secara ilegal menduduki rumah-rumah milik warga Palestina.
- Rekaman Video 1 Pejuang Palestina Melawan 4 Tentara Israel Sampai Kabur Terbirit-birit, Dikira Rumah Kosong Ternyata Sudah Ditunggu
- Pemukim Israel Bakar Rumah, Mobil dan Kebun Zaitun Milik Warga Palestina di Tepi Barat
- Tentara Israel Lempar Tubuh Warga Palestina dari Atap Rumah, Aksinya Ramai Dikecam
- Bebas dari Penjara Israel, Anggota Hamas Ini Datangi Rumah Sipir Penjara yang Menyiksanya, Ini yang Dilakukannya
Dikutip Palestine Chronicle, Senin (2/12), sejak itu Ayham menjadi tahanan rumah selama 14 bulan. Ia dilarang bepergian, bersekolah, dan dilarang berinteraksi dengan teman-temannya, ia menjadi tahanan rumah di rumah keluarganya di lingkungan Ras Al-Amud di Yerusalem Timur.
Semuanya untuk Al-Aqsa (Palestina)
Dua hari lalu Ayham mulai menjalani hukuman penjara yang dikeluarkan oleh pengadilan Israel. Ia akan dikurung selama satu tahun dan menjadi tahanan Palestina termuda dengan usia 14 tahun.
Hukumannya dijatuhkan setelah penerapan hukum baru Israel pada November 2024 yang mengizinkan pemenjaraan anak di bawah usia 14 tahun.
Dalam video yang beredar di media sosial X tampak Ayham dan ayahnya sedang diwawancara.
Dengan tegar Ayham mengatakan ia masih ingin tetap bersekolah, menjaga saudara-saudaranya, dan bermain sepak bola dengan teman-temannya.
“Saya mendengar banyak hal tentang penjara seperti pemukulan dan penyiksaan. Sepupu saya meninggalkan penjara kemarin dan dia bilang jika seorang anak dikurung bahkan pada usia tujuh tahun, dia akan menjadi gila,” ungkap Ayham.
Saat ditanya ayahnya, bagaimana pendapatnya tentang penahannya, Ayham mengatakan bahwa dirinya masih tidak mengerti mengapa ia harus ditahan.
Ayahnya kemudian berusaha menenangkan dirinya.
“Palestina butuh orang sepertimu yang terus bisa berjuang meski dipenjara, disiksa, ditembak, tak ada makanan, minuman. Kamu harus tetap kuat,” tutur Nawaf sambil merangkul putranya.
“Semua pengorbanan untuk al-Aqsa (Palestina),” kata Ayham.
Prihatin terhadap kondisi anaknya
Rekaman video lain menunjukkan saat-saat di mana Nawaf memberikan nasihat kepada Ayham tentang hal-hal yang berkaitan dengan penjara agar putranya tetap tegar.
"Setiap tahanan yang ada di dalam bersamamu adalah saudaramu. Mereka semua seperti kau, dipenjara karena cinta mereka terhadap tanah air,” ujar Nawaf dalam video tersebut.
“Jangan sampai berkelahi dengan mereka, musuhmu ada di luar jeruji penjara, jangan pernah takut, aku mengandalkanmu,” ujar Nawaf seraya menyuruh Ayham membawa barang-barang keperluannya untuk dibawa ke penjara.
Pada sebuah wawancara lainnya, Nawaf mengungkapkan keprihatinannya. Ia mengkhawatirkan kondisi Ayham jika anak laki-lakinya itu harus dipenjara.
“Banyak di antara tahanan berat badannya turun drastis begitu keluar dari penjara. Dari 80 kg menjadi 60kg atau 50 kg. Ayham bahkan lebih kecil dari orang-orang seusianya,” ujar Nawaf, seperti dikutip dari laman Middle East Monitor (MEMO), Selasa, (3/12).
“Sebelumnya aku menjadi tahanan termuda 20 tahun lalu, kini anakku menjadi tahanan termuda yang dipenjara Israel,” ujarnya.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti