Ilmuwan Temukan Mikroplastik di Jaringan Otak Manusia di Atas Hidung, Ini Bahayanya
Ilmuwan mengatakan mikroplastik kini sudah banyak ditemukan di mana-mana, termasuk di dalam tubuh manusia.
Mikroplastik tidak dapat dihindari lagi saat ini. Partikel plastik yang sangat kecil ini telah ditemukan di salju yang baru turun di Antartika, di puncak Gunung Everest, di kedalaman Palung Mariana bahkan di dalam tubuh manusia.
Dilansir Smithsonian, Rabu (18/9), ilmuwan telah menemukan polutan kecil di jaringan otak, khususnya bulbus olfaktorius yang terletak di atas hidung.
-
Bagaimana cara para ilmuwan berhasil membuat 'otak mini' dari jaringan janin? Sekarang, para ilmuwan telah menemukan cara untuk menghasilkan otak mini secara langsung dari jaringan otak janin.
-
Mikroplastik apa saja yang ditemukan di awan oleh para ilmuwan Jepang? Mikroplastik yang ditemukan meliputi polietilena, polipropena, polietilena tereflat, polimetil metakrilat, resin epoksi, poliamida 6, kopolimer etilena-propilena atau paduan polietilena polipropilena, dan poliuretan.
-
Apa yang dimaksud dengan 'otak mini' yang telah dikembangkan oleh para ilmuwan? "Untuk pertama kalinya di dunia, para ilmuwan telah berhasil mengembangkan organoid otak manusia yang disebut “otak mini”. Terbuat dari jaringan janin manusia. Organoid ini hanya seukuran sebutir beras, namun berpotensi menawarkan cara baru dalam mempelajari perkembangan otak dan penyakit.
-
Bagaimana mikroplastik dapat memengaruhi kesuburan pria? Meskipun penelitian ini tidak dapat menguji jumlah sperma pada jaringan manusia, para peneliti berhasil melakukannya pada sampel anjing. Mereka menemukan bahwa tingkat polivinil klorida (PVC) plastik yang tinggi berkorelasi dengan jumlah sperma yang lebih rendah pada hewan."PVC dapat melepaskan banyak bahan kimia yang mengganggu spermatogenesis dan mengandung bahan kimia yang menyebabkan gangguan endokrin," tambah Yu.
-
Dimana mikroplastik bisa ditemukan? Mikroplastik telah ditemukan bahkan di daerah terpencil seperti Antartika, Arktik, Gunung Everest, dan dasar laut.
-
Bagaimana mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh manusia? Partikel ini bisa masuk ke dalam tubuh kita melalui udara, makanan, dan minuman.
Temuan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan para peneliti bahwa jalur penciuman dapat memungkinkan mikroplastik mengakses otak dan berpotensi mencapai area otak di luar bulbus olfaktorius.
“Setelah muncul di ‘bulbus olfaktorius’, dapat terjadi translokasi ke daerah lain di otak,” kata Luís Fernando Amato-Lourenço, ilmuwan lingkungan di Universitas Berlin, kepada CNN.
Dalam studi terbaru yang dipublikasikan di Jurnal JAMA Network Open, ilmuwan mengambil sampel dari 15 mayat manusia yang meninggal pada usia antara 33 sampai 100 tahun.
Delapan dari 15 sampel tersebut terbukti mengandung mikroplastik yang panjangnya kurang dari lima milimeter.
Membahayakan kesehatan
Para peneliti menemukan total 16 tipe partikel plastik yang terbuat dari polipropilena, poliamida, nilon, dan polietilena vinil asetat. Yang paling umum ditemukan adalah polipropilena karena banyak digunakan di kehidupan sehari-hari seperti pada pakaian, furnitur, karpet, kemasan, dan banyak lagi.
- Penelitian: Mikroplastik Sudah Ditemukan di Jantung dan Otak Manusia
- Mengerikan Penelitian Terbaru Ungkap Mikroplastik di Otak Manusia: Dampak dan Bahayanya
- Penelitian Temukan Kandungan Mikroplastik Sudah Mulai Memasuki Otak Manusia
- Ilmuwan Temukan Bahwa Kandungan Mikroplastik Sudah Mencemari Testis Manusia
Sejauh ini para peneliti masih belum mengetahui konsekuensi terbesar dari adanya mikroplastik dalam tubuh manusia, meski begitu beberapa peneliti mengatakan mikroplastik dapat membahayakan kesehatan manusia.
Sebuah studi di New England menemukan adanya hubungan antara mikroplastik di arteri manusia dan risiko penyakit jantung yang lebih tinggi.
"Pertama kalinya kita melihat dampak kesehatan manusia yang disebabkan oleh partikel itu sendiri," kata Philip Landrigan, dokter anak dan ahli epidemiologi di Boston College.
"Sampai saat ini, mantra yang selalu diucapkan ilmuwan mengenai mikroplastik ini adalah ‘Ya, partikel-partikel itu ada di sana, tetapi kita tidak tahu apa pun tentang apa yang mereka lakukan,’" kata Landrigan. "Penelitian ini mengubah hal itu."
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti