Kisah Psikiater Netanyahu Bunuh Diri karena Tak Kuat Tangani Sisi Gelap Pasiennya
Dalam suratnya sebelum bunuh diri, Dr. Moshe Yatom mengungkap sisi gelap Netanyahu yang tidak dapat dia tangani.
Kisah Psikiater Netanyahu Bunuh Diri karena Tak Kuat Tangani Sisi Gelap Pasiennya
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menuai kutukan dan kecaman dalam sebulan terakhir setelah memerintahkan pasukan angkatan bersenjatanya (IDF) menyerang Jalur Gaza, Palestina. Lebih dari 10.000 warga sipil Palestina dalam agresi brutal Israel sejak 7 Oktober.
Netanyahu berasal dari partai sayap kanan, Likud, yang di dalam negeri juga banyak dikritik karena kebijakannya. Netanyahu yang akrab disapa Bibi ini dituding melakukan korupsi selama menjabat sebagai PM Israel, namun tidak pernah diadili atau didakwa. Baru-baru ini, para anggota IDF geram karena putra Netanyahu, Yair Netanyahu asyik berlibur di pantai Amerika, sementara para tentara ini ditugaskan menyerang Gaza.
Kisah lain yang mengejutkan dari sekeliling Netanyahu adalah soal kasus bunuh diri psikiaternya, Dr. Moshe Yatom. Yatom adalah seorang psikiater ternama di Israel, dikenal banyak menyembuhkan penyakit mental yang parah.
Sumber: Global Village Space
- 16 Tentara Israel Tewas, Netanyahu Akui Pasukannya Kalah Menyakitkan dari Hamas
- Netanyahu Akhirnya Minta Maaf di Media Sosial, Tapi Kemudian Pesannya Dihapus
- Penasihat Netanyahu Sebut Serangan Bom di Rumah Sakit Gaza Dilakukan Israel, Tapi Kemudian Hapus Tweet
- Manusia dan Kera Punya Nenek Moyang yang Sama, Ilmuwan Ungkap Seperti Apa Sosoknya
Pada 2010 silam, Yatom ditemukan tewas di rumahnya Tel Aviv. Yatom, ditemukan dengan luka tembak yang dilakukannya sendiri. Kepergiannya disertai dengan surat bunuh diri yang menyebut Netanyahu sebagai sumber keputusasaannya.
Surat itu menggambarkan perjalanan pahit seorang psikiater yang berusaha memahami pemikiran kompleks Netanyahu selama sembilan tahun, namun terhempas oleh apa yang disebutnya sebagai “air terjun kebohongan.”
“Saya tidak tahan lagi,” tulis Yatom.
“Perampokan adalah penebusan, apartheid adalah kebebasan, aktivis perdamaian adalah teroris, pembunuhan adalah pembelaan diri, pembajakan adalah legalitas, warga Palestina adalah warga Yordania, aneksasi adalah pembebasan, kontradiksi-kontradiksinya tidak ada habisnya. Freud berjanji rasionalitas akan menguasai nafsu insting, tapi dia tidak pernah bertemu Bibi Netanyahu. Orang ini akan mengatakan Gandhi menemukan buku-buku jari kuningan.”
Psikiater sudah familiar dengan kecenderungan manusia untuk memalsukan kebenaran agar tidak menghadapi materi yang meresahkan secara emosional, namun Yatom tampaknya terkejut dengan apa yang ia sebut sebagai "air terjun kebohongan" yang mengalir dari pasiennya yang paling ternama.
"Saya benar-benar terkejut," kata Yossi Bechor, tetangga yang keluarganya sering berlibur bersama keluarga Yatom.
“Moshe adalah lambang orang yang terintegrasi sepenuhnya dan telah menyembuhkan banyak penderita skizofrenia sebelum mulai bekerja pada Bibi. Tidak ada indikasi lahiriah bahwa kasusnya berbeda dari yang lain.”
Keresahan Yatom dalam merawat Netanyahu terungkap dalam catatan harian yang menggambarkan frustrasinya. Yatom menjadi semakin tertekan karena kurangnya kemajuan dalam membuat Netanyahu mengakui kenyataan, dan dia akhirnya mengalami beberapa kejutan ketika mencoba memahami pemikiran Netanyahu, yang dalam satu kutipan buku hariannya yang dia sebut sebagai “lubang hitam kontradiksi diri.”
Dimulai dengan pernyataan mengejutkan Netanyahu bahwa serangan 9/11 di Washington dan New York adalah “baik”, yang membuat Yatom tidak percaya. Dalam sesi berikutnya, Netanyahu menyamakan Iran dengan Nazi Jerman dan bahkan menjuluki program energi nuklir Iran sebagai “kamar gas terbang,” sambil menyatakan bahwa semua orang Yahudi tinggal selamanya di Auschwitz.
Upaya Yatom yang tiada henti untuk membimbing pemikiran pasiennya terbukti tidak membuahkan hasil, dan ketika rasionalisasi yang mementingkan diri sendiri terus mengalir, hal tersebut menimbulkan dampak buruk pada Yatom, yang pada akhirnya menyebabkan kejatuhannya yang tragis.
Yatom rupanya sedang berupaya mengubah buku hariannya menjadi buku tentang kasus Netanyahu. Beberapa bab dari manuskrip yang belum selesai berjudul "Psikotik On Steroids" yang ditemukan di ruang kerjanya . Manuskrip ini membuka wawasan pada perjuangan Yatom dalam memahami kompleksitas pikiran Netanyahu. Meski tak selesai, tulisan ini menggambarkan tantangan besar yang dihadapi Yatom dalam membimbing Netanyahu memahami realitas.
Tragedi ini menjadi peringatan akan beban berat yang harus ditanggung oleh para profesional kesehatan mental saat merawat individu terkenal. Usaha Yatom untuk membimbing Netanyahu memahami realitas berujung pada kehilangan kesehatan jiwanya sendiri. Catatan harian dan naskah "Psikotik On Steroids" mengungkap perjalanan penuh tantangan di ruang kerja Yatom.
Kepergian Dr. Moshe Yatom, seorang psikiater yang ulung, menyisakan kesedihan mendalam. Perjuangannya dalam merawat Benjamin Netanyahu, ditandai dengan kegagalan memahami pemikiran sang Perdana Menteri, berakhir tragis, menunjukkan kompleksitas dalam menangani kasus kesehatan mental individu yang terkenal.