Penelitian: Makan Kentang Goreng Bisa Picu Depresi
Kentang goreng salah satu makanan yang memiliki banyak penggemar. Namun mengonsumsi makanan ini harus berhati-hati karena bisa berdampak negatif terhadap kesehatan mental.
Kentang goreng salah satu makanan yang memiliki banyak penggemar. Namun mengonsumsi makanan ini harus berhati-hati karena bisa berdampak negatif terhadap kesehatan mental.
Tim peneliti di Hangzhou, China menemukan, sering mengonsumsi makanan yang digoreng, khususnya kentang goreng, 12 persen lebih tinggi berisiko terkena gangguan kecemasan dan 7 persen lebih tinggi berisiko depresi daripada orang-orang yang tidak mengonsumsi makanan ini.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Bagaimana Sains menjelaskan pengalaman di Surga? Dikutip dari NewsWeek, Selasa, (22/8), memberikan hipotesis bahwa surga bukanlah suatu tempat yang benar-benar ada atau nyata, melainkan proses atau bahkan peristiwa supranatural yang terjadi pada otak manusia ketika sudah meninggal atau ketika tidak bekerja.
-
Mengapa penemuan ini penting bagi ilmu pengetahuan? Penemuan terbaru dari seekor ikan siput yang berenang di kedalaman 8.336 meter ini tertangkap kamera “sangat dekat” dengan kedalaman maksimum di mana ikan apa pun dapat bertahan hidup. Hal ini memberikan wawasan yang berharga tentang kemampuan beradaptasi makhluk yang menakjubkan ini dan kemampuan mereka untuk berkembang dalam kondisi ekstrem.
-
Apa yang dipelajari dalam ilmu biologi? Biologi adalah studi tentang organisme hidup dan bagaimana mereka menjalani proses kehidupan.
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
Keterkaitan itu lebih menonjol di kalangan pria muda dan konsumen yang lebih muda.
Penelitian ini mengevaluasi 140.728 orang selama 11,3 tahun. Setelah mengecualikan peserta yang didiagnosis dengan depresi dalam dua tahun pertama, total 8.294 kasus kecemasan dan 12.735 kasus depresi ditemukan pada mereka yang mengonsumsi gorengan, sedangkan kentang goreng secara khusus ditemukan 2 persen dapat meningkatkan risiko depresi.
Penelitian ini juga menemukan peserta yang mengonsumsi lebih dari satu makanan yang digoreng secara rutin lebih cenderung kalangan pria muda.
Menurut para peneliti, akrilamida, zat kimia yang terbentuk selama proses menggoreng, khususnya pada kentang goreng, menjadi penyebab meningkatnya risiko kecemasan dan depresi.
Profesor epidemiologi dan nutrisi Fakultan Kesehatan Masyarakat T.H Chan Harvard, Dr. Walter Willet mengatakan hasil penelitian ini harus dianggap sebagai pendahuluan, khususnya keterkaitan gorengan dan akrilamida.
"Efek kesehatan gorengan akan sangat bergantung pada makanan apa yang digoreng dan jenis lemak apa yang digunakan untuk menggoreng," jelasnya, dikutip dari CNN, Selasa (25/4).
"Kentang mengkhawatirkan kemungkinan efek suasana hati karena dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang besar dan kemudian respons hormonal terhadap lonjakan ini. Namun, lonjakan ini sebagian ditumpulkan oleh lemak, yang akan disediakan oleh lemak dari penggorengan."
Willet juga menekankan, akrilamida tidak hanya diproduksi saat menggoreng. Ada juga pada kopi karena proses pemanggangan biji kopi dan ditemukan di roti bakar.
Peneliti Universitas Zhejiang Yu Zhang, penulis studi tersebut, mengatakan kepada CNN "tidak perlu panik tentang efek buruk dari makanan yang digoreng."
Tetapi, lanjutnya, menjaga gaya hidup sehat dan mengurangi konsumsi gorengan dapat membantu kesehatan mental selain kesehatan secara keseluruhan.
(mdk/pan)