Mantan Tentara Israel Bunuh Diri karena Stres Sepulang dari Gaza, Tinggalkan Surat untuk Ibunya
Tentara ini membunuh ratusan orang Palestina dan menghancurkan rumah-rumah warga di Gaza.
Seorang mantan pilot Angkatan Udara Israel, Asaf Dagan (37) bunuh diri pada Rabu lalu. Dagan menderita gangguan stres traumatis (PTSD) setelah berperang di Gaza dan sejumlah wilayah lainnya yang menjadi target serangan Israel.
Dikutip dari laman US Journal, Dagan menjadi anggota militer selama hampir 20 tahun dan pernah bertugas sebagai pasukan terjun payung, angkatan udara, dan Unit 8200 atau unit intelijen elit.
Ibu Dagan, Miri meyakini anaknya menderita PTSD kendati belum pernah didiagnosis secara resmi.
"Saya melihat dia bukanlah dirinya lagi," kata Miri kepada media Israel, Ynet.
Dagan, lanjut Miri, menjadi orang yang menjauh dari masyarakat, sensitif dengan keriuhan, dan menarik diri dari keluarga dan teman-temannya.
Setelah bertugas di angkatan udara, Dagan dipindahkan untuk tugas administrasi di markas besar Pasukan Penjajah Israel (IDF) di Tel Aviv.
Miri menuturkan, putranya itu tetap menjalani tugas cadangan mingguan bahkan setelah masa aktifnya berakhir, namun kondisinya semakin memburuk seiring berjalannya waktu.
Isi Surat
Sejak menjadi anggota militer, Dagan telah membunuh ratusan orang Palestina di Gaza, serta menghancurkan puluhan rumah, seperti dikutip dari laman Nairaland.
Karena bunuh diri, Dagan tidak dimakamkan secara militer. Miri kemudian menuntut pemerintah Israel memakamkan anaknya secara militer.
Dagan meninggal surat untuk ibunya yang kemudian viral di media sosial. Surat yang ditulis dalam aksara Ibrani itu berbunyi: "Hari ini, air mata mengalir dan kata-kata ditulis dengan kacau, menyakitkan. Aku tak yakin apa yang harus kukatakan, apa yang harus dibagikan, dan apa yang tidak boleh dibagikan. Banyak hal yang tak kau ketahui saat kau menjadi penyemangat hatiku, pahlawanku, ibuku. Mungkin kau akan lega mengetahui aku telah menemukan kenyamanan dan kau tidak akan mengkhawatirkanku lagi."
Miri mengatakan, tentara Israel yang tidak mati atau terluka dalam pertempuran "rusak secara mental".