Misi Antariksa NASA Terancam Gagal, Wahana 'Kapal Layar' Terombang-ambing di Luar Angkasa
Wahana tersebut bertujuan untuk menguji metode penerbangan antariksa yang memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi pendorong.
Wahana antariksa yang dikembangkan NASA, Advanced Composite Solar Sail System (ACS3), mengalami masalah teknis di luar angkasa. Wahana yang memiliki nilai sekitar USD20 juta atau setara dengan Rp314 miliar ini terjebak dan terombang-ambing di luar angkasa.
ACS3 diluncurkan dari Selandia Baru pada 23 April 2024 dan bertujuan untuk menguji konsep penerbangan antariksa yang memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber tenaga pendorong. Konsep ini mirip dengan perahu layar yang menggunakan angin untuk berlayar, dan wahana ini merupakan bagian dari upaya NASA untuk mengembangkan teknologi baru yang mendukung misi antariksa berbiaya rendah.
-
Apa yang tertangkap oleh Satelit NASA? Salah satu foto yang tertangkap oleh Satelit observasi NASA dan United States Geological Survey (USGS), menangkap potret sisa banjir dari zaman es kuno yang terjadi pada 10.000 hingga 20.000 tahun lalu.
-
Bagaimana NASA berencana menyelidiki kejadian sampah luar angkasa ini? ISS akan “melakukan penyelidikan mendetail” tentang bagaimana puing-puing itu selamat dari pembakaran, menurut NASA.
-
Kenapa NASA meminta bantuan warga dunia untuk mengamati Gerhana Matahari Total? “Gerhana 2024 menawarkan kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengukur bentuk dari Matahari dan dengan demikian dapat menyimpulkan struktur bagian dalamnya,” ungkap Profesor Gordon Emslie, peneliti utama dalam proyek SunSketcher.
-
Bagaimana cara NASA mengirim data dari luar angkasa ke bumi? Pesawat dengan alat pelengkap tersebut berangkat pada 13 Oktober 2023 dari Kennedy Space Center di Florida, AS dan berhasil mengirimkan pesan sinar laser kembali ke Bumi.
-
Siapa yang menuntut NASA? Keluarga Alejandro Otero menuntut lebih dari 80.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1,3 miliar kepada NASA setelah sampah antariksanya menembus atap rumah keluarga yang berada di Florida, AS tersebut.
-
Apa yang akan dilakukan NASA kepada Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS)? Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memilih perusahaan milik Elon Musk, yaitu SpaceX, untuk mengembangkan pesawat luar angkasa yang akan digunakan untuk menghancurkan Stasiun Antariksa Internasional (ISS) kembali ke Bumi.
Wahana ACS3 yang dilengkapi layar surya ini menghilangkan kebutuhan akan propelan roket tradisional. Awalnya, misi ini berjalan lancar dan wahana berhasil mencapai orbit rendah Bumi, yang dikenal sebagai orbit sinkron dengan matahari.
Pada 30 April 2024, NASA melaporkan, wahana antariksa ini berfungsi dengan baik. ACS3 kemudian bersiap untuk mengibarkan layarnya. Pada 29 Agustus 2024, NASA mengumumkan ACS3 telah berhasil meluncur sepenuhnya di luar angkasa setelah melakukan uji coba sistem booming untuk pengangkatan layar. Untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dinamika saat layar terbentang, tim misi memutuskan untuk menonaktifkan sistem kontrol posisi.
Keputusan ini diambil agar wahana dapat mempertahankan orientasi tertentu di luar angkasa sebelum boom digulirkan. Saat ini, layar ACS3 telah sepenuhnya terbentang, tetapi sistem kontrol posisi belum diaktifkan kembali karena adanya lengkungan yang terdeteksi pada perangkat boom.
Analisis Lengkungan
Dalam pembaruan yang dirilis pada 22 Oktober 2024, NASA menyatakan tim misi sedang melakukan analisis terhadap lengkungan tersebut, yang mungkin terjadi ketika boom dan layar ditarik dengan kuat ke arah wahana selama peluncuran. Dikutip dari laman Space pada Rabu (30/10), analisis menunjukkan lengkungan tersebut mungkin telah sedikit diluruskan dalam beberapa pekan terakhir sejak boom diluncurkan.
Kendati demikian, wahana ini masih belum memiliki sistem kontrol posisi, yang berarti wahana tersebut masih meluncur bebas di luar angkasa. Walaupun gagasan tentang wahana antariksa yang meluncur di antara bintang-bintang terdengar mengkhawatirkan, NASA tetap optimis masalah ini tidak akan mengganggu rencana masa depan ACS3.
- NASA Umumkan Badai Matahari akan Terjadi Hingga Tahun 2025, Bisa Berdampak Pada Komunikasi, Listrik di Bumi
- 5 Misi Antariksa yang Sukses Menjangkau Pusat Tata Surya
- Inovasi Mahasiswa UGM saat KKN di Sulawesi Barat, Pasang Alat Pemanen Hujan dan Penerangan Jalan Bertenaga Surya
- Menilik Uniknya Kotta mara, Benteng Apung Milik Orang Kalimantan yang Digunakan saat Perang Banjar
Tim misi ACS3 sedang berupaya untuk memposisikan kembali wahana tersebut. Mereka berencana untuk menjaga wahana dalam mode daya rendah hingga panel surya berada dalam posisi yang lebih optimal menghadap matahari. Dengan mempertahankan mode daya rendah, tim dapat menghemat energi untuk keperluan operasi seperti komunikasi dengan pengendali misi. Meskipun adanya kendala akibat boom yang bengkok, tim menegaskan tujuan utama ACS3 adalah untuk menguji penyebaran boom di ruang angkasa.