Mantan Menteri Pertahanan Israel Ungkap Pasukan Zionis Lakukan Pembersihan Etnis di Gaza
Pernyataan mantan menteri ini mendapat kritik keras di Israel, namun menegaskan dia tak akan menarik ucapannya.
Mantan Menteri Pertahanan Israel, Moshe Ya'alon menyatakan pasukan penjajah Israel melakukan kejahatan perang terhadap rakyat Palestina di Gaza, dengan melakukan kampanye pembersihan etnis di Gaza utara.
"Tidak ada Beit Lahia, tidak ada Beit Hanoun. Mereka beroperasi di Jabalia dan pada dasarnya membersihkan wilayah itu dari orang Arab," kata Ya'alon dalam sebuah wawancara dengan Democrat TV, menggambarkan tindakan pasukan Israel, dikutip dari Middle East Eye, Senin (2/12).
- Mantan Tentara Israel Bunuh Diri karena Stres Sepulang dari Gaza, Tinggalkan Surat untuk Ibunya
- Menteri Garis Keras Israel Halangi Kesepakatan Gencata Senjata di Gaza
- Menteri Israel Ini Serukan Pemerintah Deklarasikan Perang di Tepi Barat
- Tentara Israel Ancam Lakukan Kudeta Militer Jika Perang di Gaza Dihentikan, "Kami Kehilangan Segalanya, Kami Tidak Punya Tempat Tujuan"
"Jalan yang kita lalui adalah pendudukan, aneksasi, dan pembersihan etnis di Jalur Gaza - pemindahan penduduk, sebut saja apa pun yang Anda mau, dan permukiman Yahudi," tambah Ya'alon.
Pernyataan Ya'alon ini menuai kritik dari para menteri dan mantan menteri Israel. Namun dia menegaskan tak akan menarik ucapannya.
Ya'alon mengatakan pernyataan itu dia lontarkan berdasarkan informasi dari para komandan di lapangan. Dia kembali menegaskan pasukan Israel melakukan kejahatan perang di Gaza.
Kritik Pejabat Israel
Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Sa'ar menyebut pernyataan Ya'alon "ceroboh dan tidak bertanggung jawab", dan mendesak mantan kepala angkatan darat itu untuk "menenangkan diri".
Mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, yang memimpin perang di Gaza, juga mengkritik Ya'alon. Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Gallant bulan lalu atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
"Kata-kata Ya'alon adalah kebohongan yang membantu musuh kita dan merugikan Israel," tulis Gallant di platform media sosial X.
"Saya sarankan Ya'alon mempelajari fakta-faktanya, menarik kembali pernyataannya, dan meminta maaf kepada para pejuang IDF (tentara penjajah Israel)."
Pasukan penjajah Israel telah membunuh hampir 45.000 warga Palestina di Gaza dalam 14 bulan terakhir, di mana 10.000 lainnya masih hilang dan diduga meningggal di bawah reruntuhan. Hampir 70 persen dari para korban ini adalah anak-anak dan perempuan menurut data PBB.