Nasa Klaim Jadi Penyelamat Bumi karena Berhasil Belokkan Arah Asteroid
Tabrakan itu berhasil memperpendek orbit Dimorphos dari 11 jam 55 menit menjadi 11 jam 23 menit. Keberhasilan ini menunjukkan niat sungguh-sungguh NASA untuk mempertahankan Bumi dari hantaman benda luar angkasa di masa depan.
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyatakan mereka berhasil mengubah lintasan asteroid Dimorphos melalui Tes Pengalihan Asteroid Ganda (DART).
“Pesawat luar angkasa tak berawak berukuran lemari es DART yang sengaja menabrak asteroid Dimorphos pada 26 September, mendorongnya ke orbit yang lebih kecil dan lebih cepat di sekitar kakaknya, Didymos,” jelas kepala NASA, Bill Nelson, seperti dilansir Aljazeera, Selasa (11/10).
-
Bagaimana NASA berencana menyelidiki kejadian sampah luar angkasa ini? ISS akan “melakukan penyelidikan mendetail” tentang bagaimana puing-puing itu selamat dari pembakaran, menurut NASA.
-
Apa yang ditemukan NASA saat mengamati luar angkasa? Para astronom NASA telah menemukan "sinyal" yang tidak dapat dijelaskan datang dari luar galaksi ini. Mereka sedang melihat data selama lebih dari satu dekade dari salah satu teleskop utama NASA ketika mereka menangkap sinyal tersebut. “Ini adalah sesuatu yang tidak terduga dan belum dapat dijelaskan di luar galaksi kita,” kata Francis Reddy dari Goddard Space Flight Center NASA, dikutip Indy100, Sabtu (20/1).
-
Siapa yang menuntut NASA? Keluarga Alejandro Otero menuntut lebih dari 80.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1,3 miliar kepada NASA setelah sampah antariksanya menembus atap rumah keluarga yang berada di Florida, AS tersebut.
-
Apa yang NASA uji coba? NASA sedang menguji Komunikasi Optik Luar Angkasa (DSOC) – menggunakan laser inframerah untuk mengirim pesan kembali ke Bumi.
-
Apa yang tertangkap oleh Satelit NASA? Salah satu foto yang tertangkap oleh Satelit observasi NASA dan United States Geological Survey (USGS), menangkap potret sisa banjir dari zaman es kuno yang terjadi pada 10.000 hingga 20.000 tahun lalu.
-
Kapan NASA berencana meluncurkan pesawat ruang angkasa bertenaga nuklir? NASA punya tujuan untuk meluncurkan pesawat ruang angkasa bertenaga nuklir, yang dikenal sebagai DRACO (Demonstration Rocket for Agile Cislunar Operations) pada akhir 2025 atau awal 2026.
Tabrakan itu berhasil memperpendek orbit Dimorphos dari 11 jam 55 menit menjadi 11 jam 23 menit. Keberhasilan ini menunjukkan niat sungguh-sungguh NASA untuk mempertahankan Bumi dari hantaman benda luar angkasa di masa depan.
"Misi ini memperlihatkan NASA berupaya untuk siap menghadapi apa pun yang mengarah ke Bumi. Saya yakin Nasa sudah membuktikan kami serius sebagai penjaga planet," kata Nelson.
Hingga kini NASA belum menemukan adanya asteroid yang mengancam Bumi, setidaknya untuk 100 tahun ke depan. Namun sebesar 75 persen makhluk hidup di Bumi pernah punah setelah sebuah asteroid sebesar 9,6 kilometer menghantam Bumi 66 juta tahun lalu.
Dimorphos dan Didymos sendiri adalah asteroid yang tidak mengancam Bumi. Namun jika Dimorphos menghantam Bumi, maka tabrakan itu hanya akan menimbulkan kerusakan regional, seperti menghancurkan kota.
Sebab itu NASA melihat jika pengujian tabrakan kepada Dimorphos dapat dilakukan. Badan antariksa itu mengungkap jika Dimorphos tepat untuk diuji tabrak demi melihat dampak tabrakan kinetik bagi pertahanan Bumi.
“Tidak ada risiko dalam kasus ini karena ini adalah target yang sengaja dipilih untuk memastikan bahwa asteroid menabrak Bumi tidak akan terjadi,” jelas Yvette Cendes, astronom di Universitas Harvard.
Tubrukan sukses itu bagaikan film fiksi ilmiah yang berubah menjadi realitas.
“Saya tumbuh dengan menonton Armageddon dan Deep Impact dan semua itu, dan sungguh menakjubkan melihat hal ini menjadi kenyataan,” jelas Cendes.
Meski tabrakan itu tidak dapat dilihat dari Bumi, namun pesawat luar angkasa DART mampu menangkap berbagai foto Dimorphos dari jarak dekat.
Selain untuk menguji perubahan lintasan asteroid, NASA mengungkap jika mereka juga ingin membuktikan apakah asteroid adalah batu padat atau tumpukan batu-batu besar yang terikat karena gravitasi.
NASA mengungkap jika asteroid adalah batu padat, maka momentum yang berubah setelah tabrakan akan terbatas. Namun jika asteroid adalah tumpukan batu-batu besar yang halus, maka dorongan besar pun akan terjadi setelah tabrakan.
Tabrakan pesawat DART yang melaju 23,500 kilometer per jam ke Dimorphos menunjukkan jika asteroid adalah batu padat dan bukan kumpulan batu-batu besar. Lintasan yang berubah pun menunjukkan jika asteroid adalah batu padat.
Meski berhasil mengubah lintasan, namun NASA mengungkap jika ada sebuah benda luar angkasa berbahaya mengancam Bumi, mereka akan mengirim pesawat luar angkasa untuk terbang cukup lama di samping benda itu. Tujuannya untuk mengalihkan lintasan menggunakan tarikan gravitasi pesawat luar angkasa.
Langkah lain pun juga ada, yaitu meluncurkan bahan peledak nuklir untuk menghancurkan asteroid. NASA mengungkap jika tabrakan asteroid dengan peledak nuklir harus dilakukan jauh dari Bumi agar pecahan-pecahan asteroid tidak menghujani Bumi.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)