Gurun Sahara Dulu Pernah Hijau, Peneliti Ungkap Kapan dan Penyebabnya
Sebuah penelitian terbaru mengungkap mengapa dan kapan Sahara, yang sekarang tandus, pernah menjadi daerah yang subur dan hijau.
Gurun Sahara yang luas dan kering adalah salah satu ikon alam paling terkenal di dunia. Tapi tahukah Anda bahwa gurun ini dulu pernah hijau subur?
Gurun Sahara Dulu Pernah Hijau, Peneliti Ungkap Kapan dan Penyebabnya
Sebuah penelitian terbaru mengungkap mengapa dan kapan Sahara, yang sekarang tandus, pernah menjadi daerah yang subur dan hijau.
Studi yang dipublikasikan dalam Nature Communications menyoroti periode lembap di Afrika Utara selama 800.000 tahun terakhir dan menjelaskan gurun tersebut kadang-kadang menjadi hijau karena perubahan dalam orbit Bumi mengelilingi matahari. Selama zaman es periode-periode lembap ini ditekan.
-
Kapan Gurun Sahara menjadi hijau? Satelit baru-baru ini menangkap kehidupan tanaman yang mekar di atas Afrika di bagian Gurun Sahara selatan setelah pola cuaca yang tidak biasa membawa hujan lebat dan bahkan banjir, seperti dikutip dari laman KPTV, Rabu (18/9).
-
Di mana Gurun Sahara menjadi hijau? Satelit baru-baru ini menangkap kehidupan tanaman yang mekar di atas Afrika di bagian Gurun Sahara selatan setelah pola cuaca yang tidak biasa membawa hujan lebat dan bahkan banjir, seperti dikutip dari laman KPTV, Rabu (18/9).
-
Apa yang pernah menjadi Gurun Sahara di masa lalu? Laut yang dulu menutupi Sahara dikenal sebagai Laut Trans-Sahara.
-
Bagaimana Mata Sahara terbentuk? Sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of African Earth Sciences pada tahun 2014 mengungkapkan bahwa penemuan batuan vulkanik di formasi Mata Sahara memberikan bukti bahwa batuan cair pernah didorong ke permukaan, membentuk kubah, sebelum akhirnya terkikis menjadi cincin yang terlihat saat ini.
-
Apa yang ditemukan di Gurun Sahara? Sebuah batu gelap misterius ditemukan di area terpencil gurun Sahara. Ini adalah batu pertama yang diketahui pernah terlontar dari Bumi ke luar angkasa namun kemudian kembali lagi ke Bumi sebagai meteor ribuan tahun kemudian.
-
Apa yang terjadi di Gurun Sahara? Salah satu tempat paling gersang di dunia berubah menjadi hijau setelah curah hujan yang tidak biasa.
Penelitian ini melibatkan simulasi oleh ilmuwan iklim mengenai periode bersejarah "penghijauan" Sahara. Hasilnya menunjukkan perubahan waktu dan intensitas dari peristiwa lembap ini juga dipengaruhi oleh efek lapisan es besar di belahan utara Bumi.
Dr. Edward Armstrong, penulis utama studi ini dari Universitas Helsinki dan Universitas Bristol, mengatakan, "Perioede peralihan Gurun Sahara menjadi ekosistem sabana dan hutan adalah salah satu perubahan lingkungan yang paling luar biasa di planet ini."
Selama periode-periode "penghijauan," bukti menunjukkan Sahara pernah ditumbuhi tumbuhan, dengan sungai, danau, dan hewan yang bergantung pada air seperti kuda nil.
Periode Lembap Afrika Utara ini mungkin berperan penting dalam menyediakan koridor dengan vegetasi keluar dari Afrika, memungkinkan penyebaran berbagai spesies, termasuk manusia purba, ke seluruh dunia.
Periode "penghijauan" ini diyakini dipicu oleh perubahan kondisi orbit Bumi, khususnya presesi orbit Bumi, yakni bagaimana Bumi berputar pada porosnya, yang mempengaruhi musim, selama siklus sekitar 21.000 tahun.
Perubahan ini mempengaruhi jumlah energi yang diterima oleh Bumi pada musim-musim yang berbeda, yang pada gilirannya mengendalikan kekuatan Musim Monsun Afrika dan penyebaran vegetasi di wilayah luas ini.
Hambatan besar dalam memahami peristiwa ini adalah sebagian besar model iklim belum mampu mensimulasikan amplitudo periode lembap ini, sehingga mekanisme khusus yang mendorong hal itu terjadi tetap tidak bisa dipastikan.
- Peradaban Terbesar di Bumi Ternyata Ada di Bawah Tanah, Ada 'Ratu', Prajurit, Sampai Petani
- Ilmuwan di Negara Ini sedang Sibuk Teliti Racun Laba-laba Jadi Obat Mujarab Lemah Syahwat
- Penelitian Ini Ungkap Kapan Benua di Bumi Terbentuk
- Taharqa, Sosok Firaun Kulit Hitam Paling Kuat dalam Sejarah Mesir Kuno
Studi terbaru yang juga menggunakan model iklim untuk mensimulasikan periode lembap Afrika Utara menunjukkan hasil bahwa periode ini dikonfirmasi terjadi setiap 21.000 tahun dan ditentukan oleh perubahan presesi orbit Bumi.
Hal ini menyebabkan musim panas yang lebih hangat di belahan Bumi utara, memicu peningkatan curah hujan di Sahara, dan mengakibatkan penyebaran vegetasi tipe sabana di padang pasir.
Salah satu hal menarik adalah bahwa periode-periode lembab ini tidak terjadi selama zaman es, ketika lapisan es gletser besar menutupi sebagian besar belahan utara. Ini karena lapisan es gletser besar ini yang mendinginkan atmosfer dan menekan kecenderungan sistem musim monsun Afrika untuk melebar.
Penulis lainnya, Miikka Tallavaara, Profesor Asisten Lingkungan Hominin di Universitas Helsinki, mengatakan, "Kawasan Sahara adalah semacam gerbang yang mengendalikan penyebaran spesies antara Afrika Utara dan Sub-Sahara, serta keluar dan masuk dari benua."