Negara Ini Beli Minyak ke Iran Dibayar dengan Teh
Sri Lanka Membeli Minyak ke Iran Dibayar dengan Teh
Pengiriman teh adalah bagian dari pembayaran sebagian utang minyaknya sebesar USD 251 juta.
- Merasa Malu dan Bersalah atas Sikap Negaranya di Gaza, Perwira Intelijen AS Mengundurkan Diri
- Ilmuwan Tercengang Saat Temukan Peristiwa Sangat Langka, Hanya Terjadi Sekali dalam 1 Miliar Tahun
- Gambar 'Tengkorak Raksasa' Bikin Gempar Sri Lanka, Ternyata Begini Ceritanya
- Nikah Diam-Diam dengan Wanita Amerika, Anak Raja Thailand Terancam Batal Jadi Putra Mahkota
Negara Ini Beli Minyak ke Iran Dibayar dengan Teh
Sri Lanka kemarin mengumumkan telah membayar utang pembelian minyak ke Iran sebesar USD 20 juta dolar dengan mengekspor teh.
Pengiriman teh adalah bagian dari pembayaran sebagian utang minyaknya sebesar USD 251 juta.
Kantor Perdana Menteri Sri Lanka, Dinesh Gunawardena mengumumkan kesepakatan pembayaran telah tercapai setelah negosiasi dengan Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian.
"Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian, menyatakan 'kepuasannya' terhadap kesepakatan ini," kata Gunawardena, seperti dilansir laman Middle East Monitor pekan lalu.
"Sejauh ini, teh senilai USD 20 juta telah diekspor ke Iran berdasarkan perjanjian perdagangan barter," kata kantor perdana menteri.
Kesepakatan ini, yang melibatkan pertukaran teh dengan minyak, telah disetujui kedua negara pada Desember 2021. Namun, ekspor teh tertunda karena adanya krisis ekonomi yang melanda Sri Lanka dan menyebabkan mundurnya Presiden Gotabaya Rajapaksa pada Juli 2022.
Kerjasama antara Iran dan Sri Lanka membawa manfaat bagi kedua negara, meskipun pembayaran minyak Iran dilakukan dengan menggunakan teh.
Hal ini memungkinkan Iran untuk menghindari sanksi penggunaan mata uang yang diberlakukan oleh negara-negara Barat dalam pembayaran impor teh yang populer dari Sri Lanka.
Perjanjian barter ini memungkinkan Iran, yang saat itu sedang di bawah sanksi Barat, untuk menghindari penggunaan mata uang asing dalam pembayaran impor teh.
Para pejabat Sri Lanka telah mengklaim sebelumnya bahwa perdagangan teh dengan Iran tidak melanggar sanksi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat terhadap Iran.
Ini karena teh dianggap sebagai bahan makanan dan tidak memerlukan transaksi melalui bank-bank Iran yang terdaftar dalam daftar hitam.
Sri Lanka sebelumnya gagal membayar utang luar negerinya sebesar USD 46 miliar dolar AS pada April 2022, dan akhirnya menerima dana talangan sebesar 2,9 miliar dolar AS dari Dana Moneter Internasional (IMF) pada awal tahun itu.