Ilmuwan Ungkap Perjalanan ke Masa Lalu atau Masa Depan Bukan Hal Mustahil, Begini Penjelasannya
Pada tahun 1905, Einstein menerbitkan Teori Relativitas Khusus yang mengungkapkan bahwa waktu tidak bersifat absolut.
Para fisikawan menyatakan perjalanan waktu atau time travel (perjalanan ke masa depan atau masa lalu) mungkin bisa dilakukan tanpa menyebabkan paradoks. Ide mengenai perjalanan waktu ini pertama kali menjadi terkenal melalui berbagai karya fiksi.
Dikutip dari Live Science, Kamis (28/11/2024), seiring berjalannya waktu, konsep ini mulai menarik perhatian para fisikawan, terutama setelah Albert Einstein mengembangkan teori relativitas. Pada tahun 1905, Einstein memperkenalkan Teori Relativitas khusus yang menunjukkan waktu tidak bersifat absolut. Sebaliknya, waktu dapat dipengaruhi oleh kecepatan dan gravitasi.
-
Apa yang diuji kembali oleh ilmuwan terkait Albert Einstein? Para ilmuwan memang telah melakukan penelitian mengenai lintasan Bulan secara mendalam selama lebih dari setengah abad untuk menguji asumsi kunci dalam teori gravitasi Albert Einstein.
-
Kapan Albert Einstein meninggal? Albert Einstein diduga memiliki kekayaan bersih yang diperkirakan sekitar USD1,5 juta pada saat kematiannya pada tahun 1955. Ini setara dengan sekitar USD14 juta dalam nilai uang saat ini setelah disesuaikan dengan inflasi.
-
Apa alasan penolakan teori relativitas Einstein? Ketidaksenangan terhadap teori relativitas ini awalnya bermula dari anggapan bahwa teori ini tidak terbukti secara ilmiah, melainkan hanya berdasarkan pemikiran einstein saja. Berdasarkan artikel dari The Max Planck Institute for The History of Science, Sabtu, (19/8), ketidaksenangan terhadap teori relativitas Einstein semakin diperpanjang oleh kritik filsuf yang menguji kelayakan teori ini dengan menyelidiki sudut pandang disiplin ilmu pengetahuan yang digunakan oleh Einstein. Adapun hal ini masih terus berlanjut dengan anggapan lainnya yang menyebutkan bahwa hukum fisika yang digunakan oleh Einstein tidak berdasarkan ilmu Fisika klasik serta tidak mempunyai abstraksi yang jelas di dalamnya.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan di Cincin Einstein? Para ilmuwan menangkap fenomena aneh di cincin Einstein ketika menggunakan teleskop ruang angkasa, James Webb Telescope (JWST). Mereka menemukan molekul tertua bernama Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAS).
-
Kenapa beberapa ilmuwan menolak teori relativitas Einstein? Ketidaksenangan terhadap teori relativitas ini awalnya bermula dari anggapan bahwa teori ini tidak terbukti secara ilmiah, melainkan hanya berdasarkan pemikiran einstein saja. Berdasarkan artikel dari The Max Planck Institute for The History of Science, Sabtu, (19/8), ketidaksenangan terhadap teori relativitas Einstein semakin diperpanjang oleh kritik filsuf yang menguji kelayakan teori ini dengan menyelidiki sudut pandang disiplin ilmu pengetahuan yang digunakan oleh Einstein.
-
Siapa saja ilmuwan yang menentang teori relativitas Einstein? Berikut daftarnya. Allvar Gullstrand (1862-1930) Ilmuwan asal Swedia kelahiran 1862 ini menentang teori relativitas temuan Einstein karena menganggap bahwa teori relativitas tidak terbukti secara Experimental Physicist melainkan hanya berdasarkan hasil pemikiran Einstein saja. Terlepas dari tidak terbukti secara ilmiah, Gullstrand juga memiliki ketidaksukaan secara pribadi kepada Einstein yang merupakan keturunan Yahudi. Karena hal tersebut akhirnya Einstein gagal mendapatkan Nobel Prize 1921 atas temuannya. Philipp Lenard (1862-1947) Fisikawan keturunan Hungaria-Jerman ini merupakan salah satu ilmuwan yang menentang teori relativitas temuan Einstein.
