Peneliti Temukan Daun Emas dan Grafiti di Kuil Mesir Kuno, Dulunya Jadi Bangunan Pusat Pendidikan
Sewaktu menggelar proses pemugaran sebuah kuil kuno di Mesir, peneliti menemukan jejak daun emas dan grafiti di dinding kuil itu.
Tim peneliti yang tengah melakukan proses pemugaran di kuil kuno Mesir, Edfu menemukan daun emas dan sisa-sisa lukisan berwarna serta grafiti kuno yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Lokasi kuil yang terletak di tepi barat Sungai Nil ini dianggap sebagai tempat suci Mesir kuno yang paling terawat.
-
Siapa yang menemukan makam-makam kuno di Mesir? Sebuah misi arkeologis Mesir-Italia menemukan 33 makam saat bekerja di dekat Mausoleum Aga Khan di sebelah barat Aswan, sebagaimana diumumkan oleh Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir pada hari Minggu.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Apa yang ditemukan di dalam peti mati tembaga Mesir Kuno itu? Dalam peti tersebut, ditemukan banyak jeroan dengan kondisi buruk serta mumi kadal yang dibungkus linen.
-
Apa yang ditemukan petani di Mesir? Seorang petani di Ismailia, Mesir menemukan sebuah prasasti batu kuno berusia 2.600 tahun yang didirikan oleh Firaun Apries, yang memerintah Mesir dari tahun 589 hingga 570 SM.
-
Dimana patung Mesir kuno itu ditemukan? Sebuah mahakarya Mesir kuno berusia 4.000 tahun ditemukan tidak sengaja oleh anak sekolah yang sedang membantu tukang kebun menggali kentang sebagai bagian dari hukumannya di sekolah pada tahun 1952 di Five, Skotlandia.
-
Apa bentuk khas Kue Petulo Kembang? Kue petulo kembang ini terbilang unik karena bentuknya seperti mi gulung yang memiliki beragam warna.
Kuil yang dipersembahkan untuk Dewa Langit Horus ini dibuat dan dihias selama 180 tahun antara 237-57 SM saat Mesir dikuasai keluarga kerajaan Helenistik yang dikenal sebagai Dinasti Ptolemeus, yang berasal dari Kerajaan Makedonia kuno.
Dilansir Newsweek, kuil kuno menakjubkan itu memiliki panjang 137 meter, lebar sekitar 76 meter, dan tinggi sekitar 35 meter.
Permukaannya sepenuhnya ditutupi dengan prasasti hieroglif dan relief bergambar, yang menampilkan banyak teks keagamaan dan adegan ritual. Pada zaman dahulu, kuil ini terletak di pusat ibu kota daerah, yang sebanding dengan katedral abad pertengahan, tetapi juga berfungsi sebagai pusat pembelajaran dan pendidikan tinggi.
"Saat ini, pentingnya kuil ini adalah karena hampir sepenuhnya terawat," kata Martin Stadler, ketua Egyptology di Universitas Würzburg yang memimpin proyek penelitian Horus Beḥedety di kuil tersebut kepada Newsweek.
"Kuil Horus di Edfu dianggap sebagai ikon dari kuil khas Mesir dan bagian dari setiap tur wisata di Mesir."
- Pidato Perang Terhebat Sepanjang Masa dari Raja Kuno Ini Jadi Materi Pendidikan di Sekolah Militer AS
- Pemilu 2024 Dinilai Berjalan Kondusif, Tak Sepanas 2019
- Mayjen Kunto Syok Lihat Sekolah Tak Layak Berdinding Bilik Bambu Berlantai Tanah, Langsung Diam dan Merenung, Ending-nya Bantu Rp100 Juta
- Penampakan Rumah Berumur 206 Tahun di Rembang, Sudut-Sudut Ruangannya Bikin Penasaran
Jejak daun emas
Stadler dan rekan-rekannya bekerja sama dengan para tim pemugaran Mesir dari Kementerian Pariwisata dan Purbakala.
Upaya pemugaran ini melibatkan pembersihan relief yang tertutup debu, kotoran burung, dan kotoran lain yang terkumpul sejak penggalian kuil itu pada 1860.
Pekerjaan ini memungkinkan para peneliti untuk mendokumentasikan jejak daun emas, sisa-sisa lukisan berwarna-warni, dan grafiti di bagian-bagian tertentu kuil.
"Warna Kuil Horus di Edfu tidak pernah menjadi subjek studi Egiptologi dan sebagian besar masih belum diketahui hingga saat ini. Oleh karena itu, kita kehilangan aspek penting dari kuil yang diperlukan untuk memahaminya sepenuhnya," kata Stadler.
Peneliti mengatakan sistem kompleks prasasti dan relief bergambar yang menutupi dinding bangunan saling terkait untuk menjadikan kuil itu seperti apa adanya: "citra kosmos" menurut cita-cita Mesir.
Penelitian selama dua dasawarsa terakhir memberikan gambaran berbeda tentang citra tradisional zaman kuno—yang dicirikan oleh patung dan kuil berwarna putih bersih—yang menyingkapkan sifat beraneka warna dari banyak patung dan bangunan kuno.
"Penemuan kembali kuil-kuil beraneka warna di Mesir akan merevolusi kesan tempat-tempat suci, yang saat ini sebagian besar tampak sebagai monolit berwarna krem kecokelatan yang hampir tidak menonjol dengan latar belakang lanskap gurun," kata Stadler.