Merasa Malu dan Bersalah atas Sikap Negaranya di Gaza, Perwira Intelijen AS Mengundurkan Diri
Merasa Malu dan Bersalah atas Sikap Negaranya di Gaza, Perwira Intelijen AS Mengundurkan Diri
'Rasa malu dan bersalah' mendorong Mayor Harrison Mann untuk mengundurkan diri pada bulan November, namun dia 'takut' untuk mengungkapkannya lebih awal.
- Bos Mossad Israel Ancam Keluarga Jaksa Mahkamah Internasional Soal Kejahatan Perang di Gaza
- Beda dengan Negara Lain, Televisi Israel Jarang Tayangkan Penderitaan Warga Palestina di Gaza, Alasannya Takut Tak Ada yang Nonton
- 10.000 Warga Palestina Masih Terkubur di Bawah Reruntuhan Gaza, Butuh Waktu 3 Tahun untuk Dikumpulkan
- Tak Hanya di Gaza, lsrael Bunuh Ratusan Anak-Anak Palestina di Tepi Barat
Merasa Malu dan Bersalah atas Sikap Negaranya di Gaza, Perwira Intelijen AS Mengundurkan Diri
Seorang mantan perwira Angkatan Darat Amerika Serikat menjelaskan alas an pengunduran dirinya beberapa bulan lalu yang dipicu sikap negaranya yang mendukung perang Israel di Gaza.
Mayor Harrison Mann mengungkapkan “rasa malu dan bersalah yang luar biasa” dalam sebuah surat yang diunggah di LinkedIn pada Senin lalu.
Dia mengundurkan diri dari Badan Intelijen Pertahanan (DIA) pada bulan November.
Dilansir Aljazeera, Selasa (14/5), sejumlah personel militer AS lainnya juga mengundurkan diri sejak perang di Gaza yang dipicu serangan Hamas terhadap Israel selatan pada Oktober lalu.
Operasi itu menyebabkan sekitar 1.139 orang terbunuh di Israel dan sekitar 240 orang ditawan.
dan sekitar 240 orang ditawan.
Perang tujuh bulan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 35.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dengan sebagian besar dari 2,3 juta penduduk di wilayah tersebut mengungsi dan kekurangan makanan serta obat-obatan.
Di sisi lain, AS terus memberikan dukungan senjata dan intelijen kepada Israel.
Di sisi lain, AS terus memberikan dukungan senjata dan intelijen kepada Israel.
Kebanyakan dari mereka yang mundur dari militer AS, secara terbuka menyesalkan peran Washington pada saat itu, dibandingkan menunggu berbulan-bulan untuk menjelaskan alas an mereka mundur.
Seorang pilot AS, Aaron Bushnell, meninggal dunia setelah membakar dirinya sendiri sebagai bentuk protes di luar kedutaan besar Israel di Washington, DC pada Februari lalu.
"Saya takut. Takut melanggar norma profesional kami. Takut mengecewakan petugas yang saya hormati. Takut Anda merasa dikhianati. Saya yakin beberapa dari Anda akan merasakan hal yang sama saat membaca ini,” tulisnya.
Catatan tersebut dibagikan kepada rekan-rekannya bulan lalu sebelum ia mempublikasikan pada profil LinkedIn-nya.
Mann menulis, dia merasa malu dan bersalah karena membantu memajukan kebijakan AS yang menurutnya berkontribusi terhadap pembunuhan massal warga Palestina.
“Pada titik tertentu, Anda akan mengajukan kebijakan yang memungkinkan terjadinya kelaparan
kelaparan massal pada anak-anak, atau tidak,” katanya.
“Pengunduran diri karyawan adalah kejadian rutin di Badan Intelijen Pertahanan, seperti yang terjadi di perusahaan lain, dan karyawan mengundurkan diri karena berbagai alasan,” kata seorang pejabat Badan Intelijen Pertahanan kepada kantor berita Reuters.