Kota Kuno Berusia 3.400 Tahun Muncul dari Sungai Tigris Irak
Tim arkeolog segera menyelidiki kota tersebut sebelum menghilang lagi.
Kota kuno berusia 3.400 tahun muncul dari Sungai Tigris, Irak karena kekeringan. Tim arkeologi segera menyelidiki kota tersebut sebelum menghilang lagi.
Para peneliti menyebut penemuan ini sebuah "keajaiban" mengingat kota kuno ini bisa bertahan ribuan tahun di bawah air.
-
Kapan Saddam Hussein menjadi Presiden Irak? Lahir pada 28 April 1937 di Al-Awja, dekat Tikrit, Irak, Saddam naik ke puncak kekuasaan sebagai Presiden Irak pada tahun 1979 dan memerintah hingga tahun 2003.
-
Siapa Pak Sadimin? Di Desa Gempol hiduplah seorang saksi sejarah yang diperkirakan sudah berusia 105 tahun bernama Pak Sadimin.
-
Siapa yang mendukung Saddam Hussein saat perang dengan Iran? Amerika Serikat dan beberapa negara Barat mendukung Irak dengan senjata, intelijen, dan dukungan politik untuk melawan Iran yang dipimpin Ayatollah Khomeini.
-
Siapa Pak Raden? Tanggal ini merupakan hari kelahiran Drs. Suyadi, seniman yang lebih akrab disapa dengan nama Pak Raden.
-
Kapan Sagil lahir? Mengutip Instagram @majeliskopi, Sabtu (11/5), Sagil diketahui kelahiran Desa Belui pada 7 Juni 2012 lalu.
-
Kapan Surat Yasin sering dibaca? Yasin adalah salah satu surat yang sering dibaca oleh umat Islam, terutama dalam acara-acara keagamaan atau ketika seseorang sedang sakit atau meninggal dunia.
Kota ini muncul awal tahun ini dari perairan di reservoar Mosul, yang berlokasi di Irak utara dan termasuk bagian Dam Mosul atau dikenal sebagai Dam Saddam, setelah level air menyusut karena kekeringan ekstrem di negara tersebut.
Kota yang ditemukan tim arkeolog Jerman dan Kurdi ini berasal dari era Kekaisaran Mittani pada Zaman Perunggu dan pernah berada di Sungai Tigris, menurut keterangan Universitas Freiburg dalam pernyataannya pada Senin.
Sungai Tigris dan Eufrat membentuk kawasan antara keduanya yang dikenal dengan Mesopotamia.
"Kota yang luas ini disertai sebuah istana dan beberapa bangunan besar yang bisa jadi Zakhiku kuno - diyakini menjadi pusat kota yang penting pada era Kekaisaran Mittani (1550-1350 Sebelum Masehi)," jelas pernyataan tersebut, dikutip dari laman Newsweek, Rabu (1/6).
Universitas Freiburg menjelaskan, Irak adalah "salah satu negara di dunia yang paling terdampak perubahan iklim" dan "untuk mencegah tanaman mengering, air dalam jumlah besar dialirkan ke reservoar Mosul - tempat penampungan air terpenting di Irak - sejak Desember." Ini menyebabkan volume air di reservoar tersebut menurun dan memunculkan kota kuni tersebut yang telah tenggelam selama ribuan tahun. Penyelidikan arkeologi belum dilakukan sebelumnya.
Kota kuno ini berlokasi di situs arkeologi Kemune, Wilayah Kurdistan Irak dan pertama kali ditemukan pada 2013 ketika ketinggian air di reservoar tersebut menurun.
Tapi saat ini, para arkeolog harus bertindak cepat untuk menggali dan mendokumentasikan situs baru ini sebelum tenggelam lagi.
Penggalian yang dilakukan arkeolog Kurdis Hasan Ahmed Qasim, ketua Organisasi Arkeologi Kurdistan, dan arkeolog Jerman dari Universitas Freiburg Ivana Puljiz, juga Peter Pfalzner dari Universitas Tubingen, berlangsung pada Januari dan Februari bekerja sama dengan Direktorat Barang Antik dan Pusaka di Duhok.
Tim berhasil dikumpulkan hanya dalam hitungan hari. Dana diperoleh dalam waktu singkat dari Fritz Thyssen Foundation melalui Universitas Freiburg.
Para peneliti berhasil memetakan kota dan istana, yang sebagian telah didokumentasikan pada tahun 2018, beberapa bangunan besar lainnya ditemukan, termasuk benteng besar dengan tembok dan menara. Para arkeolog juga menemukan sejumlah gudang penyimpanan bertingkat dan kompleks industri.
"Kompleks urban yang luas ini berasal dari masa Kekaisaran Mittani (sekitar 1550-1350 SM), yang menguasai sebagian besar wilayah Mesopotamia utara dan Suriah," jelas pernyataan Universitas Freiberg.
"Gudang senjata yang besar sangat penting karena barang-barang dalam jumlah besar disimpan di dalamnya, kemungkinan dibawa dari seluruh kawasan," kata Puljiz.
"Hasil penggalian menunjukkan situs tersebut merupakan pusat penting dalam Kekaisaran Mittani," tambah Qasim.
Temuan artefak
Para peneliti tercengang dengan betapa terawatnya dinding-dinding bangunan, kadang-kadang mencapai ketinggian beberapa meter meskipun terbuat dari batu bata lumpur kering yang telah berada di bawah air selama lebih dari 40 tahun.
"Pelestarian yang baik ini disebabkan oleh fakta bahwa kota itu hancur dalam gempa bumi sekitar 1350 SM, di mana bagian atas tembok yang runtuh mengubur bangunan," jelas Universitas Freiberg.
Sejumlah artefak juga ditemukan, termasuk 100 lebih lempeng paku yang berasal dari periode Asyur Tengah, tak lama setelah gempa bumi melanda kota itu. Para peneliti berharap penemuan ini akan membantu menghasilkan informasi tentang nasib kota dan awal kebangkitan Asyur di daerah tersebut.
"Ini hampir merupakan keajaiban bahwa lempeng runcing yang terbuat dari tanah liat yang tidak dibakar bertahan selama beberapa dekade di bawah air," jelas Pfalzner.
Para peneliti menutupi bangunan yang mereka gali dengan lembaran plastik dan kerikil yang rapat untuk menghindari kerusakan saat air naik lagi.
(mdk/pan)