Laut Makin Indah Tanpa Sampah, Arsitek Inggris Bangun Resor Mewah dari Sampah Plastik
Mengusung tujuan laut makin indah tanpa sampah, seorang arsitek asal Inggris berencana untuk membangun resor terapung yang mewah dari bahan sampah plastik di laut yang dipulihkan di lokasi terpencil, tepatnya di Samudra Hindia.
Ada sebuah rencana cemerlang dari arsitek Inggris yang bakal membangun resor mewah dengan menggunakan bahan dari plastik sampah laut. Mengusung tujuan laut makin indah tanpa sampah, seorang arsitek asal Inggris berencana untuk membangun resor terapung yang mewah dari bahan sampah plastik di laut yang dipulihkan di lokasi terpencil, tepatnya di Samudra Hindia.
Dilansir dari laman CNN, Minggu (6/6/2021), Margot Krasojević pendiri dari Margot Krasojević Architecture mengatakan terdapat konsep resor 75 kamar yang siap dibangun. Ia mengaku dana yang diperlukan sudah tersedia tapi menolak memberitahu sumber pendukung keuangannya.
-
Kenapa Kulat Pelawan mahal? Jika dijual, Kulat Pelawan amat mahal, harganya bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram. Proses pertumbuhan jamur ini konon terbilang sulit, karena harus menunggu sambaran petir. Semakin jarang ditemukan, makin tinggi juga harganya di pasaran.
-
Kenapa Sebelik Sumpah dianggap keramat? Konon, kepercayaan masyarakat Suku Anak Dalam atau Orang Rimbo, siapa yang menggunakan kalung atau gelang Sebelik Sumpah akan terhindar dari sumpah serapah dari orang yang ingin berniat jahat. Sebelik Sumpah layaknya penangkal sumpah. Sumpah-sumpah jelek dari orang yang ingin berniat jahat justru akan kembali kepadanya.
-
Apa itu kue ketan? Kue ketan adalah salah satu makanan tradisional yang memiliki tempat istimewa dalam ragam kuliner nusantara.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kroket kentang dianggap matang? Goreng kroket dengan minyak yang cukup panas dan banyak sampai berwarna keemasan, lalu angkat dan tiriskan minyaknya.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Resor tersebut nantinya akan dibangun di atas “Pulau Terapung” yang berlokasi di Kepulauan Cocos, Australia dan terletak sejauh 2.750 kilometer barat laut Perth, Australia Barat.
Pada bagian bawah resor yang terinspirasi dari Great Pacific Garbage Patch atau Pulau Sampah Pasifik Besar di Samudra Hindia tersebut, akan terdiri dari kantong plastik yang dianyam bersama dan kemudian ditaruh ke dasar laut.
"Kantong-kantong tersebut nantinya dibebani dengan lumpur dan pasir untuk memastikan agar strukturnya stabil," kata Krasojević dalam siaran persnya.
Krasojević menjelaskan bahwa rencananya masih dalam tahap awal dan bisa memakan waktu beberapa tahun untuk dibangun. Tetapi, ia berharap resor itu akan dibuka untuk umum pada 2025.
Menghindari Dampak Lingkungan
Ia juga mengungkapkan bahwa ini sebuah alternatif untuk lebih sadar lingkungan karena para wisatawan bisa berdekatan dengan lingkungan mereka. Resor mewah ini juga akan mewujudkan lingkungan ideal yaitu laut makin indah tanpa sampah.
"Plastik itu mudah dibentuk dan fleksibel sehingga bisa dicetak ulang, direformasi atau dipecah dan dibangun kembali. Saya pribadi menganggapnya sebagai alternatif yang lebih baik daripada membuangnya di TPA (Tempat Pembuangan Akhir)," terangnya.
Sementara itu, Claire Barlow, dosen senior di bidang Teknik dari Universitas Cambridge Inggris dan ahli di bidang manufaktur berkelanjutan, menyambut baik semua upaya untuk menghilangkan plastik dari laut. Namun, ia mengingatkan bahwa semua jenis konstruksi harus dilakukan dengan cara yang seimbang untuk menghindari dampak lingkungan yang tidak diinginkan sehingga pembangunan resor ini tidak melenceng dari konsep laut makin indah tanpa sampah.
Persoalan Baru
"Dalam sebagian kecil dari teka-teki besar berurusan dengan sampah laut, saya pikir itu ide yang bagus. Itu di bagian dunia yang sensitif dirusak oleh plastik, jadi apa pun yang dapat dilakukan untuk menguranginya adalah baik," ucapnya.
Tetapi, ada masalah jika di lingkungan tersebut membangun hotel atau resor, karena akan ada bahan bangunan dan lalu lintas tambahan di daerah itu. Kemudian, begitu resor ada di sana, akan ada banyak orang datang dan bisa saja membuat persoalan baru.
"Hotel perlu hati-hati mengelola hal-hal seperti limbah yang dihasilkan di pulau itu. Ini memang agak berisiko terhadap lingkungan, tapi setidaknya masih membantu meningkatkan kesadaran akan limbah laut," tutur Barlow.
Sumber: Liputan6
Reporter: Muhammad Thoifur