Gedung Putih Batal Gelar Buka Puasa Bersama, Ini Penyebabnya
Acara buka puasa bersama para komunitas Muslim Amerika sedianya diselenggarakan pada Selasa (2/4).
Acara buka puasa bersama para komunitas Muslim Amerika sedianya diselenggarakan pada Selasa (2/4).
- Kesabaran Seluas Angkasa, Perempuan Ini Rawat Suaminya Selama 10 Tahun Sampai Terbangun dari Koma
- Negara-Negara Arab dan Muslim Kumpul di Saudi Bahas Perang Israel di Gaza, Akhirnya Begini Sikap Mereka
- Patung Kepala Firaun Nabi Musa Kembali ke Mesir Setelah 30 Tahun Hilang, Sempat Muncul di Pameran
- Cerita Gagalnya Malaysia Membangun Kota Impian, Ternyata Berubah Menjadi "Kota Hantu"
Gedung Putih Batal Gelar Buka Puasa Bersama, Ini Penyebabnya
Gedung Putih membatalkan acara buka puasa bersama setelah beberapa Muslim Amerika menolak hadir. Penolakan ini sebagai bentuk protes atas dukungan Presiden Joe Biden terhadap agresi Israel di Gaza, menurut dua orang yang mengetahui masalah tersebut.
Menurut sejumlah narasumber yang tidak disebutkan namanya kepada Al Jazeera, buka puasa bersama ini batal pada Selasa (2/4) setelah anggota komunitas Muslim memperingatkan pimpinan mereka agar tidak menghadiri acara tersebut.
Wakil Direktur Council on American-Islamic Relations (CAIR), Edward Ahmed Mitchell juga mengatakan acara tersebut dibatalkan karena begitu banyak orang memilih untuk tidak hadir, termasuk para undangan penting yang awalnya setuju untuk hadir.
"Komunitas Muslim Amerika mengatakan sejak awal bahwa sama sekali tidak dapat diterima bagi kita untuk memecahkan roti yang sama dengan Gedung Putih, yang membantu pemerintah Israel membuat kelaparan dan membantai rakyat Palestina di Gaza," kata Mitchell.
CNN dan NPR sebelumnya melaporkan pada Senin, Gedung Putih sedang mempersiapkan acara buka puasa bersama komunitas kecil.
Tetapi beberapa jam kemudian, pada Selasa, Gedung Putih mengumumkan hanya akan mengadakan jamuan makan dengan pegawai Muslim dan mengadakan pertemuan terpisah dengan beberapa tokoh komunitas Muslim Amerika.
Acara buka puasa ini dinilai sebagai upaya Biden untuk membendung kemarahan komunitas Arab dan Muslim AS yang meningkat karena dukungannya ke Israel. Para kritikus memperingatkan kemarahan itu bisa menjadi bahaya bagi Biden dalam pemilihan presiden pada November mendatang.
Kelompok advokasi politik Muslim, Emgage, menolak hadir dengan alasan dukungan tanpa syarat AS ke Israel dalam memerangi Jalur Gaza, Palestina.
Beberapa aktivis Muslim Amerika mengatakan pertemuan itu akan menjadi "sesi foto" yang sia-sia, dengan alasan bahwa komunitas Muslim telah mengumumkan posisinya selama enam bulan terakhir.
"Tidak peduli berapa banyak pertemuan yang kami adakan, tidak peduli berapa banyak orang yang hadir, tidak peduli berapa banyak percakapan yang diadakan, Gedung Putih menolak untuk berubah," kata Mohamad Habehh, direktur pembangunan Muslim Amerika untuk Palestina.
Habehh menekankan Biden tidak dapat mengklaim peduli pada komunitas Muslim Amerika jika dia tidak mengakhiri dukungannya terhadap Israel.
"Operasi foto yang mereka lakukan-diskusi yang mereka lakukan untuk menunjukkan bahwa mereka masih mendapat dukungan komunitas Muslim-hanyalah upaya menyedihkan untuk membuat diri mereka terlihat bagus pada saat warna asli mereka telah terlihat," kata Habehh kepada Al Jazeera.
Meskipun pemerintah AS terkadang menyatakan keprihatinannya tentang tindakan Israel, mereka tetap menegaskan komitmennya mendukung negara penjajah tersebut. Pemerintah Biden juga menolak menghentikan aliran senjata ke Israel, meskipun terjadi kekejaman yang telah menewaskan lebih dari 30.000 warga Palestina dan menghancurkan sebagian besar Gaza.