Gua Purba 1,34 Juta Tahun Lalu di Australia Simpan Banyak Misteri Megafauna
Menurut ilmuwan, gua adalah tempat terbaik untuk menjaga sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang telah lama punah.
Gua Naracoorte di bagian selatan Australia adalah salah satu gua dengan situs fosil terbaik di dunia. Fosil-fosil yang ditemukan di gua itu umumnya berusia lebih dari setengah juta tahun. Berbagai fosil megafauna terkenal di Australia yang punah antara 48.000 – 37.000 tahun lalu juga sering ditemukan di gua itu.
Hingga kini ilmuwan belum mengetahui penyebab pasti punahnya spesies-spesies itu meskipun perubahan iklim atau ulah manusia purba diduga menjadi penyebab kepunahan. Namun ilmuwan yakin jika semakin tua umur fosil yang ditemukan, maka semakin mudah untuk memahami proses evolusi dan kepunahan spesies-spesies itu.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di Australia? Ilmuwan di Australia menemukan fosil dinosaurus jenis pterosaurus berusia 100 juta tahun.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di Australia? Ilmuwan menemukan fosil mata terbaik di dunia, yang kondisinya masih sangat terpelihara dengan baik.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Gua Cloggs, Australia? Arkeolog Australia berhasil menemukan dua tongkat misterius dalam sebuah gua di Australia.
-
Di mana arkeolog menemukan pecahan tembikar tertua di Australia? Arkeolog menemukan 82 pecahan tembikar yang berusia antara 2000 dan 3000 tahun di Gugusan Pulau Kadal (Jiigurru), di lepas pantai Queensland Utara Jauh.
-
Apa yang ditemukan di dasar laut Australia? Sebuah daratan yang pernah menjadi rumah bagi setengah juta orang telah ditemukan di lepas pantai Australia utara.
-
Apa yang ditemukan ahli paleontologi di Victoria, Australia? Ahli paleontologi baru-baru ini berhasil mengidentifikasi bagian atas tengkorak kiri spesies dinosaurus megaraptorid yang masih terpelihara dan hampir lengkap di Victoria, Australia.
Menurut ilmuwan, gua adalah tempat terbaik untuk menjaga sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang telah lama punah.
Dikutip dari laman Phys, Jumat (30/9), dalam Gua Naracoorte sendiri, berbagai megafauna Australia, seperti Thylacoleo carnifex (predator berkantung), Zygomaturus trilobus (herbivora besar), Wonambi naracoortensis (ular raksasa), Procoptodon goliah (kangguru sthenurine) telah ditemukan.
Para ahli paleontologi sendiri sudah berkali-kali menggali, menentukan umur, dan merekonstruksi kerangka dari fosil-fosil megafauna yang ditemukan di gua itu.
Ilmuwan menjelaskan jika gua itu terbentuk ketika air tanah meresap melalui celah-celah batuan kapur sehingga menyatukan air dan batuan kapur dan membentuk rongga. Sebelumnya ilmuwan memperkirakan jika gua itu mulai terbentuk sekitar 0,8 – 1,1 juta tahun lalu melalui penanggalan fosil yang ditemukan dalam gua.
Namun studi terbaru menghitung umur gua kembali dilakukan melalui penelitian pada speleotem (formasi gua) yang termasuk stalagmit, stalaktit, dan batu aliran.
Ketika speleotem terbentuk, sejumlah kecil uranium ikut tercampur di dalamnya. Seiring waktu, uranium perlahan meluruh menjadi unsur timbal. Berdasarkan itu, uranium dan speleotem dapat menjadi jam alami untuk menentukan umur gua.
Berdasarkan penelitian dan perhitungan terbaru, gua itu diyakini mulai terbentuk sekitar 1,34 juta tahun lalu sehingga membuat gua itu lebih tua sekitar 250.000 – 500.000 tahun dari yang awalnya diperkirakan.
Kemudian peneliti juga menemukan adanya jejak arang dan serbuk sari di gua itu yang diyakini muncul sekitar 600.000 tahun lalu. Temuan ini menunjukkan jika Gua Naracoorte dapat menyimpan fosil vertebrata (hewan bertulang belakang) berusia hingga 600.000 tahun atau 100.000 tahun lebih tua dari yang ditemukan sebelumnya.
Bagi ilmuwan perhitungan tepat umur Gua Naracoorte adalah hal penting. Alasannya karena kronologi yang baik adalah kunci untuk memahami kapan dan seberapa cepat terjadinya proses alami dari waktu ke waktu.
Jadi meski Gua Naracoorte mulai terbentuk 1,34 juta tahun lalu, namun gua itu belum mencapai ke permukaan tanah sekitar 600.000 tahun lalu.
Temuan baru umur Gua Naracoorte pun dapat membantu memahami bagaimana perubahan iklim mampu memengaruhi keanekaragaman hayati di masa lalu dan apa yang mungkin terjadi di masa depan.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)