Pasangan Lansia di Malaysia Tewas Usai Makan Ikan Buntal Goreng
Suami istri Ng Chuan Sing dan Lim Siew Guan, keduanya berusia 80-an tahun, membeli dua ekor ikan buntal dari penjual online pada 25 Maret.
Pasangan lansia di Malaysia tewas setelah menyantap ikan buntal yang beracun.
Suami istri Ng Chuan Sing dan Lim Siew Guan, keduanya berusia 80-an tahun, membeli dua ekor ikan buntal dari penjual online pada 25 Maret. Hal ini disampaikan otoritas di negara bagian Johor, dikutip dari CNN, Selasa (11/4).
-
Siapa Nurul Hikmah? Pada Rabu (24/7) lalu, sebanyak 991 mahasiswa program pascasarjana UGM menjalani upacara wisuda. Di antara mereka ada Nurul Hikmah (25). Dia berhasil lulus dari Program Studi Magister Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi UGM, dengan IPK sempurna 4.00.
-
Kenapa Tahu Siksa dinamai begitu? Iman mengatakan, nama tahu siksa sebenarnya berasal dari proses membuatnya sebelum disajikan.Tahu kuning awalnya dipanggang di atas wajan atau nampan besi yang diberi minyak goreng sedikit. Katanya, memanggang tahu dengan cara tersebut mirip seperti penyiksaan.
-
Kenapa singkatan penting? Secara umum, telah disebutkan bahwa singkatan berguna untuk efisiensi, yaitu mempermudah dan mempercepat komunikasi tertulis maupun lisan.
-
Bagaimana para ilmuwan meneliti lukisan gua tersebut? Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh arkeolog Indonesia Adhi Augus Oktaviana menggunakan teknik yang disebut pencitraan seri U ablasi laser, yang menurut mereka dalam penelitian tersebut adalah “aplikasi baru dari pendekatan ini”.
-
Apa yang bisa dipilih mahasiswi untuk menunjang penampilan mereka saat kuliah? Dalam kegiatan sehari-hari penampilan menjadi hal yang penting, termasuk saat kuliah. Simak artikel berikut biar lebih stylish! Kegiatan kuliah yang beragam mengharuskan penggunaan kemeja yang nyaman dan praktis.
-
Mengapa kesadaran diri penting? Dalam dunia yang semakin kompleks ini, memiliki tingkat kesadaran diri yang tinggi menjadi landasan penting untuk mencapai pertumbuhan pribadi, hubungan yang sehat, dan keberhasilan dalam berbagai bidang kehidupan.
Pada hari yang sama, Lim menggoreng ikan tersebut untuk makan siang. Setelahnya, dia sesak napas dan menggigil.
Satu jam setelah makan siang, suami Lim, Ng Chuan Sing juga merasakan gejala yang sama, jelas pemerintah Johor.
Pasangan tersebut kemudian dilarikan ke rumah sakit dan dirawat di ICU. Lim dinyatakan meninggal pada pukul 19.00 waktu setempat pada 25 Maret.
Sementara Ng koma selama delapan hari tapi kondisinya memburuk dan meninggal pada Sabtu lalu. Demikian disampaikan putri pasangan lansia tersebut, Ng Ai Lee.
Ng Ai Lee meminta pertanggungjawaban atas kematian orang tuanya dan diberlakukannya undang-undang yang lebih ketat di Malaysia, di mana sedikitnya 30 spesies ikan buntal umum ditemukan di perairan di negara tersebut.
"Mereka yang bertanggung jawab atas kematian mereka harus dimintai pertanggungjawaban berdasarkan undang-undang dan saya berharap pihak berwenang akan mempercepat penyelidikan," jelas Ng Ai Lee.
"Saya juga berharap pemerintah Malaysia akan meningkatkan penegakan dan membantu meningkatkan kesadaran publik bahwa ikan buntal itu beracun untuk mencegah insiden tersebut terjadi lagi."
Undang-undang Malaysia melarang penjualan makanan beracun dan berbahaya seperti daging ikan buntal, orang yang melanggar bisa dikenakan denda sebesar 10.000 ringgit Malaysia atau sekitar Rp33,7 juta atau penjara sampai dua tahun.
Kendati beracun, ikan buntal banyak dijual di pasar-pasar di Malaysia karena bentuknya yang eksotis dinilai menjadi daya tarik bagi pembeli, menurut ahli biologi kelautan Universitas Sains Malaysia, Aileen Tan.
"Ketika ikan buntal dibersihkan dan dijual setelah dipotong-potong, hampir mustahil masyarakat mengenali jenis ikan yang mereka beli," jelasnya.
Menurut pakar kesehatan, organ ikan buntal seperti kulit, darah, dan tulangnya mengandung zat beracun konsentrasi tinggi seperti tetrodotoxin. Mengonsumsi ikan ini dengan cepat menyebabkan pusing dan rasa perih di mulut yang kemudian disusul sesak napas dan kematian.
(mdk/pan)