Jumlah Pemukim Yahudi Baru di Israel Berkurang 50 Persen, Mereka Takut Datang dan Menetap Sejak Agresi di Gaza
Sejak perang genosida Israel di Jalur Gaza, Palestina, banyak warga Israel yang kabur ke luar negeri.
Jumlah pemukim Yahudi di Israel anjlok sampai 50 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, menurut laporan radio tentara Israel. Penurunan ini terjadi sejak perang genosida Israel di Jalur Gaza, Palestina.
Menurut data Kementerian Imigrasi dan Penyerapan Israel, juga data Badan Yahudi, total jumlah pemukim Yahudi baru selama perang genosida sekitar 31.000 yang datang dari 100 negara, menandai penurunan tajam dari 46.000 yang datang pada 2023, seperti dikutip dari Quds News Network, Senin (30/9). Media Israel, Walla, menyoroti terjadi penurunan sebesar 50 persen.
- Kelakuan Buruk Warga Israel di Negara Orang, Si Paling Tantrum Tak Tahu Malu
- Pemukim Israel Kutip Kitab Suci Saat Ditanya Mengapa Ingin Tinggal di Gaza, Ini Kata Mereka
- Kejinya Israel Serang Tenda Pengungsi Hingga Warga Gaza Banyak yang Terbakar Hidup-Hidup
- Ditanya Kenapa Tuhan Tak Menolong Gaza Palestina dari Kekejaman Israel, Jawaban Pemuda ini Sungguh Luar Biasa
Data tersebut juga mengungkapkan, sebagian besar pemukim Yahudi datang dari Rusia, dengan 19.850 pendatang baru. Pemukim lainnya datang dari Amerika Serikat dan Kanada, yang bersama-sama mengirimkan 3.340 pemukim, diikuti oleh Prancis dengan 1.820 pemukim, 980 orang dari Ukraina, dan Belarus menyumbang 795 pemukim.
Hampir dua pertiga dari penjajah baru ini menetap di enam pemukiman: Netanya, Tel Aviv, Haifa, Yerusalem, Bat Yam, dan Ashdod.
Dalam setahun terakhir, dari Oktober 2023 hingga Oktober 2024, lembaga-lembaga Israel seperti Kementerian Imigrasi dan Penyerapan, Badan Yahudi, Organisasi Zionis Dunia, dan organisasi Ofek, bekerja sama dengan asosiasi imigran, meluncurkan berbagai inisiatif untuk mendorong migrasi Yahudi. ke Israel.
Kabur ke Luar Negeri
Namun, Israel saat ini menghadapi tantangan keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Serangan militer yang sedang berlangsung di Gaza sudah hampir mencapai satu tahun, dan permusuhan dengan pasukan perlawanan Lebanon Hizbullah di perbatasan utara semakin meningkat. Selain itu, serangan drone dan rudal balistik terhadap permukiman Yahudi di Israel dari Yaman dan Irak semakin meningkat.
Pekan lalu, surat kabar Israel “Yedioth Ahronoth” melaporkan angka statistik yang mengkhawatirkan dari Biro Pusat Statistik Israel, yang menunjukkan peningkatan jumlah warga Israel yang kabur ke luar negeri. Sementara itu di dalam negeri jumlah warga menurun. Tren ini diperkirakan akan semakin cepat di tahun mendatang.
Biro Pusat Statistik Israel mengungkapkan, pada tahun 2024 terjadi lonjakan sebesar 58,9 persen dalam jumlah warga Israel kabur ke luar negeri dibandingkan tahun 2023. Pada tahun 2023, sekitar 55.300 warga Israel meninggalkan negaranya, dan hanya 27.800 yang kembali.
Pada Agustus, Yedioth Ahronoth juga melaporkan adanya tren peningkatan pemukim Israel meninggalkan negara tersebut, didorong oleh meningkatnya ancaman keamanan, genosida yang sedang berlangsung di Gaza, menurunnya kualitas hidup, dan perpecahan internal yang semakin mendalam. Laporan tersebut mengindikasikan bahwa hampir 1 juta warga Israel telah meninggalkan negaranya sejak Oktober 2023.