Konsep ini kemudian diperluas dalam Teori Relativitas Umum pada tahun 1915, yang menjelaskan bagaimana ruang dan waktu melengkung di sekitar objek dengan massa besar. Teori ini membuka peluang untuk melakukan perjalanan waktu melalui fenomena seperti wormhole atau lubang cacing.
Pada tahun 1949, matematikawan Kurt Gdel menemukan solusi dalam persamaan relativitas umum yang menunjukkan adanya kemungkinan jalur melingkar di ruang-waktu, yang dikenal sebagai closed timelike curves (CTCs). Meskipun solusi ini secara teori memungkinkan adanya perjalanan waktu, tantangan praktis yang dihadapi sangatlah besar. Konsep perjalanan waktu sering kali menimbulkan konflik logika, salah satunya adalah 'grandfather paradox'. Paradoks ini menggambarkan dilema di mana jika seseorang kembali ke masa lalu untuk mencegah kelahiran orang tuanya, lantas bagaimana ia bisa ada untuk melakukan perjalanan tersebut? Hal ini menunjukkan kompleksitas dan tantangan yang ada dalam gagasan perjalanan waktu.
Paradoks Perjalanan Waktu
Penelitian terbaru mengindikasikan paradoks perjalanan waktu mungkin dapat dihindari. Menurut IFL Science pada Kamis (28/11/2024), sebuah studi yang dipimpin oleh Germain Tobar dari University of Queensland, Australia, menunjukkan bahwa perjalanan waktu dapat dilakukan tanpa memicu terjadinya paradoks. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Classical and Quantum Gravity ini menggunakan model matematis untuk membuktikan bahwa ruang-waktu dapat beradaptasi guna mencegah munculnya paradoks.
Tobar menjelaskan, jika seseorang melakukan perjalanan waktu dan berusaha mengubah masa lalu, maka peristiwa-peristiwa dalam ruang-waktu akan menyesuaikan diri sedemikian rupa sehingga perubahan tersebut tetap sejalan dengan masa depan yang sudah diketahui.
Dengan kata lain, walaupun seseorang berusaha mencegah terjadinya suatu peristiwa, sesuatu pasti akan terjadi untuk memastikan bahwa peristiwa tersebut tetap berlangsung, meskipun dengan cara yang berbeda. Model ini berlandaskan pada konsep determinisme dinamis, di mana hubungan sebab dan akibat tetap terjaga meski ada intervensi dalam jalur waktu.
- Ilmuwan Temukan Waktu Bergerak Lebih Cepat di Bulan Ketimbang di Bumi, Segini Beda Waktunya
- Teori Relativitas Einstein Diuji Lagi, Begini Hasilnya
- Teori Relativitas Einstein Pertama Kali Muncul Bertujuan Gantikan Teori Usang Milik Ilmuwan Ini
- Daftar Ilmuwan yang Menentang Keras Teori Relativitas Hanya Karena Einstein Keturunan Yahudi
Temuan ini menawarkan solusi potensial untuk mengatasi 'grandfather paradox' dan paradoks informasi. Meskipun hasil penelitian ini cukup menarik, masih terdapat banyak tantangan praktis yang harus dihadapi sebelum perjalanan waktu dapat terwujud. Salah satu tantangan tersebut adalah kebutuhan akan energi yang sangat besar untuk menciptakan lubang cacing atau memanipulasi ruang-waktu.
Di samping itu, stabilitas struktur ruang-waktu juga masih menjadi pertanyaan besar. Eksperimen yang dilakukan dengan partikel subatomik di akselerator partikel, seperti Large Hadron Collider (LHC), memberikan beberapa petunjuk awal mengenai kemungkinan manipulasi ruang-waktu. Namun, penerapan teknologi ini dalam skala besar untuk manusia masih jauh dari jangkauan saat ini. Meskipun demikian, beberapa ilmuwan, termasuk Stephen Hawking, pernah berpendapat bahwa perjalanan waktu bisa menjadi kenyataan di masa depan.